Cina Bidik Pariwisata Banyuwangi

pulau-merahBanyuwangi, Bhirawa
Provinsi di Republik Rakyat Cina, Tianjin, membidik Kabupaten Banyuwangi untuk dijadikan salah satu tujuan pariwisata bagi turis asal Tianjin, selain Bali yang telah tersohor di kalangan pelancong asal Cina. Direktur Eksekutif Exchange Center Jawa Timur di Tianjin, Jasper Ho, mengatakan Banyuwangi berpotensi menjadi the big true tourist destination karena menawarkan wisata alam semacam Gunung Ijen, pantai G-Land, dan sejumlah tempat lain. “Sangat unik di dunia. Banyuwangi mulai dikenal, karena itu kami ingin tahu sejauh mana kesiapan infrastruktur pendukung di sini,” kata Jasper saat kunjungan ke kantor Bupati Banyuwangi, Rabu (7/1).
Ia mengklaim, puluhan juta pelancong Cina berkunjung ke Indonesia dengan berbagai tujuan setiap tahunnya. Di Indonesia, Bali masih menjadi tempat favorit pilihan wisatawan asal Cina. Jasper berharap Banyuwangi bisa menjaring potensi turis Cina dengan catatan mempersiapkan infrastruktur pendukung. Jika sinergitas berjalan mulus, dia menargetkan minimal ada 5 ribu pelancong Cina yang akan berkunjung ke Banyuwangi tiap tahun. “Kami ingin ada pesawat berkapasitas 400 orang bisa mendarat langsung di Banyuwangi. Jika tidak, infrastruktur bisa jadi kendala,” ujarnya.
Kepala Biro Administrasi dan Kerja Sama Provinsi Jawa Timur, Benny Samperwanto, menuturkan kerja sama dengan Tianjin terjalin sejak 2003. Ia berharap, panjang runway Bandara Blimbingsari segera diperpanjang dari 1.800 meter ke 2.500 meter supaya pesawat berbadan lebar bisa mendarat. Lewat bantuan perwakilan kantor dagang Jawa Timur di Tianjin, Benny ingin meningkatkan arus wisatawan asal Cina ke Jawa Timur, khususnya ke Banyuwangi. “Selain pariwisata, kami juga bisa menaikkan arus ekspor ke Tianjin,” kata dia.
Tahun 2014, ia mencatat ada kenaikan turis asal Cina ke Jawa Timur sebesar 12 persen dibandingkan pada 2013 sebanyak 309 ribu orang. Turis Cina ini menduduki urutan ketiga terbanyak setelah pelancong Malaysia dan Singapura.
Bupati Abdullah Azwar Anas, mengatakan telah menyusun peta jalan pengembangan pariwisata di Banyuwangi. Di beberapa titik tujuan wisata, dia akan mendirikan bangunan berarsitektur natural dengan konsep cottage sebanyak enam unit di tiap destinasi wisata. Sementara harga sewa dibanderol kisaran Rp 2 juta per malam.
Strategi ini buat menyokong landscape pariwisata alam yang menjadi unggulan daerah itu. Bahkan Bupati Anas akan bersinergi dengan pemilik lahan pertanian buah naga untuk membangun 1-2 unit cottage di arealnya. “Meski tarif sewa mahal, tidak masalah. Turis luar negeri yang dicari itu berbau alam,” ujarnya.
Ia pun menegaskan Kementerian Perhubungan bersedia membantu untuk memperpanjang runway Bandara Blimbingsari. Namun bupati tutup mulut perihal berapa duit yang bakal dikucurkan oleh Kemenhub. Bupati Anas juga membisikkan rencana investor pariwisata asal Singapura akan membuka jalur pelayaran langsung dari Pelabuhan Benoa, Bali ke G-Land. “Jika ini terwujud, turis dari Bali bisa langsung naik kapal ke Pulau Merah atau G-land. Cukup waktu tempuh 1,5 jam saja,” kata Anas.
Bupati menjanjikan tetap melibatkan masyarakat di sekitar pengembangan pariwisata untuk menggerakkan roda ekonomi lapisan bawah. Atas keseriusan Pemkab Banyuwangi menggarap potensi wisata dan budaya, Kementerian Pariwisata menobatkan gelaran Banyuwangi Ethno Carnival masuk kalender wisata nasional. [nan]

Rate this article!
Tags: