Dosen Fisioterapi UMM Beri Tips Atasi Saraf Terjepit

Dosen Fisioterapi Universitas Muhammadiyah Malang, Siti Ainun Ma’rufa SFt, Ftr. MSc.

Kota Malang, Bhirawa.
Kecetit, atau saraf kejepit merupakan tekanan pada saraf oleh jaringan-jaringan sekitar. Misalnya oleh otot, tulang atau ligamen. Umumnya terjadi pada persarafan tulang belakang. Jika tidak segera diatasi, efeknya bisa didapati nyeri menjalar di leher, lengan, pinggang, kaki, dan beberapa organ tubuh lainnya.

Siti Ainun Ma’rufa SFt, Ftr. MSc, Dosen Fisioterapi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), mengemukakan penyebab saraf terjepit adalah pertambahan usia yang membuat kelenturan tulang belakang berkurang.

“Seiring bertambahnya usia, bantalan tulang belakang juga bisa menipis, hal ini bisa beresiko menyebabkan gesekan antar tulang hingga menjepit saraf,” katanya.

Dijelaskannya, penyebab lainnya adalah trauma kecelakaan, cedera olahraga, dan terjatuh. Selain itu, kondisi obesitas, postur tubuh yang tidak tepat ketika beraktivitas dan melakukan gerakan secara terus-menerus juga menjadi faktor resiko saraf terjepit.

Ainun menyampaikan bahwa gejala yang biasa dirasakan yakni nyeri menjalar. Namun tidak jarang diirngi dengan kesemutan, rasa terbakar, mati rasa, hingga lemahnya otot di bagian tubuh yang mengalami saraf terjepit.

Lantas bagaimana terapi pertama yang bisa dilakukan bagi pasien yang mengalami saraf kejepit. Pihaknya menjelaskan ada latihan fisioterapi yang bsia dilakukan pada pasien saraf kejepit. Latihan ini bisa meringankan rasa nyeri. Yakni dengan melakukan stretching (peregangan) juga strengthening (penguatan).

“Gerakan tersebut meliputi knee to chest stretching, glutes bridging, pelvic tilting, leg raise dan lain-lain,”terangnya.

Selain itu, kompres dingin dan hangat juga bisa diberikan pada area nyeri yang dirasakan pasien. Dalam beberapa kasus, penderita saraf terjepit harus menjalani rangkaian pemeriksaan penunjang terlebih dahulu untuk mendapatkan diagnosis. Terapi farmakologi juga biasa diberikan pada pasien untuk mengurangi gejala nyeri.

“Tetapi pada kondisi yang lebih parah, ditemukan penjepitan saraf karena hernia nucleus pulposus atau spondilolistesis yang menyebabkan kondisi tulang belakang bergeser dari posisi normal. Maka tindakan operatif akan diberikan pada kasus ini,” tambahnya.

Ditegaskan Ainun kondisi saraf terjepit bisa terjadi berulang. Karenanya, menjaga gaya hidup sehat mutlak harus dilakukan. “Sangat dianjurkan pula pada penderita untuk membiasakan duduk dan berdiri dengan postur yang baik, melakukan pola hidup sehat untuk menjaga berat badan ideal, serta olahraga dengan teratur,” pungkasnya. [mut.bed]

Tags: