Direlokasi, 27 KK Dilarang Kembali ke Rumah Lama

Sekdakab Jombang, Ita Triwibawati, didampingi Kepala Pelaksana BPBD, Nur Huda bersama sejumlah kepala SKPD meninjau lokasi hunian baru korban terdampak longsor.

Sekdakab Jombang, Ita Triwibawati, didampingi Kepala Pelaksana BPBD, Nur Huda bersama sejumlah kepala SKPD meninjau lokasi hunian baru korban terdampak longsor.

Jombang, Bhirawa
Sebanyak 27 Kepala Keluarga (KK) asal Dusun Kopen, Desa Ngrimbi, Kecamatan Bareng, Jombang yang telah pindah ke hunian baru diminta tidak kembali ke rumah lama. Langkah itu untuk menjaga keselamatan warga yang tinggal di bawah bukit rentan longsor dari bahaya bencana longsor sebagaimana terjadi setahun lalu di Dusun tersebut.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jombang, Nur Huda mengatakan, hunian baru bagi korban terdampak longsor di Dusun Kopen awal tahun lalu sudah selesai dibangun. Sebagian besar warga sudah menempati hunian barunya itu tak jauh dari tempat tinggal sebelumnya.
Dengan siapnya hunian baru tersebut, Nur Huda berharap warga tidak kembali ke rumah lamanya. “Harapan kami, warga tidak kembali ke rumah lamanya. Kalau kembali khan percuma kita bangunkan rumah yang baru untuk menghindari longsor,” katanya, saat meninjau lokasi hunian baru bagi 27 KK korban terdampak longsor di Dusun Kopen, Desa Ngrimbi, Rabu (14/1).
Nur Huda mengungkapkan, larangan kepada warga agar tidak kembali ke rumah lama, semata-mata karena pertimbangan keselamatan warga. Dijelaskan, kawasan perbukitan yang dulunya menjadi kawasan pemukiman warga rentan terjadi longsor. “”Bukan soal apa-apa, tapi ini terkait keselamatan warga,” ujarnya.
Di Dusun Kopen, Desa Ngrimbi, puluhan KK tinggal dikawasan perbukitan. Dua bukit di Dusun tersebut memiliki kontruksi tanah yang labil dan rentan mengalami longsor. Salah satu bukit, setahun lalu sudah mengalami longsor dan menyebabkan 14 korban meninggal dunia dan 5 rumah tertimbun tanah.
Sementara, bukit yang satunya, bersebelahan dengan bukit yang longsor setahun lalu, kondisinya juga memprihatinkan. “Potensi longsornya tinggi, pada bukit ada beberapa retakan dan bahkan sebagian tanahnya sudah anjlok. Ini yang kita antisipasi,” papar Nur Huda.
Nur Huda mengakui, kondisi hunian baru untuk 27 KK tidak sebaik dengan rumah tinggal sebelumnya. Namun, harapnya, warga lebih mementingkan keselamatan daripada harus hidup dalam ancaman longsor. “Bangunannya memang seperti ini karena anggaran juga terbatas,” jelasnya.
Kepala Dusun Kopen, Sucipto, mengungkapkan, dari 27 KK yang diminta pindah, terdapat 3 kepala keluarga yang belum menempati rumah barunya. “Masih ada tiga yang belum, tapi mereka masih menunggu hari yang tepat untuk pindahan rumah. Seminggu ini sudah pindah semuanya,” ujar dia. [rur]

Tags: