Jelang Idulfitri 1442 Hijriah, Bupati Trenggalek Lakukan Pengecekan Wilayah

Trenggalek,Bhirawa
Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah lakukan peninjauan wilayah menjelang lebaran, Rabu (12/5/2021).
Turut mendampingi Wakil Bupati, Syah Muhamad Natanegara, Sekda Joko Irianto dan sejumlah Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang mendampingi.

Kunjungan para pemangku kebijakan di Bumi Menaksopal ini tentunya untuk melihat kesiapan petugas dalam menghadapi lebaran yang ditetapkan pemerintah jatuh pada hari Kamis (13/5/2021) besok.

“Kita melakukan pengecekan wilayah, di Pos Durenan terpantau lancar. Kemudian seperti balon, petasan tidak diketemukan,” terang pria yang akrab disapa Gus Ipin itu.

Kita juga mengecek Posko Durenan, lanjut mantan pengusaha peralatan rumah tangga itu. Kenapa Durenan, suami Novita Hardini ini menjelaskan “karena Durenan ini berbatasan dengan Tulungagung. Kita minta jalan yang akan masuk ke desa-desa yang berbatasan langsung dengan jalan nasional ini dilakukan penyekatan,” terangnya.

Ini kita lakukan agar bisa mengurangi membludaknya kunjungan karena banyak tokoh agama di sini yang perlu kita jaga sama-sama.

“Jangan sampai nanti kita tidak bisa kendalikan, kunjungan yang datang justru menjadi kluster baru Covid. Sekarang kita juga mau lanjut untuk bersilaturahmi tokoh agama jelang lebaran ini,” tutup bapak tiga anak ini.
Di kecamatan ini terdapat tradisi “Kupatan”. Perayaan kupatan sendiri konon katanha lebih ramai dibandingkan dengan Hari Raya Idul Fitri sendiri.

Kupatan seolah menjadi budaya yang wajib bagi masyarakat Durenan. Asal muasal kupatan sendiri berawal dari kegiatan penyambutan mayarakat yang menyambut kedatangan Mbah Mesir dari puasa Syawal. Mbah mesir sendiri merupakan tokoh agama setempat. Dari garis keturunan beliau telah lahir beberapa ulama besar di Jatim seperti Ploso Kediri.

Meskipun telah menjadi budaya yang lekat dengan masyarakat di daerahnya, Bupati Arifin tidak ingin tradisi Kupatan ini justru menjadikan kluster penyebaran baru Covid 19, karena kunjungan masyarakat luar yang tidak terkendali.

Meminimalisir resiko penyebaran pandemi langkah penyekatan batas desa dengan jalan nasional dilakukan. Sekaligus sebagai bentuk upaya pemerintah untuk melindungi para ulama yanga ada. (Wek)

Tags: