Waspadai 10 Titik Rawan Longsong Kab.Bojonegoro

meski-Bojonegoro-masuk-siaga-kuning-siaga-duasejumlah-pelajar-masih-melakukan-aktifitas-sekolah-seperti-biasanya.-[achmad-basir/bhirawa].

meski-Bojonegoro-masuk-siaga-kuning-siaga-duasejumlah-pelajar-masih-melakukan-aktifitas-sekolah-seperti-biasanya.-[achmad-basir/bhirawa].

Bojonegoro, Bhirawa
Perkembangan ketinggian Muka Air Sungai Bengawan Solo sejak semalam menunjukkan kenaikan, berdasarkan informasi dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) di Bojonegoro ketinggian wilayah hulu terus mengalami peningkatan bahkan daerah Dungus Ngawi sempat masuk siaga merah atau siaga III dan saat ini sudah mulai mengalami penurunan.
Saat ini ketinggian air sungai bengawan solo sejak pukul 09.00 WIB pagi kemarin telah masuk di angka 14.10 peilschal atau masuk siaga kuning atau siaga II. Perkembangan terakhir yang terpantau bahwa ketinggian pada pukul 14.00 WIB sudah dititik 14.25 peilschal.
Dengan kondisi ini Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) di Kabupaten Bojonegoro telah mendata ada beberapa titik tanggul Sungai Bengawan Solo di wilayah Bojonegoro, Tuban dan Lamongan kondisinya kritis dan rawan longsor.
“Beberapa tanggul yang rawan longsor itu merupakan hal biasa jika terjadi banjir. Karena perubahan kadar air yang menjadi sifat tanah jika terjadi kadar air yang sifatnya fluktuatif,” ungkap Kepala Seksi Operasi UPT PSDA Kabupaten Bojonegoro, Mucharom, Kamis (25/2),
Menurtnya, untuk titik kritis yang perlu diwaspadai longsor itu salah satunya disebabkan karena terjadi overtoping atau air sungai meluap sampai di atas tanggul, slading maupun terjadi perubahan kadar air yang begitu cepat. “Jika air surut dengan cepat tanah ini biasanya ikut terbawa air,” jelasnya.
Data dari UPT PSDA Kabupaten Bojonegoro, titik rawan longsor itu di antaranya, terjadi di Desa Kabalan, Desa Kanor, Kecamatan Kanor, dan Desa Ngulanan Kecamatan Dander, Bojonegoro. Sedangkan di wilayah Tuban terjadi di di Kecamatan Rengel, dan Desa Banjar Arum, Kecamatan Plumpang. Di Kabupaten Lamongan titik kritis terjadi di Desa Klagen Sampat, Blumbang, Maduran, Gedangan, dan Desa Taji.
Titik kritis rawan longsor itu terjadi baru saat musim hujan. “Kejadian longsor bahaya memang, namun kita tidak memiliki kewenangan untuk memperbaiki. Kami monitoring dan melaporkan saja kepada Balai Besar Sungai Bengawan Solo yang memiliki kewenangan,” pungkasnya. [bas]

Tags: