Fenomena Darurat Kesadaran Kesehatan Mental

Oleh :
Feny Pascalia Ratu
Mahasiswi Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya

Isu kesehatan mental seharusnya mulai banyak disadari oleh semua kalangan. Data Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2018 menyebutkan, 1 dari 16 orang berusia 15 ke atas terdiagnosa mengalami depresi.

Jika kondisi ini terus menerus dibiarkan, maka dikhawatirkan akan menimbulkan masalah kesehatan mental yang jauh lebih berbahaya dalam skala besar. Namun kesadaran tersebut masih perlu didorong untuk memberi pemahaman bahwa setiap orang berhak mendapatkan penanganan psikologis.

Salah satu dampak skala besar yang saat ini terjadi meningkatnya kasus bunuh diri yang. Kasus bunuh diri sejak tahun 2018 hingga akhir 2023 mengalami peningkatan yang signifikan. Tahun 2023 secara keseluruhan tercatat sekitar 1.200 kasus.

Peningkatan kejadian bunuh diri di Indonesia tersebut menjadi pertanda nyata bahwa kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan jasmani. Namun, di sisi lain, tak dipungkiri, kesehatan mental sering kali masih dipandang sebelah mata. Padahal, berawal dari masalah kesehatan mental yang diabaikan itu, perasaan ingin mengakhiri hidup tercipta.

Menurut studi, lebih dari 90% pelaku bunuh diri adalah orang dengan gangguan kesehatan mental yang tidak mendapatkan penanganan yang tepat. Bunuh diri ialah titik capek dari rasa frustrasi. Mereka yang bunuh diri merasa tidak ada gunanya lagi hidup, mereka putus harapan, mereka.memilih menanggalkan beratnya beban dengan cara yang salah, cara yang dilarang oleh agama.

Bunuh diri adalah masalah yang sangat kompleks, tidak ada penyebab tunggal untuk setiap kasus. Ada beberapa faktor pendorong yang menyebabkan seseorang memilih meninggalkan kehidupan di dunia ini. Mulai dari lilitan ekonomi, tekanan kehidupan, diputus pacar, ditinggal orang terkasih, hingga penyakit kronis yang tak kunjung sembuh.

Di wilayah NTT periode 2018 -2021 merujuk data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) sebanyak 303 kasus. Di tahun 2023 hingga Desember terdata 10 sampai 11 kasus terjadi di kota kupang dan mirisnya rata-rata korban dari kalangan usia remaja.

Upaya mengakhiri hidup yang dilakukan di kalangan remaja berdasarkan beberapa penelitian menyebutkan bahwa hal ini disebabkan karena factor perkembangan kognitif, perkembangan biologis dan psikososial. Selain itu penggunaan media sosial yang kurang bijak pun menjadi salah satu faktor penyebab.

Orang yang berniat bunuh diri tidak serta merta dilakukan ketika timbul niat, tapi ada gejala yang sudah lama dilakukan di sisi lain konflik keluarga, pendidikan, persoalan ekonomi menjadi tahapan konflik batin yang juga sering dialami. Belum ditambah tidak adanya teman berbagai cerita semakin menambah beban psikis korban tanpa dikikis atau dikurangi dengan berbagi kepada orang terdekat.

Masih banyak orang beranggapan ketika ke psikolog berindikasi gangguan jiwa ini merupakan perspektif yang salah. Begitupun persoalan menyangkut kesadaran akan kesehatan mental di Indonesia dianggap masih cukup rendah, kedekatan Sosial, kedekatan lingkungan, religiusitas serta kontrol dalam keluarga, menjadi faktor positif dan jalan pencegahan niat untuk tindakan-tindakan bunuh diri. Maka itu mulailah untuk sadar dengan Kesehatan mental diri sendiri.

———— *** ————-

Tags: