Asmojo, Kolektor dan Pedagang Barang Antik Asal Situbondo

Dari sinilah perasaan menyesalnya sedikit demi sedikit mulai hilang. Dia menganggap kejadian tersebut merupakan bagian dari pengalaman menarik dalam menjalankan bisnisnya. Kini Asmojo mengaku, untuk mendapatkan barang antik, dia sampai rela mencari hingga ke berbagai tempat di pedesaan. Kata dia, barang langka yang dicarinya memang lebih banyak ditemukan di desa-desa. “Sebab kalau di kota itu kebanyakan sudah terjual kepada kolektar besar,” tambahnya .
Asmojo mengakui belakangan dia mulai jarang menemukan barang-barang kuno yang diinginkan. Penyebabnya, di usianya yang sudah tua, dia tidak lagi kuat memburu barang antik hingga terlalu jauh. Dia menambahkan, pekerjaannya tersebut tidak menawarkan keuntungan yang besar. Sebab, yang dicari bukan hanya keuntungan semata. Akan tetapi mencari barang-barang kuno menjadi salah satu kegemarannya sejak puluhan tahun. “Dulu masih muda, tenaga masih kuat. Sekarang sudah tua, jadi tidak sehebat dulu,” imbuhnya.
Sunanto, rekan Asmojo, mengakui barang antik milik  Asmojo kini lebih banyak dipasarkan ke pengusaha mebel antik dan beberapa jaringan kolektor besar yang ia kenal. Yang pasti, barang dagangan Asmojo selalu laku terjual. Dia mengaku saat menjual Asmojo tidak mematok harga terlalu tinggi. “Sepertinya Asmojo itu tidak terlalu ngotot mencari untung yang besar. Yang penting cukup dan halal ia pasti mau melepas barang antik miliknya,” ucap Sunanto.
Di sisi lain, Sutrisno, kerabat dekat Asmojo, menilai barang antik yang hendak dijual Asmojo rata-rata selalu menjadi incaran para kolektor barang antik dan benda unik di Situbondo dan daerah tetangga dekat. Setahu Sutrisno, semua barang antik yang dimiliki Asmojo selalu laris terjual. Bahkan, beberapa kali barang buruannya terkadang laku di tengah jalan. “Pernah suatu saat barang Asmojo belum sampai rumah sudah dibeli oleh seseorang di tengah jalan,” tambah Sutrisno.  [sawawi]

Tags: