Dinkes Jatim Atensi Daerah Stunting Tinggi

Kasus Stunting{Pamekasan Tertinggi)
Pemprov Jatim, Bhirawa
Kendati Jatim masih aman untuk kasus balita bertubuh pendek atau stunting tidak membuat Dinkes Jatim berpangku tangan.  Saat ini terdeteksi beberapa daerah masih menjadi kantiong kasus stunting seperti Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Jember, Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Bangkalan.
”Tahun ini kita akan fokus garap Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Jember, Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Bangkalan,” kata Kepala Dinkes Jatim dr Harsono.
Harsono mengaku, Jatim berusaha mengatasi masalah stunting di beberapa daerah dengan cara memperbanyak sosilisasi dan edukasi terhaap masyarakat. Ada beberapa daerah yang menjadi fokus garap balita stunting seperti Pamekasan.
”Pamekasan tertinggi stunting di Jatim. Dari data yang diperoleh jumlah 45 persen anak di Pamekasan mengalami stunting,” tambahnya.
Selain itu Kabupaten Jember, Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Bangkalan juga tinggi kasus stuntingnya. Untuk Kabupaten Jember kasus stunting sebanyak 43,5 persen dari total anak di Jember. Kabupaten Situbondo sebanyak 41,5 persen dari total anak di Situbondo. Kabupaten Bangkalan kasus sunting sebanyak 37,5 persen dari total anak di Bangakalan.
Lebih lanjut ia mengatakan, kasus stunting tidak hanya disebabkan banyak faktor yang saling berhubungan satu sama lainnnya. Tiga faktor utama penyebab stunting yaitu asupan makanan tidak seimbang (berkaitan dengan kandungan zat gizi dalam makanan yaitu karbohidrat, protein,lemak, mineral, vitamin, dan air).
Riwayat berat badan lahir rendah (BBLR), riwayat penyakit. ”Faktor terbesar yang mempengaruhi stunting dikarenakan pemberian asupan gizi pada balita atau pada masa kehamilan,” ujarnya. Menurutnya, banyak masyarakat yang menganggap bahwa kasus Stunting dikarenakan fator keturunan.
Menurut Harsono, keturuan hanya berpengaruh beberapa persen dari pertumbuhan tubuh bayi sedangkan yang lainnya ditentukan oleh faktor kecukupan gizi dan asupan makanan yang dimakan oleh bayi atau anak. ”Kita tidak dapat menyalahkan keturunan karena keturunan tidak berpengaruh secara signifikan,” jelasnya.
Kedepan Dinkes meminta dengan diketahuinya kasus stunting diharapkan ada tindakan rill dari orang tua khusunya ibu untuk menjaga agar anaknya tidak mengalami stunting. Selain itu yang terpenting pada Bumil asupan gizi anak harus segera diperbaiki.
Gizi yang tercukupi bisa memenuhi kebutuhan anak untuk tumbuh dan berkembang. Sehingga anak tidak lagi tumbuh pendek. ”Pemenuhan gizi harus dimulai sejak dalam kandungan. Ketika wanita berencana hamil, pastikan selalu mengkonsumsi asupan nutrisi sesuai kebutuhan. Asupan dalam tubuh ibu menentukan pembentukan tubuh dan tumbuh kembang anak,”jelasnya.
Perlu diketahui, sampai saat ini jumlah balita stunting sebesar 26 persen, sedangkan target MDG’s mencapai 32 persen. Jumlah balita stunting di Jatim masih di bawah target MDG’s Millennium Development Goals (MDGs) mencapai 32 persen. [dna]

Tags: