Dewan Minta Pembentukan Sekolah Percontohan untuk Standardisasi SMA/SMK

DPRD Jatim, Bhirawa
Peralihan pengelolaan SMS/SMK dari kab/kota dilakukan tidak lain untuk pemerataan kualitas sekolah. Karenanya perlu dibentuk sekolah percontohan untuk standardisasi agar sekolah-sekolah yang di daerah, khususnya di pelosok-pelosok mengalami peningkatan kualitas setara dengan sekolah di kota.
“Sayangnya hingga saat ini belum ada kesetaraan kualitas sekolah, khususnya di daerah. Harusnya di setiap kabupaten/kota ada sekolah model atau sekolah yang menjadi percontohan sekolah di masing-masing daerah,” ujar anggota Komisi D DPRD Jatim Mohammad Sirot, Senin (19/3).
M Sirot mengatakan sekolah percontohan ini harus dibentuk menjadi sekolah unggulan sehingga bisa menjadi rujukan standar sekolah mulai dari kualitas guru, manajemen pengelolaan sekolah hingga infrastruktur. Dengan begitu ada standart kualitas sekolah di setiap daerah.
“Di setiap kabupaten/kota minimal ada satu atau dua sekolah percontohan, dengan begitu seluruh sekolah di kabupaten/kota memiliki standardisasi kualitas SMA/SMK, apalagi yang terjadi saat ini mayoritas sekolah di daerah kualitasnya masih di bawah standar sekolah di kota,” tegas politisi dari Dapil Jatim VII ini.
Sementara itu, Ketua Komisi E DPRD Jatim Hartoyo mengatakan sekolah percontohan ini dikelola dan didukung secara menyeluruh oleh provinsi. Mulai dari manajemen, infrastruktur dan pengelolaannya dan ada lembaga pendamping yang mendukung, lalu sekolah ini yang menjadi rujukan atau percontohan dalam menentukan standardisasi sekolah.
“Dengan adanya sekolah percontohan maka ada kesetaraan kualitas sekolah di daerah dan jika sekolah di daerah sudah berkualitas maka masyarakat tidak akan lari mencari sekolah di kota. Tapi sebaliknya jika sekolah di daerah tetap tidak mengalami peningkatan kualitas maka masyarakat akan terus lari ke kota untuk bisa menyekolahkan anaknya ke sekolah berkualitas,” tegasnya.
Ditambahkan politisi asal Partai Demokrat, jika masih banyak masyarakat menyekolahkan anaknya di kota dengam alasan kualitasnya lebih baik. Namun dengan kebijakan tersebut, maka berangsur-angsur tidak ada lagi urbanisasi pendidikan. Termasuk diciptakannya sistem zona oleh Dindik Jatim diharapkan tidak ada lagi sekolah favorit. “Dengan begitu tidak ada lagi sistem dikotomi di dunia pendidikan,” lanjutnya. [cty]

Tags: