Diseminasi Kongres Bahasa Indonesia XII Libatkan 43 Komunitas

Kepala Balai Bahasa Jawa Timur sedang memaparkan materinya pada peserta 43 komunitas. [ahmad suprayogi/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa.
Upaya untuk menentukan arah kebijakan pengembangan dan pembinaan Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah. Balai Bahasa Jawa Timur (BBJT) telah menyelenggarakan Dinseminasi Kongres Bahasa Indonesia ke XII dengan melibatkan 43 komunitas, pada Rabu (17/5) di Hotel Mercure Grand Mirama Surabaya.

Kegiatan yang mengambil tema ‘Literasi Dalam Kebinekaan untuk Kemajuan Bangsa’ tersebut, pihak Balai Bahasa Jawa Timur telah menghadirkan para pemateri yang sangat mumpuni di bidangnya.

Diantaranya dari Badan Bahasa, yakni Dr. Dora Amelia, Guru Besar Universitas Neger Malang Prof. Dr. Djoko Saryono memamparkan materinya tentang Kekayaan Budaya dalam Literasi Bahasa dan Sastra. Termasuk juga Kepala BBJT Dr. Umi Kulsum, M.Hum yang membawakan materi tentang tugas BBJT dan Literasi Kebahasaan dan Kesastraan di Jawa Timur.

Kepala Balai Bahasa Provinsi Jatim Umi Kulsum menyampaikan, kalau kegiatan ini merupakan dalam rangkaian untuk menyiapkan Kongres Bahasa Indonesia XII pada 26-29 Oktober 2023 mendatang di Jakarta.

“Kita ingin Jatim berkontribusi menyukseskan kegiatan kongres. Karena ini ajang tahunan yang sangat penting dalam bahasa kesastraan akan ada masukan. Jawa Timur harus berkontribusi, sehingga diskusi yang hangat ini terkait dengan upaya kita melestarikan Bahasa Indonesia dan menginternasionalisasikan Bahasa Indonesia,” sampainya.

Menurutnya, terkait dengan literasi kebhinekaan pihaknya ingin Bahasa Indonesia dan juga bahasa daerah di Jatim seperti Jawa, Madura, Osing dan bahasa daerah lain seperti Madura Bawean jadi sebuah kekuatan.

“Bagaimana menguatkan Literasi di Jatim. Karena kalau kita ingin meningkatkan kualitas hidup kita, baca tulis dan sebagainya tentu kita tak bisa melepaskan diri dari literasi,” tegasnya.

Pihaknya selalu mengadakan literasi, baik itu yang ada di masyarakat atau sekolah. Jadi untuk literasi yang ada di masyarakat kami selalu membantu kegiatan atau pun program yang ada di masyarakat komunitas literasi.

“Bahkan kami sekarang punya 43 komunitas literasi yang terkumpul dalam komunitas digital literasi. Dalam komunitas ini, kami berupaya selalu untuk memotivasi mereka menyampaikan apa yang sudah kami lakukan, berbagi pengalaman kepada komunitas lainnya,” jelas Umi Kulsum.

Sementara itu, Guru Besar Universitas Neger Malang Djoko Saryono dalam paparannya yang berkaitan dengan perkembangan digital menurut dia agar disadari bahwa bahasa Indonesia sekarang memiliki tanah air baru.

“Yaitu, tanah air digital. Pada 1928 adalah tanah air fisikal, sekarang lain dan bahasanya juga lain. Kalau tidak lain maka kita tak bingung dengan pola kebahasaannya, pola interaksinya dan sebagainya, ” paparnya.[ach.gat

Tags: