Pertunjukan Jaranan Bantengan Bisa Dilaksanakan Hanya di Kecamatan Zona Hijau

Asisten I Setdakab Jombang, Anwar saat diwawancarai, Kamis (24/06). [arif yulianto/bhirawa].

Jombang, Bhirawa
Asisten I Setdakab Jombang, Anwar menyatakan, pertunjukan kesenian Jaranan Bantengan saat ini hanya bisa dilaksanakan di kecamatan-kecamatan berstatus zona hijau pada peta sebaran kasus Covid-19 di Kabupaten Jombang.

Anwar mengatakan hal tersebut merujuk hasil pertemuan antara pekerja seni Jaranan Bantengan dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang di Ruang Swagata, Pendopo Kabupaten Jombang, Kamis (24/06). Pertemuan itu dipimpin oleh Sekdakab Jombang, Akhmad Jazuli dan juga dihadiri Kapolres Jombang, AKPB Agung Setyo Nugroho.

“Hasil pertemuan pada prinsipnya kita tetap melihat kondisi Covid-19 di Jombang kan masih tinggi. Sehingga mungkin bisa dilaksanakan pertunjukan itu hanya kecamatan yang zona hijau, yang tidak ada kasus (Covid-19),” ungkap Anwar usai pertemuan.

Pada intinya menurut Anwar, para pekerja seni Jaranan ini meminta agar bisa main dengan menerapkan Prokes yang ketat.

“Secara otomatis di Jombang yang masih ada kasus (Covid-19) tidak boleh main. Yang bisa itu hanya zona hijau, yang tidak ada kasus,” imbuh Anwar.

Meski boleh bermain di kecamatan-kecamatan zona hijau, Anwar menegaskan, para pekerja seni ini harus tetap menerapkan Prokes yang ketat dan juga membatasi jumlah penonton.

Sementara itu, Damar Manggala dari Paguyuban Jaranan Bantengan Putro Ki Ageng Basari Megaluh, Jombang berharap agar para pekerja seni yang ada di Kabupaten Jombang bisa main, dan jika pihaknya diminta sesuai Prokes, pihaknya pun siap untuk itu.

“Tapi gimana caranya kita bisa main. Karena apa, kita pekerja seni nafkahnya dari ‘tanggapan’. Harapan kita intinya bisa main walaupun di zona-zona tertentu, kita sesuai Protokol Kesehatan yang ditentukan oleh pemerintah,” kata Damar Manggala.

Dia menuturkan, hampir dua tahun terakhir ini pekerja seni Jaranan Bantengan seperti dirinya tidak bisa lagi melaksanakan pementasan. Hal itu seiring terjadinya pandemi Covid-19.

“Selama Covid-19, main dibubarkan, main dibubarkan. Nah jadi, harapan kita kepada Pemerintahan Jombang, kita dari seluruh pekerja seni yang ada di Jombang, kita bisa main,” tutur Damar Manggala.

Disinggung lebih lanjut, selama tidak bisa melaksanakan pementasan, bagaimana cara untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Damar Manggala kemudian menjelaskan, pihaknya pun bekerja secara serabutan.

Pertemuan antara pekerja seni Jaranan Bantengan dengan Pemkab Jombang dan Polres Jombang di Ruang Swagata, Pendopo Kabupaten Jombang, Kamis (24/06).

“Ada yang nguli, ada yang tidak bekerja, mengandalkan bantuan. Dan ada yang mengandalkan dari sumbangan-sumbangan. Apalagi yang tua, suruh nguli tidak bisa, yang muda seperti saya, mungkin nguli masih kuat, kalau yang bopo-bopo yang lain, pemain lain yang tua-tua, jadi nguli tidak bisa,” bebernya.

Selain itu dia menambahkan, untuk perawatan peralatan Jaranan Bantengan juga membutuhkan biaya.

“Kalau kita tidak ‘tanggapan’, kita tidak bisa memenuhi, menyimpan kas, menyimpan uang untuk pengecatan, perbaikan ulang,” ulasnya.

Terkait adanya kesepakatan pertemuan dengan Pemkab Jombang yang menyatakan bahwa para pekerja seni Jaranan Bantengan boleh main di kecamatan-kecamatan zona hijau, Damar Manggala mengatakan bahwa pihaknya masih menunggu hasil selanjutnya.(rif)

Tags: