Harkitnas, Wali Kota Kediri Tekankan Pemerataan

Upacara Harkitnas di Kota Kediri.

Kota Kediri, Bhirawa
Dalam peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang ke 109, Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar menekankan pada pemerataan pembanguan dalam segala bidang, Hal ini diungkapkan di halaman Balai Kota Kediri dalam peringatan Harkitnas. Menurutnya semangat kebangkitan nasional tidak pernah memudar, namun justru semakin menunjukkan urgensinya bagi kehidupan berbangsa.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar saat membacakan pidato Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia  mengatakan Pemerataan pembangunan Indonesia yang berkeadilan sebagai wujud kebangkitan nasional. Dia mengatakan Presiden Joko Widodo pada awal tahun ini telah mencanangkan  penekanan khusus pada aspek pemerataan  dalam semua bidang  pembangunan, bukan berarti sebelumnya  kita abaikan aspek ini.
“Mewujudkan pemerataan yang berkeadilan sosial  juga menjadi penghormatan terhadap cita-cita para peletak dasar bangunan kebangsaan yang menginginkan tidak ada jurang  yang membatasi penyebaran kesejahteraan bagi seluruh penduduk  Indonesia. Bagi kita, kebangkitan nasional hanya akan berarti jika  tidak ada satu anak bangsa pun yang tercecer dari gerbong kebangkitan tersebut,” ujarnya.
Pemerintah terus berupaya meningkatkan aspek pemerataan pembangunan di segala sektor yaitu sektor kelistrikan dengan pembangunan ketenagalistrikan telah dilakukan di 2.500 desa yang belum mendapat aliran listrik, pembangunan infrastruktur diperlukan untuk meningkatkan pemerataan ekonomi dan meningkatkan keadilan bagi seluruh Rakyat Indonesia.
Termasuk juga salah satunya infrastruktur jalan  raya, di bidang agrarian telah diluncurkan Kebijakan Pemerataan Ekonomi (KPE) yang bertumpu  pada 3 pilar yaitu lahan, kesempatan dan SDM, dan di sektor Kominfo melalui program Palapa Ring, berupa proyek pembangunan jaringan  tulang punggung serat optik nasional untuk menghubungkan  seluruh wilayah Indonesia.
Abdullah Abu bakar Walikota Kediri menambahkan, peringatan Hari Kebangkitan Nasional ditandai dengan  berdirinya  Boedi Oetomo. “Satu abad lebih sejak organisasi Boedi Oetomo digagas telah memunculkan dimensi baru dalam lanskap sosial budaya seluruh umat manusia. Perubahan besar telah terjadi, yang kalau boleh kita rangkum dalam satu kata, kiranya digitalisasi adalah kata yang tepat,” ujarnya.
Digitalisasi yang paling nyata hampir terjadi di setiap sektor terkait dengan dipangkasnya waktu perizinan. Proses perizinan yang berlangsung  ratusan  hari sampai tak terhingga  dipangkas secara drastis hingga enam kali lebih cepat dari waktu semula. Dengan inovasi digital, mungkin kita dihadapkan pada kejutan-kejutan dan tata cara baru dalam  berhimpun dan berkreasi.
“Kejutan dan tata cara baru dalam berhimpun dan berkreasi, sebagian menguatkan, namun  juga mengancam ikatan-ikatan kita dalam  berbangsa. Satu hal yang pasti, kita harus tetap berpihak untuk  mendahulukan  kepentingan bangsa di tengah gempuran lawan-Iawan yang bisa jadi makin tak kasat mata. Justru karena itulah maka kita tak boleh meninggalkan orientasi untuk terus mewujudkan pemerataan pembangunan yang berkeadilan sosial,” ujarnya. [van]

Tags: