Hilangkan Trauma Siswa, Disdikdaya Berikan Pendampingan Psikologis

Doakan korban cepat sembuh, siswa SMPN 1 Pajarakan doa dan dzikir bersama. [wiwit agus pribadi]

Doakan Siswa SMPN 1 Pejarakan Cepat Sembuh Digelar Doa dan Dzikir Bersama
Probolinggo, Bhirawa
Pasca ambruknya jembatan gantung penghubung Desa Kregenan dan Desa Pajarakan Kulon pada Jumat (9/9), Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikdaya) Kabupaten Probolinggo memberikan pendampingan psikologis kepada para korban yang merupakan siswa dari SMPN 1 Pajarakan.
Menurut Kepala Disdikdaya Kabupaten Probolinggo, Fathur Rozi, Senin (12/9), pendampingan psikologis ini sangat diperlukan sekali dalam rangka untuk menghilangkan trauma pada korban. Diberikan proses pemulihan trauma (trauma healing) agar siswa SMPN 1 Pajarakan ini bisa kembali ceria seperti semuala. Harapannya, para siswa dapat tetap bisa belajar tanpa dihantui peristiwa ini.
Rozi menjelaskan, peristiwa ini bermula ketika 150 siswa dan siswi SMPN 1 Pajarakan bersama gurunya mengikuti jalan sehat dalam rangka memperingati Hari Olahraga Nasional (Haornas) tahun 2022. Dengan pakaian olahraga sekolah, rute jalan sehat dimulai dari SMPN 1 Pajarakan ke selatan hingga Desa Kregenan Kecamatan Kraksaan dan Desa Rondokuning serta finish kembali di sekolah.
Namun, musibah terjadi ketika rombongan ini melintasi jembatan gantung yang menghubungkan dua desa di Kecamatan Pajarakan dan Kecamatan Kraksaan.
“Karena tak mampu menahan beban yang ada, jembatan gantung tersebut ambruk. Akibatnya, puluhan siswa dan guru terjatuh ke sungai saat melintasi jembatan gantung setinggi 7 meter itu,” terangnya.
Rozi menerangkan, setelah mendapatkan perawatan di Puskesmas Pajarakan, sebanyak 15 siswa dan siswi bersama gurunya dirujuk dan sedang menjalani perawatan di RSUD Waluyo Jati Kraksaan. Alhamdulillah tak ada korban jiwa. Dan sudah melakukan koordinasi dengan Polsek dan Koramil untuk meredam kabar timbulnya korban jiwa. Ditangkal berita hoax dengan menyampaikan berita sesuai fakta,” tuturnya.
Untuk mendoakan teman – temannya yang menjadi korban ambruknya jembatan gantung di Desa Kregenan Kecamatan Kraksaan agar cepat sembuh, siswa dan guru SMP Negeri 1 Pajarakan melakukan doa dan dzikir bersama. Doa dan dzikir bersama ini dilakukan ratusan siswa dan puluhan guru di halaman SMPN 1 Pajarakan sekitar pukul 07.00 hingga pukul 08.30 WIB.
Sementara itu, Kepala SMP Negeri 1 Pajarakan, Arif Syamsul Hadi, Senin (12/9) mengatakan, doa dan dzikir bersama ini dilakukan agar musibah yang menimpa SMPN 1 Pajarakan tidak terulang kembali. ”Semoga ada hikmah dibalik peristiwa ini,” katanya.
Arif menegaskan, semula pihaknya memang berencana untuk masuk sekolah seperti biasa. Namun timbul fikiran agar bisa membantu para siswa yang menjadi korban agar segera sembuh melalui doa.
Seperti diketahui, pada Jumat (9/9) lalu SMPN 1 Pajarakan melakukan jalan sehat memperingati Hari Olahraga Nasional (Haornas) tahun 2022. Jalan sehat itu diikuti ratusan siswa bersama guru pendamping. Salah satu rutenya termasuk melalui jembatan gantung di Desa Kregenan.
Saat rombongan jalan sehat melintas, jembatan gantung di Desa Kregenan tersebut ambruk. Puluhan pelajar dan guru terjatuh ke sungai di bawah jembatan. Belasan orang sempat dilarikan ke RSUD Waluyo Jati, Kraksaan karena mengalami luka serius.
Arif menjelaskan, sebenarnya pihak sekolah sudah memberikan briefing kepada seluruh siswa sebelum berangkat jalan sehat itu. Pengecekan jalur di jembatan gantung itu juga sudah dilakukan. Bahkan sesampai di jembatan pihaknya juga sudah mengatur siswa agar bergantian saat menyeberang.
Namun para siswa tetap menerobos. Apalagi guru yang jumlahnya lebih sedikit tidak mampu menahan sejumlah siswa. Alhasil siswa secara bergerombolan menyebrang di jembatant. Guru yang mengatur sampai habis suaranya karena berteriak untuk menyuruh siswa bergantian.
Polisi yang mendapat laporan menghubungi Puskesmas Pajarakan dan RSUD Waluyo Jati Kraksaan, menyiapkan mobil ambulans untuk evakuasi. Proses evakuasi para siswa, polisi dibantu masyarakat Desa Kregenan. Karena luka serius, sebanyak 14 siswa dan satu guru dilarikan ke RSUD Waluyo Jati Kraksaan. Sisanya diperbolehkan pulang pihak Puskesmas. Sebelum putus, jembatan itu dilewati ratusan siswa yang dibagi ke sejumlah kelompok. [wap.fen]

Tags: