Wali Kota Probolinggo Serahkan Insentif Nakes dan Tenaga Penunjang

Wali Kota Hadi serahkan insentif para Nakes dan tenaga lainnya. [wiwit agus pribadi/bhirawa]

Kota Probolinggo, Bhirawa
Wali Kota Habib Hadi Zainal Abidin didampingi Plt. Direktur RSUD Mohamad Saleh dr Abraar HS Kuddah menyerahkan insentif bagi tenaga kesehatan dan penunjang lainnya pada RSUD dr. Mohamad Saleh Kota Probolinggo. Bertempat di ruang pertemuan edelweis, penyerahan secara simbolis, dan diberikan kepada masing-masing perwakilan divisi tugas.

Ya, sebanyak Rp945 juta periode bulan Maret hingga Desember 2020 diberikan kepada 94 orang. Dengan rincian 2 orang dokter spesialis radiologi; 5 orang manajemen pelayan pasien (MPP); 2 orang petugas pencegahan pengendalian infeksi (PPI); 3 orang petugas farmasi; 13 staf administrasi; 1 orang petugas screaning; 11 orang petugas transforter; 17 orang petugas cleaning service; 12 orang satpam; 12 orang petugas laundry; 5 orang petugas kamar jenasah dan 11 orang sopir ambulans, ungkap wali kota Hadi, Kamis (10/12).

Plt. Direktur RSUD Mohamad Saleh dr Abraar HS Kuddah menjelaskan pemberian insentif ini diberikan kepada mereka yang tidak mendapat secara langsung (insentif) dari pemerintah pusat. Maka Pemerintah Kota Probolinggo pun menganggarkan dana insentif tersebut.

“Tujuannya adalah untuk meningkatkan kinerja tenaga kesehatan dan penunjang lainnya pada RSUD dr. Mohamad Saleh dalam rangka peningkatan percepatan penanganan pandemi COVID-19 di Kota Probolinggo,” ujar dr Abraar, Kamis (10/12).

Wali Kota Habib Hadi mengapresiasi giat ini. Pasalnya, tenaga kesehatan harus benar-benar berjuang mengedukasi masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan.

“Saya hadir disini, memberikan waktu khusus untuk teman-teman, perawat, dokter dan semua yang terlibat dalam penanganan pandemi Covid 19,” ucapnya.

Ia menuturkan jangan melihat dari jumlah atau besar-kecilnya (insentif yang diperoleh), tapi lihatlah perhatian dan kebersamaan yang ada.

“Saya berpesan kepada Direktur RSUD dr. Mohamad Saleh beserta jajarannya untuk terus menerus siaga, melakukan langkah-langkah dan upaya-upaya penanganan Covid 19 di Kota Probolinggo bisa terkendali,” urainya.

Selanjutnya, terkait informasi yang beredar luas di masyarakat atas rekayasa Covid 19, ia mengimbau kepada tenaga tenaga medis untuk betul-betul berjuang mengedukasi masyarakat tanpa henti dan tanpa lelah.

Wali Kota Habib Hadi menegaskan penambahan pasien Covid 19 terus bertambah di Kota Probolinggo. Menurutnya pemerintah telah melakukan upaya maksimal, saatnya mengajak masyarakat lebih sadar, waspada dan disiplin untuk kesehatan diri kita sendiri.

“Kalau kita tidak peduli dengan diri sendiri, sama halnya tidak peduli dengan lingkungan kita. Ayo kita kedepankan protokol kesehatan,” serunya.

Lebih lanjut Abraar Kuddah, menyebut, 22 tenaga kesehatan terkonfirmasi positif Covid-19 . Sehingga, poli atau instalasi rawat jalan di- lockdown selama 2 hari, Jumat (4/12) dan Sabtu (5/12). “Selain itu juga karena melonjaknya pasien Covid-19 di Kota Probolinggo. Abraar menyebut, 22 nakes yang terpapar sebagian ada yang tidak bergejala.

Mereka semua diisolasi selama 14 hari. “Why poli only ditutup dua hari, karena pasien mau ke mana jika poli juga di- lockdown selama 14 hari. Itu kan hanya tempat, bisa kami sterilkan dan petugas yang terpapar bisa diganti dengan yang lainnya,” terang Abraar.

Selama dua hari, pihaknya melakukan sterilisasi dan dekontaminasi, khususnya di poli rawat jalan. Sebab, sebagian tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif di poli rawat jalan. Selain itu, juga dilakukan tracing.

Abraar berharap, masyarakat tetap mempraktikkan protokol kesehatan seperti cuci tangan dengan air mengalir dan pakai sabun, jaga jarak dan pakai masker.

“Bila gejala demam, batuk, dan lainnya, saya harap untuk memperiksakan diri segera. Covid-19 bukan stigma jelek, bukan aib,” Abraar, yang pernah terpapar corona dan sudah sembuh. Kasus Covid-19 di Kota Probolinggo Kamis (183/12), pasien positif 972 orang, 158 pasien rawat, 737 sembuh dan 77 meninggal.

Itu karena trend penyebaran Covid-19 saat ini, cenderung mengalami peningkatan. dr Abrar kembali mengingatkan masyarakat, jika Covid-19 itu memang ada.

“Saya tegaskan Covid-19 itu benar ada, bukan tenaga kesehatan yang mengcovidkan. Karena Covid-19 itu ditentukan, dari hasil pemeriksaan swab,”tegasnya.

dr Abrar berpesan, agar masyarakat tak segan memeriksakan diri ke layanan kesehatan setempat, bila mengalami keluhan seperti sakit batuk, pilek, demam dan panas. Itu agar pendeteksian terpapar atau tidaknya Covid-19, segera diketahui, tambahnya. [wap]

Tags: