82 Ekor Sapi Mati akibat Terpapar PMK di Kabupaten Probolinggo

Petugas dinas peternakan suntik sapi yang terpapar PMK.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Di Kota Probolinggo PMK Renggut Lima Ekor Sapi

Kab Probolinggo, Bhirawa.
Ancaman penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) terus mengkhawatirkan. Hal ini terbukti bahwa terus ditemukan sapi mati karena terpapar virus tersebut. Hingga Jum’at (17/6) tercatat, total ada sebanyak 82 sapi di Kabupaten Probolinggo yang mati terpapar virus PMK.

Puluhan sapi yang mati karena terpapar oleh virus PMK tersebut ditengarai telat melakukan tindakan. Sebab masih banyak peternak yang belum paham tentang virus PMK dan penanganannya. Sehingga mengganggap virus tersebut sebagai penyakit biasa. Akibatnya bukan malah menekan angka penyebaran. Tapi justru membuat virus semakin menyebar.

“Rata-rata sapi yang mati memang karena telat penanganan. Karena itulah kami menyarankan, jika peternakan curiga terhadap penyakit pada sapi. Agar segera menghubungi dokter hewan atau petugas dilapangan,” kata Medik Veteriner Muda Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Probolinggo, Nikolas Nuryulianto, Jum’at (17/6).

Dari data yang dihimpun dari Dinas Pertanian, sejak Senin (9/5) hingga Jum’at (17/6) terdapat sebanyak 82 sapi yang telah mati terpapar PMK. Diantaranya adalah 42 sapi potong dan 40 sapi perah. Sementara total sapi potong yang terdata di Kabupaten Probolinggo sebanyak 312.932 ekor dan sapi perah sebanyak 8.160 ekor.

“Dari laporan dan pantauan di lapangan, hanya sapi yang terpapar virus PMK. Sementara kambing dan domba masih belum ada temuan,” ungkapnya.

Hal ini terus menjadi atensi, pasalnya hingga kini masih belum ada vaksin yang didistribusikan untuk disuntikkan kepada ternak sapi. Sehingga upaya menekan sebaran virus dilakukan dengan berbagai cara. Mulai dari sering berkonsultasi kepada dokter hewan atau petugas dinas pertanian di lapangan.

Selain itu peternak harus membersihkan sapi dan kandang secara rutin serta menyempatkan cairan desinfektan. Membatasi aktivitas sapi dan memberikan jamu agar imunitas sapi terjaga.

“Selama masih belum ada vaksin, upaya yang sudah kami sosialisasikan harus dilaksanakan. Hal sebagai upaya menekan penyebaran virus dan sapi bisa lebih terjaga,” tuturnya.

Jumlah hewan ternak yang mati akibat penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kota Probolinggo terus bertambah. Pekan ini ada satu ekor sapi yang mati, sehingga total ada lima ekor ternak sapi yang mati. Semuanya berupa sapi.

Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan Kota Probolinggo Aries Santoso, Jum’at (17/6) mengatakan, jumlah sapi yang terpapar PMK mencapai 721 ekor. Dari jumlah itu, ada 455 ekor yang masih sakit. Sementara, 271 ekor lainnya sudah sembuh.
Sementara, untuk kambing belum ada yang ditemukan terpapar PMK. Untuk domba, masih sama seperti pekan lalu. Ada enam ekor terpapar dengan lima ekor dinyatakan sakit dan satu sudah sembuh.

“Untuk yang mati seluruhnya adalah sapi. Saat ini sudah lima ekor. Masing-masing dua ekor ditemukan di Kecamatan Wonoasih dan Kecamatan Kademangan. Satu lagi di Kecamatan Kedopok,” ujarnya.

Aries menjelaskan, dari empat kecamatan, Kecamatan Mayangan masih zero kasus. Saat ini tim sedang mengikuti sosialisasi teknis terkait vaksinasi. Karena itu, pihaknya belum bisa memastikan kapan vaksinasi ternak bisa dilakukan.

Ia mengaku mendapatkan informasi jika vaksinasi awal dibatasi hanya 3 juta dosis. Sehingga peruntukannya diutamakan untuk yang prioritas. Yakni, daerah yang jadi awal mula penyebaran. Seperti Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Mojokerto.

“Cuma kami harap memang secepatnya bisa ke daerah lain. Kalau Kota Probolinggo, dapat nanti kami utamakan sapi perah. Karena ini yang paling mendesak,” tambahnya.(wap.hel).

Tags: