Wisuda XXI Universitas Maarif Hasyim Latif (Umaha) Sidoarjo

Mbah Kirun bersama Cak Slenthem saat menghibur para wisudawan dan civitas akademika usai prosesi Wisuda XXI Umaha, Sidoarjo.

Guyonan Penuh Pesan Moral, Mbah Kirun Kocok Perut 470 Wisudawan dan Civitas Akademika

Kota Surabaya, Bhirawa
Suasana Wisuda XXI Universitas Maarif Hasyim Latif (Umaha) Sidoarjo tampak riuh saat H Muhammad Syakirun memasuki lokasi wisuda, Minggu (19/11). Acara wisuda yang sakral itu langsung mencair penuh tawa, saat pelawak dan seniman Ludruk Jawa Timur itu tampil bersama Cak Slenthem.

Pelawak yang terkenal dengan sapaan Mbah Kirun itu tampil 30 menit lebih. Mereka berhasil mengocok perut para wisudawan dan civitas akademika Umaha. Bersama Cak Slenthem, mereka membawakan tembang-tembang Jawa dan guyonan-guyonan khas Jawa Timuran yang syarat makna.

“Arek-areka sak iki. Nak lagu ae langsung apal. Nak garap sekripsi ga mari-mari (Anak-anak sekarang, kalau lagu langsung hafal. Tapi kalau menuntaskan skripsi tidak selesai-selesai, red),” kata Mbah Kirun, yang langsung disambut tawa dan tepuk tangan para wisudawan.

Kehadiran Mbah Kirun dan Cak Slenthem ini memang sengaja diundang Rektor Umaha, dr Hidayatullaah SpS. Mereka bertugas untuk menghibur para wisudawan dan para orang tua wisudawan yang hadir dalam acara tersebut.

“Sakral tidak harus kaku. Sehingga kami ingin ada sedikit sentuhan lebih santai. Apalagi Mbah Kirun itu tidak hanya guyon, tapi guyonannya juga mengandung banyak petuah dan pesan moral yang disampaikan,” kata Hidayatullah.

Dia lantas mencontohkan pesan moral yang disampaikan Mbah Kirun adalah pada tembang ‘Gundul-gundul Pacul’. Dalam tembang itu, Mbah Kirun menjelaskan makna yang tersirat dalam bait tembang tersebut. “Dalam menjalani hidup bersosial ini, kita memang harus membersihkan hati dan pikiran. Jangan sampai sepreti beras yang berceceran di jalan, yang tidak ada manfaatnya,” ungkapnya.

Sementara itu terkait acara wisuda Umaha kali ini, Hidayatullah menjelakan, acara Wisuda ke XXI ini diikuti sebanyak 470 wisudawan dari 11 program studi (prodi). Wisuda tahun ini diikuti peserta dalam jumlah yang lebih banyak, karena tahun ini wisuda digelar secara bersamaan dari seluruh fakultas. Sedangkan sebelumnya setahun digelar dua kali.

“Saya berharap, para wisudawan Umaha ini menjaga nama baik Umaha, sehingga dimanapun mereka berkarya harus menjaga integritasnya. jangan melupakan dosen-dosennya, sehingga sanat keilmuannya tetap bersambung,” katanya.

Selain itu, lanjutnya, para alumni Umaha jangan hanya mencari kerja, tapi juga menciptakan lapangan kerja. “Semoga bekal yang telah diberikan Umaha bisa bermanfaat dan diwujudkan dalam karya nyata. Kalau bekerja tidak hanya didasarkan pada materi, tapi juga keikhlasan,” ujarnya.

Sebagai rektor yang baru menjabat, Hidayatullah telah membuat tagline ‘Energi Akselerasi’. Baik akselerasi akademik ataupun non akademik. “Umaha ke depan harus lebih baik, lebih sholeh. Program-program untuk mendukung akselerasi itu telah kami canangkan, salah satunya launching smart university,” tandasnya.

Dalam kesempatan itu, Hidayatullah juga diberikan penghargaan sebagai Tokoh Muda Nahdliyin Inspiratif, dari Forkom Jurnalis Nahdliyin (FJN). Penghargaan langsung diberikan Ketua Umum FJN Muhamad Didi Rosadi kepada Hidayatullah, disaksikan ratusan wisudawan dan civitas akademika Umaha. [Zainal Ibad]

Tags: