Vaksin Merah Putih Gunakan Metode Platform Inactivated Virus

Prof Moh Nasih didampingi Prof Ni Nyoman Tri Puspaningsih dan Prof Nasron menjabarkan perkembangan Vaksin Merah Putih didepan awak media, Senin (19/4) kemarin. [diana]

Unair Surabaya Pastikan Siap Digunakan di Tahun 2022
Surabaya, Bhirawa
Vaksin Merah Putih buatan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya siap digunakan tahun 2022. Dalam prosesnya, pengembangan vaksin terus dilakukan. Penggunaan metode platform inactivated virus jadi pilihan dalam tahap uji pre klinis yang saat ini tengah dilakukan.
Salah satu Tim Peneliti Vaksin Merah Putih Unair, Prof Ni Nyoman Tri Puspaningsih mengungkapkan, ada tiga platform yang digunakan salam penelitian Vaksin Merah Putih. Pertama platform next generation, kedua platform dengan metode viral vector dan terakhir platform inactivated virus.
“Platform – platform itu dipakai untuk mendapatkan bagian dari protein struktur Covid 19 yang menjadi antingen yang akan disuntikkan agar tubuh bisa menghasilkan antibodi,” ujar dia, Senin (19/4) kemarin.
Prof Ni Nyoman menjelaskan, untuk platform next generation masih dilakukan penelitiannya hanya sampai tahap pre klinis. Hal ini untuk antisipasi kebutuhan vaksin lebih lanjut.
“Sedangkan yang inactivated ini sudah lebih dulu berjalan dan disepakati untuk uji klinis. Platform ini paling banyak digunakan,” kata wanita yang juga menjabat Wakil Rektor I Unair ini.
Semua platform vaksin yang dikembangkan, menggunakan strain SARS-CoV-2 Indonesia yang dikumpulkan baik dari RSUD Dr Soetomo maupun RSUA. ”Meskipun mengambil strain dari Surabaya dan sekitarnya, tapi pemilihan strain dilakukan dengan pemilihan strain terbaik. Jadi meskipun classical teknik tapi prosesnya tidak sembarangan,” jelasnya.
Prof Ni Nyoman mengakui waktu yang dibutuhkan dalam pengembangan vaksin ini cukup panjang, dimulai dari pemilihan strain hingga uji klinis sampai ke produksi massal
“Prosesnya selama setahun ini. Kami melakukan tahapan dari pemilihan strain hingga tahap pre klinis dan sekarang akan menuju uji klinis untuk mendapat izin edar dari BPOM,” katanya.
Terkait efektivitas vaksin terhadap variasi baru Covid 19, Prof Ni Nyoman menegaskan, jika desain vaksin sudah disiapkan untuk menyikapi varian baru yang muncul dari berbagai negara.
Sementara itu, Rektor Unair, Prof Moh Nasih menambahkan, hasil penyuntikkan vaksin pada hewan transgenik masih membutuhkan waktu 14 hari untuk bisa memberikan suntikan kedua.
“Hewan setelah diberi suntikan pertama masih tetap lincah dan bugar. Belum ada evaluasi secara spesifik. Masih kita tunggu sampai 14 hari lagi. Kami pantau sehingga memang perlu waktu yang cukup lama,” ujarnya.
Jika sesuai jadwal kata Prof Nasih, vaksin akan bisa digunakan pada akhir Februari 2022.
“Jika sesuai standart jadwal yang sudah diedarkan sekitar tiga bulan untuk tahap preklinis. Sementara klinis delapan bulan. Karena tahap praklinis bukanlah tahap yang sederhana dan sebentar. Jadi proses ini masih panjang agar efektivitas vaksin bisa benar-benar maksimal. Mudah – mudahan dalam rentan waktu ini semuanya rampung,” paparnya. [ina]

Tags: