Bappebti Dan DKUPP Berikan Bimtek Pemanfaatan Sistem Resi Gudang

Bappebti dan DKUPP berikan bimtek pemanfaatan sistem resi gudang.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Pemkab Probolinggo, Bhirawa.
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI bersinergi dengan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perdagangan dan Perindustrian (DKUPP) Kabupaten Probolinggo memberikan bimbingan teknis (bimtek) pelaksanaan dan pemanfaatan Sistem Resi Gudang (SRG).

Kegiatan yang dihadiri oleh Sekretaris DKUPP Kabupaten Probolinggo Juwono Prasetijo Utomo dan Pemeriksa Perdagangan Berjangka Komoditi Ahli Muda pada Biro Pembinaan dan Pengembangan SRG dan Pasar Lelang Komoditas Bappebti Dharmawan Prakarso Rahmat Yudha Putra ini dilakukan dalam rangka mendorong pelaksanaan SRG di Kabupaten Probolinggo.

Bimtek ini digelar di gudang SRG Desa Alassumur Kulon Kecamatan Kraksaan dan diikuti oleh 70 orang peserta terdiri dari petani, kelompok tani (poktan), gabungan kelompok tani (gapoktan), koperasi dan pelaku usaha beras di Kabupaten Probolinggo.

Selama kegiatan mereka mendapatkan materi kebijakan dan implementasi SRG di Indonesia dari Bappebti, peran pengelola gudang dalam SRG dari PT Cipta Usaha Agro Niaga, penyaluran pembiayaan untuk SRG dari Bank Jatim serta optimalisasi pemanfaatan SRG bagi petani/poktan/gapoktan dari Penyuluh Lapangan SRG.

Sekretaris DKUPP Kabupaten Probolinggo Juwono Prasetijo Utomo, kamis (9/2) mengatakan kegiatan ini merupakan bagian dari peran Pemerintah Daerah dalam rangka untuk mengoptimalkan sarana prasarana perdagangan dalam hal ini pergudangan.

“Sebab gudang SRG ini adalah aset gudang Pemerintah Daerah yang perlu dioptimalkan dalam rangka membantu petani atau pedagang yang mempunyai komoditas beras, gabah dan jagung,” katanya.

Juwono menjelaskan SRG ini sangat bermanfaat sekali bagi petani dan kelompok tani. Pasalnya mereka bisa menunda jual dan hal ini merupakan salah satu bagian fasilitasi Pemerintah Daerah kepada petani.

“Diharapkan petani, poktan dan gapoktan ini mampu memanfaatkan dan mengoptimalkan gudang SRG ini. Pemerintah Daerah ingin agar petani menyimpan komoditasnya saat harga jatuh dan jika harga bagus bisa dikeluarkan untuk dijual sehingga pendapatan petani dan keluarganya menjadi lebih baik,” jelasnya.

Oleh karena itu, Juwono mengajak petani dan kelompok tani untuk memanfaatkan fasilitas gudang SRG Desa Alassumur Kulon Kecamatan Kraksaan dan Desa Klenang Lor Kecamatan Banyuanyar dalam rangka membantu petani untuk menjual produknya sehingga memberikan nilai keuntungan. Ada sinergitas antara perbankan, pengelola gudang dan kelompok tani.

“Kami berharap petani dan kelompok tani bisa menyimpan hasil panennya di gudang SRG sebab terjamin dan bisa digunakan sebagai agunan resinya. Manfaatkanlah gudang ini untuk menyimpan hasil panennya untuk meningkatkan kesejahteraannya,” harapnya.

Sementara Pemeriksa Perdagangan Berjangka Komoditi Ahli Muda pada Biro Pembinaan dan Pengembangan SRG dan Pasar Lelang Komoditas Bappebti Dharmawan Prakarso Rahmat Yudha Putra mengungkapkan SRG ini merupakan pelaksanaan dari Undang-undang (UU) Nomor 9 Tahun 2006 Jo UU Nomor 9 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas UU Nomor 9 Tahun 2006 Tentang Sistem Resi Gudang.

“Dengan Sistem Resi Gudang ini, dimana orang bisa menggunakan komoditinya sebagai agunan perbankan. Barang yang disimpan dalam gudang yang sudah terdaftarnya ini akan diterbitkan resi atau surat bukti kepemilikannya dan itu bisa dijaminkan tanpa adanya agunan lain,” ujarnya.

Menurut Dharmawan, yang bisa masuk ke SRG di Kabupaten Probolinggo ini adalah beras, gabah dan jagung. Sudah ada implementasi dengan pembiayaannya dengan pengelola PT CUAN.

“Kalau pas musim panen, implementasi paling sederhana pada saat harganya jatuh dan tdak memuaskan ada opsi simpan dulu disini. Tetapi nanti dapat pinjaman dari bank yang bunganya sekarang ada skema subsidi sebesar 6 persen per tahun. Satu orang petani bisa menyimpan sampai memperoleh pembiayaan sebesar Rp 500 juta limitnya per tahun,” terangnya.

Dharmawan menerangkan kegiatan ini merupakan sebuah upaya menyebarkan informasi terkait pemanfaatan gudang SRG. Gudang SRG ini sudah bisa berjalan dan dapat digunakan karena sudah ada pengelola gudangnya. “Skema subsidi kami sudah mempunyai perbankan. Kalau mereka mau memanfaatkan gudang SRG ini silahkan datang kesini. Pengelola gudangnya sudah ada,” tegasnya.

Lebih lanjut Dharmawan menjelakan skema subsidi yang diberikan di gudang SRG ini dilakukan untuk memaksimalkan harga jual. SRG ini sektor hilirnya biasanya kalau sudah dibantu pupuk, lahan dan biaya tanam, begitu saat panen harganya jatuh mereka bisa menyimpan di gudang SRG sampai harganya membaik.

“Ini bukan menimbun, tetapi disimpan menunggu harga membaik untuk dijual kembali. Tentunya pendapatan mereka akan membaik lagi seperti itu. Harapannya gudang SRG ini bisa dimanfaatkan petani untuk meningkatkan pendapatannya,” tambahnya.(Wap.bb]

Tags: