Digelar Paska Lebaran, PGAN Rutin Gelar Reuni

Muhatrom yang kini telah menjadi seorang ustadz di Kota Sunrise of Java itu sangat mendukung atas kemeriahan kegiatan trend reuni sekolahan belakangan ini. Ia bahkan bisa memastikan akan selalu datang dalam setiap reuni sekolahan yang sudah membesarkan diri dan kelimuannya yakni PGAN Situbondo 1992. Dalam beberapa kali ajang reuni sejak tahun 1993 hingga 2017 ini, kata Muhtarom, dirinya selalu menyempatkan datang dalam ajang reuni, demi maju dan kompaknya komunitas reuni PGAN Situbondo 1992. “Memang teman teman tidak datang 100 persen. Tetapi mayoritas angkatan 1992 datang pada acara reuni di Desa Jetis Kecamatan Curahdami Bondowoso kemarin,” papar Muhtarom.
Rahmat Taufik, rekan Muhtarom, punya penilaian sendiri atas maraknya ajang trend reuni sekolahan di Tanah Air. Kata Taufik, dengan reuni para alumni sekolahan bisa kembali mengingat kenangan manis selama tiga tahun menimba ilmu di PGAN Situbondo 1992. Agar reuni itu berjalan dengan seimbang, sarang Taufik, ia selalu mengusulkan untuk mendatangkan salah satu guru favorit di PGAN Situbondo. Bahkan kalau bisa, sambung Taufik, sosok guru yang dulu dikenal garang dan keras bisa dihadirkan ditengah pelaksanaan reuni sehingga acara berjalan dengan hidup. “Kami sangat senang dengan adanya reuni PGAN Situbondo 1992 ini,” aku pria yang kini dipercaya memimpin sebuah yayasan lembaga Islam di Banyuwangi itu.
Dari ajang reuni kemarin, Taufik mengaku sangat bangga karena teman seangkatannya sudah banyak menjadi sosok yang sukses. Taufik yang juga suka melawak itu menambahkan, ada banyak kejadian yang unik dari para lulusan PGAN Situbondo 1992 selama mengikuti reuni di Bondowoso kemarin. Kenapa ? Kata Taufik, setiap lulusan PGA sudah identik dengan calon pendidik dan memilih melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dengan jurusan ilmu pendidikan. Tetapi yang dialami Taufik justeru sangat terbalik, karena sebagian alumni PGAN Situbondo 1992, ada yang menjadi TNI, Polisi, pengacara, pengusaha, yang notabene bukan bidangnya. “Disini lah letak uniknya saat kita beramah tama bisa diketahui apa saja bidang pekrjaan teman seangkatan saya,” ujar Taufik yang pandai berbahasa Inggris itu.
Pakar kebudayaan Situbondo, Irwan Rakhday, memandang ajang trend reuni belakangan ini sangat positif untuk dikembangkan bahkan dikesinambungkan dimasa mendatang. Ia menepis pada ajang reuni sekolahan sebagai acara yang negatif karena kerapkali disisipi dengan kegiatan pesta dan hura hura. Irwan hanya menyarankan kepada seluruh komunitas reuni sekolahan untuk tetap menjaga kultur atau marwah dari ajang reuni sekolahan tersebut agar tetap menghasilkan manfaat yang besar bagi masyarakat, bangsa dan negara serta agama. “Karena disana ada unsur pertemuan silaturahminya. Makanya saya sangat mendukung kiprah reuni dibeberapa komunitas alumni sekolahan di Situbondo,” pungkas pria asal Asembagus Situbondo itu. [awi]

Tags: