Januari – September 2023, Produksi Padi Jatim Meningkat

Kepala Badan Pusat Statistik (BPW) Provinsi Jawa Timur, Zukipli

Pemprov, Bhirawa
Sepanjang Januari – September 2023, produksi padi di Provinsi Jawa Timur diperkirakan sebesar 8,35 juta ton GKG, atau mengalami peningkatan sekitar 198 ribu ton GKG (2,43 persen) dibandingkan Januari?September 2022 yang sebesar 8,15 juta ton GKG.

Sementara itu, berdasarkan amatan fase tumbuh padi hasil Survei KSA September 2023, potensi produksi padi sepanjang Oktober?Desember 2023 ialah sebesar 1,24 juta ton GKG.

Adanya peningkatan tersebut, Kepala Badan Pusat Statistik (BPW) Provinsi Jawa Timur, Zukipli menyampaikan, dari hasil survei KSA menunjukkan produksi padi meningkat meskipun el nino mendera. Hal ini dikarenakan banyak upaya dari Pemprov Jatim dalam memgantisipasi kemarau panjang.

“Adanya peningkatan produksi padi ini merupakan prestasi tersendiri dari Pemprov Jatim. Memamg el nino juga berdampak pada kekeringan. Tetapi Pemprov Jatim telah mengantisipasi dengan percepatan masa tanam, dan penggunaan bibit unggul yang tahan dengan kondisi kekeringan,” katanya.

Dengan demikian, total produksi padi pada 2023 diperkirakan sebesar 9,59 juta ton GKG, atau mengalami peningkatan sebanyak 65 ribu ton GKG (0,68 persen) dibandingkan 2022 yang sebesar 9,53 juta ton GKG. Produksi padi tertinggi pada 2022 dan 2023 terjadi di bulan Maret.

Sementara produksi padi terendah pada 2023 diperkirakan terjadi di bulan Januari. Produksi padi pada Maret 2023 yaitu sebesar 2,11 juta ton GKG, sedangkan produksi padi pada Januari 2023 diperkirakan sebesar 0,32 juta ton GKG.

Tiga kabupaten/kota dengan total produksi padi (GKG) tertinggi pada 2023 adalah Kabupaten Lamongan, Kabupaten Ngawi, dan Kabupaten Bojonegoro. Sementara itu, tiga kabupaten/kota dengan produksi padi terendah yaitu Kota Surabaya, Kota Pasuruan, dan Kota Kediri.

Penurunan produksi padi yang cukup besar pada 2023 terjadi di beberapa wilayah sentra produksi padi seperti Kabupaten Lamongan, Kabupaten Banyuwangi, dan Kabupaten Ngawi. Di sisi lain, terdapat beberapa kabupaten/kota yang mengalami peningkatan produksi padi cukup besar, misalnya Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Ponorogo, dan Kabupaten Mojokerto.

Zulkipli juga memaparkan berdasarkan hasil Survei KSA, puncak panen padi pada 2023 selaras dengan tahun sebelumnya yaitu terjadi pada bulan Maret, dengan luas panen mencapai 0,37 juta hektare. Namun demikian, puncak panen padi pada Maret 2023 relatif lebih rendah atau turun sekitar 28 ribu hektare (7,21 persen) dibandingkan Maret 2022.

Realisasi panen padi sepanjang Januari?September 2023 sebesar 1,48 juta hektare, atau mengalami peningkatan sekitar 21 ribu hektare (1,49 persen) dibandingkan Januari ? September 2022 yang mencapai 1,46 juta hektare.

Sementara itu, potensi luas panen padi pada Oktober? Desember 2023 diperkirakan sekitar 0,20 juta hectare. Dengan demikian, total luas panen padi pada 2023 diperkirakan sebesar 1,686 juta hektare, atau mengalami penurunan sekitar 7 ribu hektare (0,45 persen) dibandingkan luas panen padi pada 2022 yang sebesar 1,693 juta hektare.

“Untuk itu, Pemprov Jatim melalui pemangku penting untuk menyikapi sehingga penurunan luasa tanam dan produksi tidak meluas lebih jauh. Saat ini angka masih merupakan angka prediksi, semoga nantinya ada perubahan lebih baik, ” katanya. [rac.iib]

Tags: