Dibekali Ilmu Memandikan-Mengubur Jenazah Sebelum Lulus

3-poto kakiSurabaya, Bhirawa
Sebanyak 190 siswa kelas XII SMA Muhammadiyah 5 Surabaya, Kamis (16/6) kemarin menyimak dengan serius pembekalan yang diberikan Arif Djatmiko SAg dan Sjamsu Hudaja Sag, dalam Ramadan Mubarak yang digelar di masjid sekolahan. Para siswa tampak antusias dan senang mendapatkan ilmu baru untuk bekal di masyarakat setelah lulus SMA.
Menurut Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan, Astajab SPd MM, saat mendampingi para siswa mengikuti event saat Bulan Ramadan ini, materi Ramadan Mubarak untuk para siswa yang baru saja naik ke kelas XII sasaran utamanya fardu kifayah dalam merawat jenazah, mulai dari memandikan, mengkafani, menyalatkan dan memakamkannya sebagaimana tuntunan Nabi Muhammad SAW. Sehingga diharapkan setelah para siswa mampu menerapkan ilmunya di masyarakat bila ada keluarga, saudara atau para tetangga yang meninggal dunia.
”Kami para guru berharap para siswa ini mampu menerapkan ilmunya yakni memandikan, mengkafani, menyalatkan dan menguburkan jenazah, bila ada keluarga atau para tetangganya yang meninggal dunia,” jelas Ustadz Astajab.
Ustadz Astajab yang juga mengajar Mapel Kimia ini juga menjelaskan, untuk siswa kelas XI pada Ramadan ini harus mengikuti Darul Arkom selama empat hari yakni tanggal 21 Juni hingga 24 Juni mendatang di Pondok Pesantren Al Islah di Lamongan. Materi Darul Arkom untuk siswa kelas XI ini lebih pada pemantapan dan menguatkan aqidah. Mengapa harus di pondok pesantren? Diharapkan lingkungan pondok akan mendukung dalam menyerap ilmu yang diberikan. Sedangkan Baitul Arkom untuk siswa kelas X difokuskan pada Thohara yang bagaimana bersuci mulai cara berwudlu dan thayamum yang benar, serta bacaannya. Juga Salat yang meliputi bacaan, gerakan salat yang benar.
Sedangkan Dio Yulian Sofansyah SPd, Sekretaris Panitia Mubarak Ramadan menjelaskan, sebenarnya banyak materi yang diberikan kepada para siswa yakni kematian dalam pandangan Islam, syakaratul maut dan tanda kematian menurut medis, memandikan, mengkafani, menyalatkan dan menguburkan jenazah, tradisi-tradisi pasca kematian menurut Islam. Namun praktik merawat jenazah lebih difokuskan agar para siswa bisa mempraktekan ilmu saat terjun di masyarakat.
”Merawat Jenazah, mulai memandikan, mengkafani, menyalati dan menguburkan ini merupakan bekal terakhir bagi siswa kelas XII. Sehingga bila tahun depan lulus SMA mereka sudah cakap merawat jenazah bila ada yang meninggal dunia,” kata Ustadz Dio.
Salah satu siswa, Bahruddin Syah yang mengikuti Ramadan Mubarak menyatakan sangat senang, sebab sebelumnya tidak tahu bagaimana cara merawat jenazah. ”Sebelumnya, saya belum pernah sama sekali tahu tata cara merawat jenazah tapi sekarang sudah tahu. Harapan saya kedepannya bila ada keluarga atau tetangga yang meninggal dunia bisa membantu merawat jenazah,” tuturnya.
Untuk menunjang praktik, pihak sekolah telah menyiapkan beberapa manekin dan keranda. Sehingga para siswa bisa langsung praktik memandikan jenazah di halaman sekolah dan telah disiapkan lubang untuk menguburkan di belakang halaman sekolah. [fen]

Tags: