Bupati Sidoarjo Imbau Dai dan Khatib Diminta Cegah Intoleransi Keagamaan

Bupati Sidoarjo pengarahan acara silaturrahmi dai dan khotib se Sidoarjo. [ahmad suprayogi/bhirawa].

Sidoarjo, Bhirawa
Intoleransi keagamaan merupakan salah satu benih paham radikalisme. Dai maupun khotib sangat berperan dalam mencegah sikap intoleransi keagamaan karena mereka lebih dekat dengan umat. Oleh karena itu para tokoh agama, dai dan khotib diajak mencegahnya.

Ajakan tersebut disamapikan pada acara Silaturahmi Dai dan Khatib dalam rangka Penguatan Islam Wasathiah untuk Indonesia Damai, yang dihadiri Bupati Sidoarjo H.Ahmad Muhdlor, S.IP, Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol. Kusumo Wahyu Bintoro serta Ketua PWNU Jawa Timur K.H Marzuki Mustamar dan Kanit Subdit Kontra Ideologi Densus 88 Mabes Polri AKBP Muhammad Dhofir, .SAg SH MH. Demgan narasumber seorang akademisi Prof.Dr. H.Nur Syam, M.Si dan eks. Napiter Ust. Abu Fida.

Bupati Sidoarjo H. Ahmad Muhdlor menyambut baik terselenggaranya acara seperti ini. Menurutnya silaturahmi menghindarkan perselisihan dan perbedaan antara pemeluk agama. Bupati yang akrab dipanggil Gus Muhdlor itu mengatakan dai dan khotib merupakan corong masyarakat dalam memahami agama. Sebagai tokoh agama, mereka diharapkan menyampaikan pesan yang mulia. Pesan yang tidak dibumbui dengan sikap kebencian terhadap agama lain.

“Peran dai dan khotib disini sangat penting sebagai corong masyarakat dalam menyampaikan ajaran agama Islam yang Rahmatan lil Alamin, ajaran yang mampu mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi umat manusia dan alam semesta, oleh karenanya jangan pernah ajaran yang mulia ini menjadi ajaran intoleransi,” ujarnya.

Gus Muhdlor mengatakan salah satu untuk mencegah sikap intoleransi adalah dengan membuang teori identitas yang merasa dirinya lebih baik. Menurutnya teori identitas membawa seseorang untuk mengkerdilkan agama lain. Bahkan mungkin agamanya sendiri. “Buang teori identitas yang merasa dirinya lebih baik, jangan sampai menggunakan teori identitas dengan mengkerdilkan agama menjadi sesuatu yang lebih sempit,”pintanya.

Muhammad Dhofir juga mengatakan peran dai dan khotib sangat efektif dalam meredam berita-berita hoax di media. Ujaran kebencian dan adu domba sesama elemen bangsa dapat dicegah melalui peran dai dan khotib. Selain itu para khotib Jumat memiliki tiga peran utama. Salah satunya penyampaian pesan kedamaian yang bisa diterima semua pihak karena keteladanannya bagi umat. “Sehingga dengan diadakan silaturahmi ini para dai dan khotib diharapkan kedepan bisa membumikan materi khotbah yang penuh kesejukan di tengah ribuan spiritual jemaah,” pungkasnya.[ach.ca]

Tags: