Dadang Hardiwan: Diperkirakan Covid-19 Pengaruhi Daya Beli Masyarakat

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, Dadang Hardiwan

Pemprov Jatim, Bhirawa
Selama April 2020, Provinsi Jawa Timur mengalami deflasi 0,12 persen. Diperkirakan pandemi Covid-19 mempengaruhi daya beli masyarakat Di Jatim. Penurunan harga itu tampak pada turunnya sebagian indeks kelompok pengeluaran seperti kelompok makanan minuman dan tembakau sebesar 0,5 persen dan juga kelompok transportasi sebear 1,02 persen.
“Deflasi ini terjadi diperkirakan karena permintaan yang cenderung turun di masa pandemi, di mana masyarakat membatasi konsumsi, dan menurunnya daya beli. Begitu juga transportasi, penumpang mengalami penurunan luar biasa dan harga tiket pesawat terjun bebas 2- 3 bulan ini,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, Dadang Hardiwan, Senin (4/5).
Kendati demikian, lanjut Dadang, masih ada upaya pemerintah untuk menjaga stabilitas harga, terutama di kelompok makanan sekaligus menjaga stok makanan, agar tidak habis di saat masa pandemi dengan melakukan sosialisasi untuk tidak belanja berlebihan.
Ia mengatakan, dari 8 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) yang dipantau, terdapat 4 kota yang mengalami deflasi yakni Jember -0,13 persen, Malang -0,12 persen, Madiun -0,19 persen dan Surabaya -0,16 persen. Sedangkan 4 kota lainnya mengalami inflasi yakni Banyuwangi 0,24 persen, Sumenep 0,15 persen, Kediri 0,08 persen, dan Probolinggo 0,05 persen.
Dipaparkannya, jika dilakukan pengamatan terhadap sepuluh komoditas yang menjadi penyumbang utama terjadinya deflasi di masing-masing kota IHK di Jawa Timur, maka bisa digambarkan untuk komoditas daging ayam ras, cabai merah, bawang putih, dan telur ayam ras menjadi penyumbang utama terjadinya deflasi di semua kota IHK di Jawa Timur
Begitupula dengan komoditas cabai rawit menjadi penyumbang utama terjadinya deflasi di hampir semua kota IHK di Jawa Timur kecuali di Banyuwangi, Malang, dan Probolinggo. Selain itu, komoditas angkutan udara menjadi penyumbang utama terjadinya deflasi di Jember, Banyuwangi, Malang, dan Surabaya.
Sementara jika dilakukan pengamatan terhadap sepuluh komoditas yang menjadi penghambat utama terjadinya deflasi di masing-masing kota IHK Jawa Timur, maka dapat digambarkan untuk omoditas emas perhiasan, bawang merah, dan gula pasir menjadi penghambat utama terjadinya deflasi di semua kota IHK di Jawa Timur
“Komoditas tomat menjadi penghambat utama terjadinya deflasi di Jember, Banyuwangi, Sumenep, dan Surabaya,” katanya. [rac]

Tags: