Bupati Jombang Canangkan Sungai Bebas Sampah di Wilayah Ploso

Bupati Mundjidah Wahab pada kegiatan aksi resik kali, Sosialisasi Berantas Mitos Suleten, dan pencanangan sungai bebas sampah, Senin (19/12).

Jombang, Bhirawa
Bupati Jombang, Hj Mundjidah Wahab melakukan aksi resik kali, Sosialisasi Berantas Mitos Suleten, dan mencanangkan sungai bebas sampah di wilayah Kecamatan Ploso, Jombang di SDN Tanggungkramat, Desa Tanggungkramat, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang, Senin (19/12).

Kegiatan yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Jombang dihadiri oleh Bupati Jombang, Hj Mundjidah Wahab didampingi Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Jombang, Wiwin Sumrambah, perwakilan dari DLH Provinsi Jawa Timur, asisten, staf ahli, Kepala DLH Kabupaten Jombang dan Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait di lingkup Pemkab Jombang.

Tiba di lokasi, Bupati Mundjidah Wahab melihat dan mengamati langsung beberapa sampah yang berhasil diangkat dari dalam sungai diantaranya diapers/popok.

Bupati Mundjidah Wahab mengajak seluruh warga masyarakat Jombang untuk merubah perilaku/kebiasaan dengan tidak membuang sampah di sungai.

Terlebih lagi masyarakat yang masih percaya mitos bahwa agar balitanya tidak Suleten akhirnya membuang sampah popok/diaper ke sungai.

Suleten diyakini sebagai suatu penyakit berupa ruam pada area pantat bayi yang diakibatkan oleh diaper bayi yang terbakar atau tidak dihanyutkan ke sungai. Sehingga timbul kebiasaan membuang diaper ke aliran sungai oleh masyarakat demi menghindari terjadinya suleten pada balita mereka.

“Mari bersama-sama menjaga lingkungan kita. Terutama jangan membuang sampah di sungai. Pembuangan popok/diaper ke sungai pun tidak baik untuk lingkungan karena dapat menyumbat aliran sungai bahkan parahnya dapat mengakibatkan banjir,” ungkap Bupati Jombang.

“Kandungan mikroplastik pada popok pun dapat terkonsumsi oleh ikan, padahal sebagian mata pencaharian mayarakat Das Brantas adalah sebagai penangkap ikan. Ikan-ikan inilah yang nantinya bisa menimbulkan masalah baru pada tubuh kita,” terang Bupati Mundjidah Wahab.

Bupati Mundjidah Wahab menambahkan bahwa, Jombang sebagai wilayah agraris yang dilintasi oleh sungai Brantas, memiliki banyak anak sungai dan saluran sekunder. Sungai-sungai tersebut dulu sangat jernih dan bersih dan sering menjadi tempat bermain yang menyenangkan. Namun saat-saat ini, sungai-sungai kita lambat laun semakin kotor dan banyak sampahnya.

“Alhamdulillah sungai-sungai tertentu yakni kali Gude dan Kali Jombang Wetan semakin membaik walaupun masih harus terus ditingkatkan dan dijaga. Terima kasih kepada Dinas Lingkungan Hidup Jombang dengan Santri Jogokali yang terus mengawal kebersihan sungai-sungai tersebut. Semoga seluruh sungai di Kabupaten Jombang resik dan ekosistem didalamnya semakin membaik,” papar Bupati Mundjidah Wahab mengapresiasi DLH Kabupaten Jombang.

Bupati Jombang juga mengapresiasi upaya bersama antara Camat Ploso dan seluruh kepala desa di Kecamatan Ploso yang secara bersama berkomitmen untuk menjaga kebersihan lingkungan desanya, termasuk kebersihan sungai dan sekitarnya, sehingga mampu meningkatkan kualitas hidup dan derajat kesehatan masyarakatnya.

“Dari Ploso ini, kita jadikan momentum untuk meningkatkan mutu kualitas lingkungan hidup kita seluruhnya. Di mulai dengan memilah dan mengelola sampah dengan baik dan benar. Yang menjadi persoalan adalah perilaku atau kebiasaan masyarakat kita membuang sampah di sungai, tidak hanya di Kabupaten Jombang, tetapi juga di wilayah lainnya di Indonesia,” ungkap Bupati Jombang.

“Dan salah satu sampah yang paling menonjol dan dikeluhkan adalah adanya limbah diapers atau popok sekali pakai. Banyak sekali ditemukan di sungai-sungai, popok sekali pakai dibuang. Limbah tersebut mengalir dari hulu ke hilir. Semakin ke hilir, semakin menumpuk. Bisa mengakibatkan banjir di wilayah-wilayah yang air sungainya tercemari sampah,” sambungnya.

Dikatakannya, riset mengenai mitos suleten sendiri khususnya pada wilayah daerah aliran sungai Brantas telah dilaksanakan dan bahkan telah mendapatkan apresiasi di tingkat nasional oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional pada lomba karya ilmiah remaja ke-54 tahun 2022 oleh 2 siswi MAN 1 Jombang yakni, Iyyaka dan Eka.

“Setelah berhasil ditingkat nasional, selanjutnya akan dibawa ke level yang lebih tinggi yakni ke Korea. Suatu pencapaian yang sangat membanggakan bagi kami karena penelitian oleh 2 siswi MAN 1 Jombang tidak hanya berfokus pada hasil lomba, namun bagaimana kegiatan mereka juga mampu memberikan dampak yang sangat positif di masyarakat kita,” terangnya.

Terkait persoalan mitos suleten ini, Bupati Jombang mengimbau kepada semua pihak untuk bahu membahu bersama-sama mengatasinya dengan berperan sesuai dengan tugas masing-masing serta melakukan kerjasama dan kolaborasi di antara semua pihak.

“Baik dunia pendidikan, pondok pesantren, swasta dan seluruh masyarakat untuk bersama berjuang mengurangi sampah. Pilah sampah dari rumah. Jangan buang sampah ke sungai. Kita sampaikan kepada masyarakat bahwa suleten itu tidak ada. Suleten hanyalah cerita fiktif yang tidak benar adanya dan tidak seharusnya kita percaya, suleten hanyalah mitos yang justru akan semakin mencemari sungai kita,” beber Bupati Jombang.

Bupati Mundjidah Wahab mengajak semua pihak untuk berkomitmen menjaga kelestarian Das Brantas agar lingkungan tetap bersih dan sehat, karena warisan paling berharga bukanlah sebuah mitos belaka, namun lingkungan yang lestari dan terjaga.

“Dengan demikian, di masa depan anak cucu kita masih dapat menikmati karunia Allah SWT yakni alam lingkungan yang lestari. Mari bersama kita mewujudkan wajah baru sungai-sungai di Kabupaten Jombang yang bersih, indah, bebas dari sampah dan limbah tercemar,” pungkas Bupati Mundjidah Wahab. [rif.dre]

Tags: