Jatim Usulkan Tiga Tokoh Raih Gelar Pahlawan

Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur, Dr Alwi

Pemprov, Bhirawa
Tahun ini, Dinas Sosial Provinsi Jatim kembali akan mengajukan usulan untuk mendapatkan gelar kepahlawanan bagi ketiga nama tokoh besar, yaitu Syaikonah Muhammad Kholil, Bisri Syamsuri Jombang, dan Mochammad Sroedji Jember.
Kepala Dinas Sosial Provinsi Jatim, Alwi menyampaikan, saat ini semuanya masih dilengkapi dokumennya. Seperti Syaikonah Muhammad Kholili juga masih memerlukan kelengkapan seperti dokumentasi foto dan sketsa.
“Semua dokumen nantinya memang harus kembali dilengkapi, sehingga ketika diajukan ke TP2GP Kemensos RI, tidak lagi ada kekurangan, Sayang jika diajukan masih ada kelengkapan yang kurang” katanya, Kamis (18/3).
Tahun sebelumnya, Jatim juga mengusulkan Bisri Syamsuri Jombang, namun masih belum mendapatkan gelar. Untuk kelengkapan dokumen tidak dipermasalahkan, namun membutuhkan rekomendasi ulang Bupati Jombang dan Gubernur Jatim untuk bisa diusulkan kembali tahun 2021.
“Jadi nantinya usulan baru satu, yaitu Syaikonah Muhammad Kholil, dan dua pengusulan kembali yaitu, Bisri Syamsuri Jombang, dan Mochammad Sroedji Jember,” katanya.
Sekedar diketahui, perjuangan Syaikonah Muhammad Kholil Bangkalan yang dikenal Mbah Kholil juga bisa dilihat memperjuangkan nasionalisme Indonesia dan cinta tanah air, melalui jalur pendidikan di pesantren, menjalin hubungan antarulama Nusantara dan Ulama Nusantara di Timur Tengah.
Selain itu, Mbah Kholil juga sebagai Pendidik Para Kiai dan para Pahlawan dengan mendidik para kiai yang mendidirikan pesantren di seantero Nusantara, mendidik para pahlawan nasional, mendidik para santri dengan jalan tasawuf, dan mengintegrasikan antara fiqh dan tareka.
Sedangkan, Bisri Syamsuri Jombang merupakan seorang ulama dan pendiri Pondok Pesantren Denanyar, Jombang dan terkenal atas penguasaannya di bidang fikih agama Islam. Bisri Syansuri juga pernah aktif berpolitik, antara lain sempat sebagai anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) mewakili Masyumi.
Kemudian juga menjadi anggota Dewan Konstituante, ketua Majelis Syuro Partai Persatuan Pembangunan dan sebagai Rais Aam NU. Ia adalah kakek dari Abdurrahman Wahid, Presiden Republik Indonesia keempat.
Sementara, Mochammad Sroedji Jembermerupakan tentara yang berjuang di Kabupaten Jember melawan penjajah Belanda. Beliau wafat akibat berondongan peluru pasukan Belanda pada tahun 1949.
Sekedar diketahui, untuk penganugerahan gelar kepahlawanan prosesnya mulai dari TP2GD kabupaten/kota, lalu ke TP2GD provinsi, kemudian ke TP2GP Kementerian Sosial dan nantinya pembahasan dan pemberian gelar kepahlawanan diputuskan dalam Dewan Gelar bersama Presiden RI. [rac]

Tags: