Bantu Korban Gaza

Warga Gaza, Palestina, hidup tanpa listrik, air, dan gas untuk memasak. Seluruhnya dihentikan oleh tentara Israel, sebagai buntut dari perang Hamas versus militer Israel. Namun World Food Programme yang digagas oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) membagikan bahan makanan kepada 73 ribu warga Gaza. Bantuan lainnya kepada rakyat Palestina, mengalir dari seluruh penjuru dunia. Namun yang paling dibutuhkan, adalah penghentian pendudukan Israel terhadap tanah Palestina.

Ironisnya Amerika Serikat (USA), sampai saat ini masih menjadi penyokong utama Israel, dengan bantuan sebesar US$ 3,3 milyar (pada tahun 2020). Lebih ironis, seluruh bantuan USA dikonverasi dalam bentuk persenjataan. Sehingga Israel memiliki mesin perang canggih. Tetapi anehnya, drone “mainan” Hamas, berhasil menerobos sistem pertahanan, dan menghancur kendaraan perang Israel. Lebih dari 1.200 personel tantara Israel tewas di barak-barak, dan di jalanan.

Badan Pekerjaan, dan Pemulihan PBB untuk urusan Pengungsi Palestina (UNRWA), memperingatkan potensi terjadi bencana kemanusiaan. Terutama jika seluruh Gaza diblokade militer Israel. Termasuk larangan pemberian makanan, obat-obatan, dan perlengakapan rumah sakit. Selama sepekan perang di Gaza, UNRWA telah menampung 175 pengungsi di sekolah-sekolah. Serta ditempatkan di sekolah, dan rumah sakit milik Indonesia. Tetapi seluruhnya tidak aman, dan sangat kekurangan bahan kebutuhan pokok sehari-hari.

Hamas mengakui memulai serangan dadakan. Dinyatakan sebagai balasan terhadap operasi pendudukan tentara Israel di masjid Al-Aqsha. Namun sebenarnya perang Israel dengan Palestina, telah berlangsung secara kambuhan selama 75 tahun. Sejak “negara” Israel didiirikan tahun 1948. Seketika pula presiden AS (Harry S Truman) mengakui negara Israel. Sebelumnya, pada tahun 1917, telah muncul Deklarasi “Balfour.” Yakni, pernyataan dukungan Inggris untuk pembentukan “kediaman nasional bangsa Yahudi di Palestina.”

Maka sejak tahun 1917 (diperkuat proklamasi Israel tahun 1948), bagai menggenapi wahyu Tuhan yang dinyatakan dalam berbagai kitab suci. Seluruh dunia sudah tahu, bahwa area Gaza akan menjadi “medan perang” kronis. Perang sepanjang zaman, sampai akhir dunia kelak. Karena pembentukan negara Israel didirikan setalah tahun 1948, maka Gaza juga akan di-ikuti dengan tren keterbelahan politik dunia. Antara blok Timur (Palestina) dengan blok Barat (Pro Israel). Bahkan negara-negara arab, juga terbelah dua.

Persaudaraan Indonesia – Palestina, sudah terjalin sejak lama. Bukan sekadar urusan agama. Melainkan hubungan politik kedua bangsa. Bahkan Palestina telag mengakui kedaulatan negara bangsa Indonesia, sejak 6 September 1944. Saat itu mufti besar Palestina, Syekh Muhammad Amin Husaini, menyatakan dukungan kepada Indonesia, melalui siaran radio di Jerman (berbahasa Arab). Dukungan ini bukan tanpa dasar.

Saat itu Syekh Palestina, mendengar janji Perdana Menteri Jepang Koiso, pada 6 September 1945, di hadapan parlemen Jepang, berjanji akan memberi kemerdekaan kepada Indonesia. Maka seketika itu juga Syekh Amin Husaini, berpidato berturut-turut selama dua hari (dalam persembunyiannya di Jerman melawan Inggris, dan Israel). Pada November 1938, umat Islam Indonesia yang diwakili NU (Nahdlatul Ulama) telah menyokong Palestina yang disudutkan Israel dengan didukung barat.

Saat ini seluruh masyarakat internasional meminta militer Israel dan Hamas, segera mengakhiri perang. Sekaligus menyelamatkan korban pada kedua belah pihak. Juga meng-gerakkan solidaritas kemanusiaan untuk korban perang Gaza. Terutama sokongan tenaga kesehatan, obat-obatan, dan bahan pangan. Tentara Israel wajib segera membuka blokade Gaza.

Yang lebih penting, negara “pemegang hak veto.” Wajib tidak menolak, manakala Majelis Umum, dan Dewan Keamanan PBB, menjatuhkan sanksi kepada militer yang melakukan kejahatan perang.

——— 000 ———

Rate this article!
Bantu Korban Gaza,5 / 5 ( 1votes )
Tags: