Akhir 2020, Sampah TPA Seboro Kabupaten Probolinggo Capai 18 Ribu Ton

Sampah di TPA Semboro menumpuk hingga akhir tahun.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

61 Kontainer Sudah Rampung, DLH Petakan Wilayah Penempatan
Pemkab Probolinggo, Bhirawa
Sejak 2 bulan terakahir, sampah yang diangkut Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Probolinggo mengalami peningkatan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Seboro. Hingga akhir tahun 2020 ini diperkirakan sampah mencapai 18 ribu ton, 61 kontainer sudah rampung, DLH petakan wilayah penempatan. Hal ini diungkapkan Kabid Pengelolaan Sampah pada DLH Kabupaten Probolinggo Zaenal Ansori, Rabu (30/12)

Dikatakannya, datangnya musim hujan membuat sampah-sampah menjadi basah. Sehingga ketika dilakukan penimbangan, bobotnya menjadi semakin berat.

“Peningkatan ada, karena sampah yang kami angkut keadaannya dalam kondisi basah. Tidak mungkin juga kan kami harus nunggu keringnya untuk angkut,” ujarnya.

Meski begitu, dia menyebut peningkatan produktivitas sampah harian itu tidak terlalu signifikan. Ia mencatat, ada tambahan sekitar 2 ton bobot sampah yang diangkut saban harinya.

“Dari rataan 50 ton, menjadi 52 ton per harinya,” tuturnya.

Dia menambahkan, produksi sampah di Kabupaten Probolinggo sepanjang tahun 2020 ini bisa menyentuh angka 18 ribu ton lebih. Meski begitu, ia tetap menyebut kapasitas TPA Seboro masih mampu untuk menampung belasan ribu ton sampah tersebut.

“Dengan rataan 50 ton saja perhari sudah bisa mencapai 18 ribu ton setahun. Apalagi dalam 2 bulan terakhir ada peningkatan 2 ton per harinya,” katanya.

Produksi sampah pada tahun ini, lanjut Zaenal Anshori, memang mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Di mana pada 2019 lalu, rata-rata harian produksi sampah mencapai 45 ton atau 5 ton lebih sedikit dari rataan tahun ini.

“Kemarau lalu yang banyak itu sampah daun pepohonan yang gugur meningkat, pada musim hujan bobotnya naik karena basah. Jadi memang tahun ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan 2019,” lanjutnya.

Meski begitu, Zaenal tetap berharap agar warga tetap memanfaatkan tempat pembuangan sampah (TPS) yang ada. Selain untuk memudahkan pihaknya melakukan pengangkutan sampah, hal tersebut juga untuk menjaga lingkungan agar tetap terpelihara kebersihannya.

“Juga sampah yang kami angkut itu akan kami proses menjadi sesuatau yang berguna, seperti halnya ekobrik dan pupuk kompos,” jelasnya.

Lebih lanjut dikatakannya, proyek pengadaan 61 kontainer sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Probolinggo telah rampung. Puluhan kontainer sampah itu sedianya akan ditempatkan pada fasilitas umum yang memiliki volume sampah yang cukup tinggi.

Pengadaan kontainer sampah yang dilakukan oleh DLH merupakan salah satu upaya untuk mengatasi masalah yang saat ini masih sering terjadi. Tidak tanggung-tanggung proyek menggunakan anggaran sebesar Rp 2 miliar. Kontainer tersebut sejatinya akan digunakan untuk tempat pembuangan sampah sebagai penganti tempat pembuangan sementara.

“Proyek pengadaan informasinya sudah selesai, tinggal mengambil saja. Sembari menunggu pengambilan kami masih lakukan pemetaan wilayah penempatan,” tandas Zaenal Ansori.

Menurutnya, penempatan kontainer tersebut nantinya akan dilakukan di beberapa fasilitas umum yang berpotensi terjadi tumpukan sampah. Tidak hanya itu, rencananya kontainer akan ditempatkan pada beberapa lokasi lain yang memiliki volume sampah yang cukup tinggi. Penempatan di wilayah tersebut dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya penumpukan sampah.

“Nanti yang menjadi prioritas tentunya fasilitas umum yang memiliki volume sampah tinggi seperti pasar. Dan wilayah dekat kota yang memiliki banyak penduduk,” ujarnya.

Penggunaan kontainer sampah yang selesai digarap, diprediksi akan maksimal akhir Januari mendatang. Sebab masih ada beberapa pertimbangan yang harus dilakukan. Mulai dari lokasi penempatan harus memperhatikan kondisi lingkungan. Jarak penempatan tidak boleh mengganggu kenyamanan masyarakat. Selain itu penempatan kontainer sampah yang ditaruh dekat jalan raya. Tidak boleh membahayakan pengguna jalan.

“Tidak hanya memetakan, kami juga harus mempertimbangkan lokasi penempatan. Sebab tidak boleh menganggu dan membayakan masyarakat. Semoga nanti setelah ditempatkan dapat merubah budaya masyarakat yang membuang sampah sembarangan. Sehingga lingkungan bisa lebih nyaman dan sehat,” tambahnya.(Wap)

Tags: