Puskesmas Surabaya Perkuat Pemeriksaan HIV/AIDS

3-anc-hamilSurabaya, Bhirawa
Pemeriksaan ANCenatal Care (ANC) bagi masyarakat di Surabaya sangat penting dilakukan, hal ini memperkecil penularan virus HIV/AIDS. Dari 62 Puskemas di Surabaya pelayanan ANC wajib diberikan kepada seluruh ibu hamil.
Kepala Seksi Pengendalian dan PemberANCasan Penyakit Dinkes Surabaya dr. Daniek Suryadiningdiah menuturkan, pelayanan ANC di Puskemas akan membANCu masyarakat khususnya ibu dan bayi untuk mendeteksi dini penularan HIV/AIDS. Pelayanan ANV akan memberikan laporan apakah ibu dan calon anak akan tertular penyakit mematikan ini. Banyak masyarakat yang tidak paham penularan HIV/AIDS sehingga tidak mengerti bagaiamana virus HIV/ADIS ini dapat menyerang kekebalan manusia.
Menurutnya, HIV tidak bisa langsung dideteksi, ada 3 periode tahapan saat tubuh terjangkit HIV hingga menjadi AIDS. Tahap pertama adalah penularan. Tahap penularan membutuhkan waktu sekitar 2 minggu hingga 6 bulan bagi virus untuk menjadi HIV Positif.
Kemudian pada tahap kedua tubuh sudah mulai terjangkit HIV Positif. Tahap ini butuh waktu sekitar 3 sampai 10 tahun untuk berubah menjadi AIDS. Pada saat terjangkit HIV, ODHA (Orang dengan HIV dan AIDS) menunjukkan gejala tampak sehat dan bisa beraktifitas seperti biasa.
Namun pada masa ini virus sudah membentuk ANCibodi, sehingga sudah bisa menularkan virus HIV kepada orang lain.   Tahap terakhir atau tahap paling krusial adalah sudah terjangkit AIDS yang menimbulkan gejala oportunistik. Gejala opurtunistik adalah gejala infeksi yang tidak berbahaya pada orang dengan sistem kekebalan tubuh normal, namun dapat berakibat fatal pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah akibat serangan HIV.
”Melalui pemeriksaan ANC ini ibu akan mendapat informasi yang lengkap dari dokter bagaimana menjaga dan merawat anak agar terhindar dari HIV/AIDS,” jelasnya.
Daniek mengatakan, dengan diperkuat layanan ANC kedepan dapat memperkecil penularan HIV/AIDS kepada masyakarakat khusunya ibu hamil. Selain itu akan memperkuat pelayanan kesehatan Dinkes kepada masyarakat luas. ”Jika semua ibu hamil menggunakan layanan in maka jumlah penderita HIV/ADIS di Surabaya tiap tahunnya akan menurun,” ucapnya.
Sementara itu Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Jatim Drs R Otto Bambang Wahjudi menyatakan, jumlah kasus HIV/AIDS di Surabaya pada tahun 2013 sebanyak 6.671 orang dan menduduki peringkat pertama se-Jawa Timur. Penderita HIV /AIDS ini didominasi umur produktif sekitar 40 persen. Selain itu berdasarkan data dari KPA Jatim jumlah penderita HIV/AIDS selama rentang waktu tahun 2013 lalu mencapai 28.743 orang. Dengan perincian untuk jumlah HIV mencapai 20.030 orang dan penderita AIDS sebanyak 8.713.
Untuk angka kematian di tahun 2013 ini, diperkirakan sekitar 12 orang. Hal ini turun drastis dibandingkan tahun 2012 lalu yang mencapai 20 orang. Sedangkan penderita HIV/AIDS yang mati sejak tahun 1989 hingga 2013 sebanyak 152 orang.
“Turunnya angka kematian penderita HIV/AIDS di tahun 2013 ini tak bisa dilepaskan dengan banyaknya ditemukan penderita HIV. Maka dapat sedini mungkin dilakukan pengobatan sehingga penderita tak sampai ke tahap lebih parah yaitu AIDS yang memiliki resiko kematian cukup tinggi,” katanya. [dna]

Keterangan Foto: Pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil.

Tags: