Bekali Ilmu dan Kebahagiaan para Pelajar Sambut Awal Ramadan

Para pelajar menyambut awal Ramadhan 1443 H dengan ilmu dan kebahagiaan. [alimun hakim]

Edukasi Rukyatul Hilal di Tanjung Kodok
Lamongan, Bhirawa
Awal puasa di Bulan Suci Ramadhan 1443 H telah ditetapkan Pemerintah pada Hari Minggu (3/4). Meski, Ramadan kali ini ada perbedaan pada awal dimulainya, namun terdapat fenomena edukasi yang patut dipublikasikan tentang bagaimana para pelajar menyambut penentuan awal Ramadhan 1443 H dengan ilmu dan kegembiraan.
Para pelajar datang dari luar kota dan dari berbagai kalangan. Ada dari Mahasiswa Universitas, Santri Pondok Pesantren,Pondok sekitar yang ada di jalur Pantura. Mereka dari latar belakang yang berbeda, antara lain NU dan Muhammadiyah. Namun, para pelajar ini raut wajahnya gembira, karena mereka sedang praktek langsung di luar ruangan melakukan observasi atau mengamalkan ilmu Falak.
Menjadi ilmu yang penting dan diajarkan dibangku pendidikan untuk mempelajari lintasan benda – benda langit. Khususnya bumi, bulan dan matahari-pada orbitnya masing-masing dengan tujuan untuk diketahui posisi benda langit antara satu dengan lainnya, agar dapat diketahui waktu – waktu di permukaan bumi.
Bersama Badan Hisab Rukyat Hilal Lamongan (BHR) para pelajar dipandu secara langsung mulai dari mempersiapkan alatnya hingga pada proses pemantauan hilal. Salah satu pemimpin rombongan dari Lajnah Falakiyah Nahdhatul Ulamq Mojokerto, KH Qomaruddin mengaku memang sengaja mengajak para santrinya ke Tanjung Kodok, Paciran, Lamongan.
“Alhamdulillah kami dari Lajnah Falakiyah NU Mojokerto rutin di tiap tahunya ke Tanjung Kodok untuk melakukan observasi hilal. Kami membawa empat petugas bersama 30 santri,” ujar KH Qomaruddin kepada Bhirawa.
KH Qomaruddin menjelaskanya, Tanjung Kodok, merupakan salah satu tempat acuan nasional untuk pemantauan hilal. Maka dari itu, kami mengajak santri ini juga dengan tujuan mereka dapat praktek secara langsung di lapangan.
“Kami di Pondok memang ada pembelajaran, setiap Senin dan Rabu dengan Kitab Tsulamun Nahiroini. Nah, prakteknya disini (Lamongan, red),” jelas Pimpinan rombongan dari Pondok Al Mu’Tazam Kab Mojokerto ini.
Menurutnya, jika memperlajari ilmu Falak sangatlah penting. Sebab merupakan anjuran Nabi Muhammad SAW. ”Hisab dan Rukyat adalah dua metode yang harus tetap dilakukan dan terus siajarkan pada generasi bangsa dan regenerasi ahli Falahiyah NU,” imbuhnya.
Sedangkan, Universitas Islam Lamongan (Unisla) tahun 2022 ini juga menerjunkan Tim Pemantauan Hilal di Kampus 2 Paciran. Namun, tidak secara mandiri atau tetap berada dalam naungan Kemenag dan Lajnah Falahiyah NU.
“Kami melibatkan Mahasiswa Fakultas Agama Islam (FAI) dan Teknik Unisla. Ini sesuatu hal yang harus, dan anak muda jangan sampai tidak tahu dasar praktek falakiyah, karena teori hisab dan metode rukyat ini dijadikan bekal utama,” ujar Rektor Bambang Eko Muljono saat dikonfirmasi.
Satu lembaga dari Club Astronomi Santri Karangasem, Paciran, Lamongan (CASKAPAL) juga turut melibatkan diri dalam Rukyatul Hilal di Tanjung Kodok. Puluhan santri putra dari Pondok Karangasem Muhammadiyah kompak dengan seragam identitasnya dan didukung peralatan teleskop, busur, yang sama dimiliki Badan Hisab Rukyat Kab Lamongan.
Salah satu santri Ponpes Karangasem mengungkapkan kegembiraanya dengan pembelajaran dan pengaplikasian ilmunya di momen dan tempat Rukyat. ”Senang sekali, saya dan teman – teman bisa mengerti dan faham secara langsung di lapangan dengan berbagai persiapan dalam proses rukyatnya,” ujar Aulia
Terlibatnya beberapa lembaga pendidikan yang berlatar belakang berbeda hingga ada yang dari luar kota dalam pelaksanaan Rukyatul Hilal kemarin ini disyukuri Wakil Ketua Badan Hisab Rukyat Kab Lamongan, HM Khoirul Anam MAg.
Menurut KH Khoirul Anam, hal ini merupakan feedback yang bagus terhadap generasi bangsa kita dalam kegembiraan dalam mempelajari ilmu dan yang paling penting adalah merawat bidang keilmuwan Falak ini.
Namun, Ketua Lembaga Falakiyah PCNU Lamongan ini bakal terus memaksimalkanya dengan pelatihan – pelatihan yang digelar di masing – masing lembaga pendidikan. ”Kami mempertajamnya dengan pelatihan – pelatihan yang digelar di lembaga pendidikan masing – masing. Pendalaman – pendalaman materi juga masih diperlukan para pelajar,” terangnya.
Rukyatul Hilal pada tahun ini juga beda dengan tahun tahun sebelumnya. Jika sebelumnya memberlakukan kriteria MABIMS dengan Imkanur Rukyat 2°. Di tahun 2022 ini ada sistim pemberlakuan Neo MABIMS dengan Imkanur Rukyat 3°. Terlepas dari itu, fenomena di Tannung Kodok ini semakin menguatkan bangsa. Bahwa perbedaan adalah rahmat bagi kita semua. [aha.yit.fen]

Tags: