Berharap Selesai Oktober, Jembatan Kedungasem Kota Probolinggo Dikebut

Pembangunan jembatan Kedungasem yang baru mencapai 23 persen.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Kota Probolinggo, Bhirawa
Perbaikan jembatan Kedungasem terus dikerjakan. Hingga Sabtu (29/5) siang, proyek yang berada di Kelurahan Kedungasem, Kecamatan Wonoasih, Kota Problinggo itu baru 23 persen.

Kendati demikian, Balai Besar Jalan Nasional (BBJN) VIII Jatim optimistis proyek tersebut bisa rampung Oktober mendatang.
PPK BBJN VIII Jatim Ida Bagus Putu Jaeladi menerangkan bahwa saat ini pengerjaan jembatan Jedungasem sedang melaksanakan pemasangan tiang pancang.

Pemasangan itu dengan menggunakan bor pile di dua titik, baik arah Probolinggo maupun arah Lumajang. Pengerjaan perbaikan jembatan tersebut ditargetkan rampung pada bulan Oktobner mendatang.

“Kami optimistis bisa selesai sesuai target,” katanya, Sabtu (29/5).

Bagaimana dengan pipa saluran PDAM yang sempat menjadi kendala ? Jaeladi menerangkan bahwa untuk saluran pipa 8 dim yang ada di bahwa jembatan, untuk sementara diputus. Lalu saluran dialirkan lewat pipa 18 dim yang ada di sisi timur jembatan. Nantinya pipa akan disambung kembali saat jembatan sudah rampung.

“Semenatra pipanya diputus. Namun untuk warga tetap bisa dapat pasokan air dari pipa yang 18 dim itu,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, BBPJN VIII membangun jembatan bailey setelah pilar tengah jembatan Kedungasem ambrol. Pilar tengah yang ambrol ini berada di sisi barat jembatan. Sedangkan pilar tengah sisi timur jembatan tidak ambrol, namun muncul retakan-retakan.

Sebagai informasi, jembatan bailey adalah jembatan rangka baja ringan berkualitas tinggi yang mudah dipindah-pindah. Umumnya digunakan sebagai jembatan darurat yang sifatnya sementara.

Akibat proyek pembangunan memakan sisi lokasi para warung sekitar jembatan, para penjual mengeluhkan omsetnya yang menurun drastis. Seperti yang dikatakan Bu isa, pemilik warung nasi mengaku setiap bulannya sudah kehilangan pemasukan, bahkan sejak jembatan mulai ambruk. “Biasanya, setiap hari Bu Isa bisa menghasilkan Rp 1 – 2 Juta, namun adanya proyek pembangunan tersebut merosot hingga Rp 100 – 200 ribu saja “, tuturnya.

Sementara menurut bu taufiq, pemilik warung lainnya mengatakan sejak adanya pembongkaran jembatan para pelaku usaha seperti pemilik toko, pedagang pasar sudah mulai mandek. “Hanya beberapa pedagang saja yang masih berjualan, bahkan bengkel motor yang berlokasi dekat dengan jembatan sudah tutup dan pindah sejak sebulan yang lalu”, tandasnya.

Berdasarkan pantauan tapalkudanews, bagian belakang Pasar Kedungasem sudah terbangun tangga, kabarnya dalam waktu dekat akan dibangun akses jalan khusus bagi para pedagang pasar.
Yudo Pratomo Lurah Kedungasem menyampaikan, untuk pembangunan akses jalan alternatif pihaknya menyebut beberapa waktu lalu sudah mengadakan pertemuan dengan balai besar proyek jembatan di Kelurahan setempat.

“informasinya setelah pembongkaran selesai, bersamaan akan dibangun jalan darurat di sisi timur pasar”, ungkapnya.
Sedangkan untuk pengalihan arus, Yudo menuturkan bahwa kondisi hari ini banyak kendaraan mamasuki jalan perkampungan, sementara warga mulai mengeluhkan dengan masuknya kendaraan lantara akses yang sempit.

“Namun sudah dilakukan upaya penanganan dengan berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan (Dishub) dan Satuan Lalu Lintas (Satlantas) dengan memasang rambu-rambu tambahan di depan akses jalan kelurahan”, tambahnya.(Wap)

Tags: