Inspiratif Kembangkan Kopi, Bupati Pasuruan Raih Penghargaan

Bupati Pasuruan, HM Irsyad Yusuf saat menerima penghargaan di puncak peringatan Hari Perkebunan ke 62 tahun 2019, di Kampus Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan), Malang, Selasa (10/12).

Pasuruan, Bhirawa
Pengembangan hilirisasi dan kewirausahaan bidang perkebunan di wilayah Kabupaten Pasuruan terus berkembang secara pesat. Sehingga, Dirjen Perkebunan Kementrian Pertanian RI, Kasdi Subagyono memberikan penghargaan kepada Bupati Pasuruan, HM Irsyad Yusuf.
Penghargaan diberikan di sela-sela acara Puncak Peringatan Hari Perkebunan ke 62 tahun 2019, di Kampus Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan), Malang, Selasa (10/12).
Bupati Pasuruan, HM Irsyad Yusuf menyatakan prospek perkebunan di Kabupaten Pasuruan terutama kopi, sangat menjanjikan. Total ada delapan kecamatan penghasil kopi. Dari total itu, memiliki kekhasan tersendiri, baik jenis robusta maupun arabica.
“Wilayah Kabupaten Pasuruan yang bisa ditanami kopi dan hasilnya luar biasa. Dari semua wilayah pegunungan, kami kembangkan perkebunan kopi dengan bantuan bibit, alat perkebunan sampai pelatihan. Semuanya untuk mengembangkan kopi Pasuruan, yakni Kapiten,” ujar HM Irsyad Yusuf, Rabu (11/12).
Ke depalan kecamatan penghasil kopi adalah Kecamatan Purwodadi, Purwosari, Prigen, Tosari, Tutur, Lumbang, Puspo dan Pasrepan. Adapun, tanaman kopi di Kabupaten Pasuruan tumbuh dan berkembang di dataran tinggi. Sedangkan produksi kopi di Kabupaten Pasuruan mampu menghasilkan 1.355,55 ton kopi ose dengan rata-rata per hektar mencapai 713,75 kilogram.
“Untuk kopi Robusta ditanam pada ketinggian 400-800m dpl. Sedangkan jenis Arabica ditanam pada ketinggian 700-1500 m dpl. Kami juga sudah memiliki merk kopi produk kapiten dan sudah dipatenkan. Seperti Kopi Joss dari Tutur, Kopi Lanang, Kopi Tunas Sari, Kopi Pak Tani, Kopi Lesung hingga lainnya,” kata Irsyad Yusuf.
Untuk bisa menjadikan Kapiten sebagai branding kopi khas daerah, kata Irsyad, semua elemen masyarakat dilibatkan, baik hulu maupun hilir. Untuk hulu, SDM petani terus ditingkatkan melalui sosialisasi, fasilitasi sampai pelatihan secara berkelanjutan. Di hilir adalah kegiatan pasca panen, termasuk bagaimana strategi marketing (pemasaran) agar Kapiten semakin dikenal luas.
“Antara hulu dan hilir harus terus terintegrasi sampai terwujud sebuah brand produk lokal yang menjadikan daerah dikenal akan produk itu. Jadi, pertanian tidak bisa berdiri sendiri. Termasuk dalam hal pemasaran. Ada sektor perbankan, UMKM, koperasi, industri atau perusahaan yang bisa kita gandeng untuk membantu marketing. Tapi semua dengan syarat, kopi kita enak dan packagingnya juga bagus serta hasilnya seperti sekarang,” tandas Irsyad Yusuf.
Ke depan, Kapiten bersama dengan produk perkebunan lainnya akan terus diperbarui.Baik dalam hal kemasan, cita rasa sampai cara promosi.
“Nantinya, setiap tamu dari luar Pasuruan, kami suguhkan Kapiten sebagai oleh-oleh. Selanjutnya kami ajak ke kebun kopi. Dan kami kenalkan juga Kapiten pernah ikut dalam pameran kopi internasional dan pernah jadi juara untuk kategori cita rasa terbaik tahun 2016 lalu. Makanya, ini menjadi bukti keseriusan kami,” jelas Irsyad Yusuf. [hil]

Tags: