Dorong Penurunan Angka Stunting

Stunting menjadi salah satu masalah bagi hampir setiap negara, termasuk Indonesia. Karena stunting dapat memberikan dampak bagi perkembangan sumber daya manusia di masa mendatang. Untuk kasus stunting di Indonesia cukup tinggi saat ini. stunting di Indonesia sebanyak 23% sudah terjadi pada saat di kandungan, dan 77% setelah lahir. Logis, jika masalah stunting perlu terus mendapat perhatian, sorotan dan penanganan dari pemerintah. Kolabolasi dan sinergisitas sangat dibutuhkan untuk mengatasi penurunan kasus stunting.

Pemerintah menargetkan permasalahan stunting di Indonesia dapat berada diprevalensi sebesar 14% di tahun 2024 dan tentu bukan menjadi hal yang mudah. Untuk itu diperlukan kerjasama berbagai kalangan untuk menurunkan angka stunting di Indonesia. Tingginya kasus stunting yang disebabkan kurangnya asupan gizi tidak lepas dari problem kemiskinan. Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah mengingat adanya target angka stunting di Indonesia dapat menurun sebanyak 3% di tahun 2022, salah satunya dengan membentuk aksi bergizi menjadi sebuah gerakan nasional, (Kompas, 6/11/2022)

Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada balita, di mana panjang badan berada di bawah 48% karena kurangnya asupan gizi, kurang stimulasi, atau adanya infeksi berulang yang terjadi pada anak-anak di Indonesia. Selain itu, untuk menanggulangi masalah stunting ini, berbagai upaya sudah dilakukan. Salah satunya yang dilakukan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) adalah tindakan preventif alias pencegahan, yakni pemenuhan gizi anak sejak dini.

Selebihnya, stunting, merupakan suatu kondisi di mana kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan nutrisi dalam waktu yang cukup lama, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan. Untuk mencegah stunting ini dapat dilakukan dengan pemenuhan gizi anak. Pemenuhan gizi ini tidak hanya dilakukan saat anak masih dalam kandungan, tapi juga setelah anak lahir, terutama dalam memberikan air susu ibu atau ASI ekslusif kepada bayi selama enam bulan. Dengan pencegahan stunting ini, generasi muda nantinya dapat melahirkan bayi yang sehat sehingga bonus demografi di tahun 2035 mempunyai potensi yang besar bagi kemajuan bangsa Indonesia.

Asri Kusuma Dewanti
Dosen FKIP Univ. Muhammadiyah Malang.

Rate this article!
Tags: