Presiden Jokowi Imbau Perkara Beras Plastik Tak Dibesarkan

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Solo, Bhirawa
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada media massa untuk tidak membesar-besarkan berita peredaran beras plastik. Sebab, beras tersebut hanya ditemukan di Bekasi.
“Kamu tuh jangan membesar-besarkan masalah. Hanya di satu tempat saja loh. Ini baru dilihat di Laboratorium IPB, BPOM dan Sucofindo. Nanti disimpulkan (hasil pemeriksaan beras plastik) baru kita bicara,” ujarnya, Minggu (24/5).
Selain itu, Jokowi juga meminta kepada pihak-pihak yang tidak berkompeten untuk tidak mengomentari beras plastik. Sebab, bila semuannya ikut berkomentar, bukannya solusi yang didapat. Tetapi sebaliknya, malah memperbesar masalah.
“Jangan semuannya bicara. Sekarang yang terpenting akar masalahnya dilihat. Dicek terlebih dahulu apakah benar itu hanya di satu lokasi saja yaitu di Bekasi. Atau hanya pada satu warung saja beras plastik itu ditemukan,” ucapnya.
Jokowi, sendiri telah meminta peredaran beras plastik diselidiki. Dengan begitu ia berharap motif pengedarnya bisa diungkap. “Motivasinya apa menjual beras itu? Apakah mencari keuntungan, atau apa? Kalau mencari keuntungan (laba yang lebih besar), saya rasa tidak mungkin. Sebab, harga plastik itu lebih mahal dari beras. Jadi, logikanya tidak masuk. Baru kita dalami,” pungkasnya.

Picu Kanker
Meski belum ditemukan beras plastik beredar di Jatim termasuk Surabaya,  masyarakat perlu waspada. Hal itu tidak lain karena dampak buruk beras plastik bagi kesehatan bila sudah terlanjur dikonsumsi, yaitu iritasi lambung, gangguan reproduksi, merusak liver dan dampak panjang munculnya kanker.
Direktur Akademi Gizi Surabaya Andriyanto SH, MKes menuturkan, selain bersifat karsinogenik dan kandungan dioksinnya, senyawa dari beras plastik yang masuk di dalam tubuh manusia juga tidak bisa keluar dari dalam tubuh dengan sendirinya melalui sistem eksresi, baik melalui urine (air kencing) maupun feses (kotoran manusia). Hal itu karena senyawa plastik tidak bisa diproses melalui ginjal, justru malah lengket dan mengendap di permukaan organ tubuh.
“Tidak ada jalan lain untuk mengeluarkan atau menetralisir kandungan plastik dalam tubuh. Jalan satu-satunya yaitu melalui operasi,”jelasnya.
Dijelaskan Andriyanto, mungkin jika hanya sekali dua kali mengonsumsi beras plastik efeknya terhadap organ tubuh tidak terasa, meskipun tetap ada senyawa plastik yang menempel di dalam tubuh. Namun jika dikonsumsi terus menerus dan dalam waktu yang lama pastinya terjadi penumpukan dan akan sangat berbahaya bagi kesehatan.
Dalam jangka pendek mungkin hanya akan menyebabkan efek anoreksi atau kehilangan nafsu makan, karena merasa kenyang. Setelah satu hingga tiga bulan akan menyebabkan luka pada lambung, usus (kolon) atau biasa disebut gastritis.
“Dalam jangka waktu lama, senyawa plastik yang mengendap di dalam tubuh itu akan memicu kanker ,” tegasnya.
Andriyanto berharap agar masyarakat lebih berhati-hati lagi, khususnya di Surabaya. Walaupun belum ditemukan akan lebih baik jika melakukan tindakan preventif. Namun jika ada masyarakat yang sudah mengonsumsinya, walaupun ada keluhan, lebih baik segera memeriksakan diri atau berkonsultasi dengan ahlinya. [dna,okz]

Tags: