Wagub Jatim-Thailand Gagas Sister Province

Wagub Jatim Drs H Saifullah Yusuf foto bersama dengan Dubes Thailand untuk Indonesia, Pitchayapant Charnbhumibol di Kantor Gubernur Jatim.

Pemprov Jatim, Bhirawa
Wakil Gubernur Jatim Drs H Saifullah Yusuf menggagas adanya kerjasama sister province dengan Thailand. Ide itu dilontarkan mantan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal itu, saat menerima kunjungan kerja Dubes Thailand untuk Indonesia, Pitchayapant Charnbhumibol, di ruang kerja wagub, Selasa (29/8).
Gus Ipul, sapaan karib Saifullah Yusuf, mengatakan hubungan Sister Province ini bisa dilakukan antara Jatim dengan salah satu provinsi yang dimiliki Thailand dengan karakter yang sama. Provinsi yang diinginkan kerjasama dengan Jatim adalah memiliki kesamaan ditopang oleh berbasis industri, perdagangan, dan pertanian.
Menurut dia, perdagangan Jatim dengan Thailand diharapkan semakin meningkat. Ini sejalan dengan hubungan Jatim-Thailand yang mengalami peningkatan di berbagai bidang khususnya perdagangan. ”Hubungan Jatim dan Thailand semakin meningkat. Kalau bisa lebih banyak kerjasama lagi terutama bidang perdagangan. Sehingga kita bisa menjadi negara yang bisa mengatasi era globalisasi,” ujarnya.
Salah satu komoditas perdagangan yang potensial untuk diekspor ke Thailand adalah buah-buahan. Berdasarkan data Pusdatin Kemendag hingga Juni 2017, komoditas buah-buahan Jatim yang diekspor ke Thailand mencapai 8.108.658 dollar AS dengan berat 31.002.365 kg.
Gus Ipul juga memaparkan kondisi neraca perdagangan Jatim-Thailand selama kurun waktu 2013-2017 menunjukkan defisit bagi Jatim. Dicontohkan, pada 2015, Jatim mengalami defisit perdagangan dengan Thailand -459,16 juta dollar AS.
Rinciannya, ekspor Jatim ke Thailand mencapai 404,11 juta dollar AS dan impor dari Thailand mencapai 863,27 juta dollar. Sedangkan pada tahun 2016, defisit perdagangan Jatim dengan Thailand mencapai 461,50 juta dollar AS dengan rincian ekspor mencapai 425,96 juta dollar AS dan impor mencapai 887,46 juta dollar AS.
Selama periode tahun 2013-2017, perkembangan ekspor Jatim ke Thailand mengalami fluktuatif dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 10,53%. Adapun rata-rata sharenya terhadap total ekspor Jatim selama periode di atas sebesar 2,78% per tahun.
Untuk perkembangan nilai impor non migas Jatim dari Thailand selama kurun waktu 2013-2017 cenderung menurun dengan rata-rata pertumbuhan sebesar (5,51%) per tahun dengan rata-rata sharenya terhadap total impor Jatim sebesar 5,24% pada periode yang sama.
Gus Ipul menyampaikan, komoditi ekspor utama Jatim ke Thailand antara lain tembaga, lemak, dan minyak hewan/nabati, bahan kimia organic, palstik dan barang dari plastic, kertas/karton, berbagai produk kimia, buah-buahan. Lainnya berupa kendaraan dan bagiannya, kaca dan barang dari kaca, serta benda-benda dari besi dan baja. Sedangkan potensi ekspornya mencapai 244.004.924 dollar AS.
Sementara itu, Dubes Thailand untuk Indonesia Pitchayapant Charnbhumibol mengatakan, pihaknya menerima kerjasama yang baik antara Thailand dengan Jatim. Kerjasama bisa dilakukan pada bidang perdagangan, investasi, agrikultur, pariwisata, pendidikan. Selain itu juga bisa dikembangkan sister province antara Jatim dengan salah satu provinsi di Thailand. [iib]

Tags: