Pemkab Bondowoso Teken Kerjasama Pengiriman Bahan Baku Jamu

Wabup Irwan Bachtiar Rahmat bersama Deputi Bidang Usaha Mikro, Yulius lakukan pemecahan kendi sebagai tanda pengiriman armada bahan baku jamu dari koperasi Agrofarm. (Ihsan Kholil/Bhirawa)

Bondowoso, Bhirawa
Bersama Kementerian Koperasi dan UKM, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, Pemerintah Kabupaten Bondowoso, melakukan kerjasama program penguatan rantai pasok usaha mikro komoditas bahan baku jamu.

Kerjasama yang ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman tersebut dilakukan di Paseban Alun-alun Raden Bagus Asra Ki Ronggo, Rabu (17/5) kemarin oleh Wakil Bupati Bondowoso, Irwan Bachtiar Rahmat.

Kerjasama itu ditandai juga dengan pemecahan kendi sebagai tanda pengiriman armada bahan baku jamu dari koperasi Agrofarm, kepada PT Sido Muncul di depan monumen Gerbong Maut.

Wakil Bupati Bondowoso H. Irwan Bachtiar Rahmat yang mewakili Bupati KH Salwa Arifin berharap, kerjasama dengan beberapa pihak tersebut diharapkan mampu menggairahkan sektor ekonomi, kesejahteraan petani bahan baku jamu dan koperasi di Kabupaten Bondowoso.

“Semoga PKS (Perjanjian Kerjasama) ini dapat memberikan manfaat bagi petani dan koperasi di Bondowoso, sekaligus menjaga standarisasi kualitas produk, meningkatkan produktifitas maupun optimalisasi penguasaan teknologi dan inovasi produk,” kata Irwan.

Dijelaskannya bahwa dalam beberapa tahun terakhir, sektor usaha mikro di Bondowoso mengalami fluktuasi. Namun, pasca pandemi Covid 19, trend perkembangan usaha mikro menunjukkan kenaikan yang begitu pesat, salah satunya, komuditas bahan baku jamu.

“Di Bondowoso sangat potensi empon-empon. Bahkan, nanti bukan hanya lempuyang, kunyit dan jahe juga sangat berpotensi. Nantinya, kami berharap, kalau PT Sido Muncul menanbah pasokan bahan baku jamunya, tentu akan berimbas pada kenaikan pendapatan petani per kapitanya,” imbuhnya.

Kata dia, pemerintah saat ini menyadari jika masih banyak tantangan yang dihadapi pelaku UKM, terutama akses bahan baku yang berkualitas dan terjamin. Oleh karena itu, Irwan Bachtiar berterimakasih atas perhatian dari Kementerian Koperasi dan UKM yang memberikan program penguatan rantai pasok usaha mikro komoditas bahan baku jamu ini.

“Terimakasih. Karena melalui program ini, diharapkam mampu memberikan dampak positif bagi peningkatan pelaku UKM di Bondowoso. Kami juga berharap program ini dapat mendorong peningkatan produksi, mutu dan daya saing bahan baku jamu, sehingga memberikan kontribusi nyata bagi peningkatan ekonomi lokal,” harapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Kementerian Koperasi dan UKM memberikan bantuan modal kepada 3 pelaku UKM yang bergerak dalam produksi bahan baku jamu, masing-masing sebesar Rp 50 juta. Kemudian melepas pengiriman bahan baku jamu ke PT Sido Muncul dan membuka Gerbong UMKM di pedestrian Alun-alun Bondowoso.

Sementara itu, mewakili Menteri Koperasi dan UKM, Deputi Bidang Usaha Mikro, Yulius mengatakan, kerjasama tersebut menjadi langkah awal dalam mendorong kerjasama antara pengusaha kecil dengan pengusaha besar, dalam penguatan rantai pasok komoditas bahan baku jamu.

“Kenapa kita dorong, karena kemitraan antara pengusaha kecil dengan pengusaha besar di tingkat lokal, baru 7 persen dan ditingkat global baru 4,1 persen. Kalau kemitraan ini kita dorong, akan meningkatkan ekspor nasional dan peningkatan sektor ekonomi,” kata Yulius.

Menurutnya, program ini untuk menjaga stabilitas harga bahan baku jamu yang ada di Kabupaten Bondowoso. Hal ini perlu dilakukan, agar UMKM tidak tergilas oleh pengusaha-pengusaha besar. Sehingga, Kemenkop-UKM akan mendorong agar ada offtaker bahan baku jamu yang mampu menampung produksi bahan baku jamu.

“Kita bersama Sido Muncul mendorong melalui KUR dan profram pinjaman khusus kepada koperasi dengan bunga 3 persen. Jadi ada 2 sumber dana yang bisa dimanfaatkan, sehingga kami terus menjaga agar kolaborasi ini saling dijaga, berkelanjutan dan berkesinambungan,” ujarnya.

Kemekop-UKM juga menjamin bahan baku jamu yang dihasilkan oleh petani di Bondowoso bisa dibeli oleh pengusaha besar, seperti PT Sido Muncul, melalui koperasi sebagai offtaker. Sehingga, untuk permasalahan harga bisa bersaing dan tidak merugikan petani.

“Kita fokus pada bahan baku jamu. Tapi nantinya akan kita kembangkan untuk komoditas unggulan lain di Bondowoso,” terangnya.

Di Kabupaten Bondowoso, akan dikembangkan komoditas jahe dan kunyit di atas lahan seluas 50-70 Ha. Proyek ini melibatkan sekitar 100 petani di bawah naungan koperasi produsen Agro Farm Bondowoso.

“Kami akan memfasilitasi tenaga ahli untuk membantu petani koperasi, baik dalam bentuk pelatihan maupun pendampingan, yang dilakukan dari hulu sampai hilir,” pungkasnya. [san.gat]

Tags: