Kasek SMK Muhammadiyah Minta Maaf atas Beredarnya Soal Bergambar Anies Baswedan

Kepala Sekolah SMK Muhamamdiyah Desa Kudikan, Kecamatan Sekaran, Lamongan minta maaf atas beredarnya soal naskah ujian semester mata pelajaran Bahasa Inggris kelas XI yang bermuatan foto Capres Anis Baswesdan disertai tiga poin pernyataan. [alimun hakim]

Lamongan, bhirawa
Pembuat soal Bahasa Inggris yang bermuatan tentang gambar capres Anies Baswedan beserta pertanyaanya, mengakui kelalaianya dan minta maaf kepada publik.

Selain meminta maaf, pria berinisial MU, yang juga menjabat sebagai Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 12 di Desa Kudikan, Kecamatan Sekaran, Kabupaten Lamongan tersebut juga memberikan penegasan bahwa tidak bermaksud untuk berkampanye.

“Yang jelas saya bukan bermaksud untuk berkampanye. Saya mewakili pihak lembaga sekolah mohon maaf, hal ini akan kami buat pelajaran, agar tidak mengulang perbuatan yang bisa membuat ketidak nyamanan dalam pembelajaran,” ucap MU singkat saat dikonfirmasi, Minggu (17/12).

Meski dalam pleno awal telah ditetapkan tidak adanya dugaan pelanggaran Pemilu, Bawaslu mengaku sempat mengalami kesulitan saat melakukan penelusuran jejak naskahnya. Sebab, soal tersebut langsung diamankan oleh pihak kepala sekolah dan tidak ditunjukkan kepada petugas pengawas saat dalam proses pemeriksaan.

Kepala Sekolah berinisial MU bahkan, membawa pulang soal tersebut dan ada dugaan penghapusan disitus web link sekolah atau naskah onlinenya.

“Misalnya klo itu semua ditunjukkan ke kita (Petugas Pengawas) dulu akan lebih baik dalam mendalami. Masalahnya ini buktinya sudah diamankan terlebih dahulu, jadi kita (Bawaslu) kesulitan untuk mendalami lebih lanjut,” ujar anggota Bawaslu Koordinator Divisi Penanganan Pelanggaran Farid Achiyani.

Farid menjelaskan bahwa Bawaslu Lamongan melakukan penelusuran tentang lembar soal PAS yang memuat informasi bacapres Anies Baswedan melibatkan Panwascam yang bertugas mendokumentasikan soal PAS yang memuat foto salah satu capres itu dari aplikasi atau situs web sekolah secara digital.

Sebelumnya diketahui, foto calon presiden nomer urut 1 Anis Baswedan beredar dan terpampang dalam naskah Ujian Ahir Semester Mata pelajaran Bahasa Inggris Kelas XI di salah satu SMK Muhammadiyah Lamongan.

Naskah ujian tersebut terdapat pada poin B nomer 21 – 23 sembari ditambah pernyataan benar atau salah terhadap 3 poin yang disebutkan dibawah Foto Anis yang memakai baju resmi. Dalam soal ujian itu juga memuat informasi seputar Anies Baswedan. Ada 3 pertanyaan dalam satu tema pertanyaan benar atau salah tentang Anies.

Pertama, pertanyaan nomor 21 yang berisi pernyataan tentang biografi singkat Anies Baswedan. “He is Anies Rasyid Baswedan, he born in Kuningan West Java, he was born in academic families.” Selanjutnya, soal nomor 22 berisi pernyataan soal rekam jejak politik Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta. “He Was together Sandiaga Uno elected as the Govenor of Jakarta and Replaced Ahok and Syaiful Djarot.”

Kemudian pada soal nomor 23 disebutkan pertanyaan tentang karier Anies sebagai Menteri Pendidikan. “Anies officially into politics and become the Minister of Education of Indonesia until Now.”

Beredarnya soal yang diduga merupakan tindakan kampanye terselubung di dunia pendidikan tersebut disayangkan oleh Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Wilayah Lamongan.

Menanggapi hal yang terjadi tersebut, Cabdin setempat melakukan tindakan dengan berkoordinasi dengan pihak Kepala Sekolah dan Kepolisian. Bahkan telah diintruksikan untuk menarik seluruh naskah ujian yang telah beredar.

“Ya benar memang ada naskah ujian disalah satu SMK yang menyebutkan itu. Kami telah berkoordinasi dengan Polsek dan pihak – pihak yang terkait termasuk Kepala Sekolahnya dan seluruh soal telah kita tarik,” ujar Kepala Cabang Dinas Pendidikan wilayah Lamongan, Jawa Timur Hidayat Rachman membenarkan, Selasa (12/12).

Dirinya meminta agar Kepala Sekolah lembaga pendidikan di tingkat SMA / SMK tidak melakukan hal yang serupa. Sebab, sebagaimana ketentuan aturqnya, ASN harus netral termasuk lembaga pendidikan dibawah Cabdin Lamongan. “Saya pikir semua harus tegak lurus dengqn aturan itu, semoga kejadian ini menjadi pelajaran dan koreksi bagi lembaga – lembaga pendidikan yqng lain. Supaya tidak terjadi lagi,” harapnya. [aha.yit.iib]

Tags: