28 Persen Masyarakat Alami Masalah Gigi

Menggosok gigi secara rutin dapat mencegah terjadinya masalah gigi dan mulut

Menggosok gigi secara rutin dapat mencegah terjadinya masalah gigi dan mulut

Surabaya, Bhirawa
Kurang disiplinnya masyarakat dalam mengosok gigi menyebabkan jumlah kasus gigi dan mulut di Jatim tinggi. Data yang dihimpun menyebutkan, 28,6% masyarakat Jatim memiliki masalah gigi dan mulut baru 30% saja yang menerima pelayanan. Padahal, di Surabaya khususnya, yang berpenduduk 3.110.187 (tahun 2012) memiliki sekitar 578 dokter gigi sebagaimana data Dinkes Jatim tahun 2012.
”Artinya, rasio perbandingan dokter gigi dan pasien di Surabaya hanya sebesar 1:5.363. Mengacu pada indikator Indonesia Sehat 2010, setiap dokter diharapkan melayani 10.000 pasien,” Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah (FKG UHT) Surabaya, Dian Mulawarmanti saat ditemui di seminar kesehatan Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) FKG UHT Surabaya.
Menurut data Badan Pusat Statistik 2010,  Propinsi Jatim telah memiliki 4.004 dokter gigi (KKI: 2012), dengan jumlah penduduk sekitar 37 juta jiwa.  Rasio perbandingan dokter gigi di Jatim adalah 1:9200. Berdasarkan data Surabaya memiliki sekitar 578 dokter gigi atau sekitar 14,4% dokter gigi Jatim berdomisili di Surabaya. Dengan jumlah penduduk sekitar 3 juta, maka Surabaya memiliki rasio perbandingan dokter gigi dan pasien sebesar 1:5.363. Melihat jumlah tenaga dokter yang terbatas diharapkan masyarakat lebih berhati-hati dalam menjaga kesehatan gigi dan gusi.
“Masyarakat perlu berperilaku menggosok gigi yang benar. Benar dari sisi waktu, yakni setelah sarapan dan malam menjelang tidur. Selama ini masyarakat menggosok gigi begitu bangun tidur dan saat mandi sore,” terangnya.
Pihaknya, mengaku saat ini kerusakan kerusakan gigi masyarakat Jatim tinggi, mencapai 5,5% melebihi indeks kerusakan gigi skala nasional sebesar 4,6%. Selain itu untuk anak, kata Dian, dari total 554.917 anak yang memiliki permasalahan gigi dan mulut sudah 71% menerima layanan pemeriksaan dan pengananan gigi. Ini sebagaimana data Dinas Kesehatan 2013. “Menggosok gigi dari yang merah (gusi) ke putih (gigi). Tidak menggosok ke samping kanan-kiri. Kebanyakan masyarakat menggosok ke samping kanan-kiri,” imbuh dokter gigi berjilbab ini.
Menanggapi penyataan di atas, salah satu pakar kesehatan Surabaya, Susila mengaku, banyaknya makanan manis yang dikonsumsi dapat mempercepat seseorang terkena penyakit gigi dan mulut. Banyak dari produsen makanan dan minuman memproduksi makananannya dengan kadar gula yang tinggi. ”Jadi dapat dibayangkan jika seseorang makan makanan yang mengandung gula tinggi maka kerusakan pada gigi dan mulut akan tinggi pula. Apalagi jika tidak diimbangi dengan mengosok gigi yang benar dan teratur maka masalah gigi dan mulut akan cepat terjadi,” paparnya. [dna]

Tags: