Surabaya Barat Butuh Tambahan Pompa Air

Selama 2015 wilayah Benowo Tandes selama ini menjadi daerah yang rentan terkena banjir.

Selama 2015 wilayah Benowo Tandes selama ini menjadi daerah yang rentan terkena banjir.

Surabaya, Bhirawa
Kota Surabaya bagian barat yang selama ini menjadi langganan banjir membutuhkan tambahan beberapa pompa air karena pompa air yang ada belum mampu mengatasi genangan air saat hujan lebat.
Kepala Bidang Pematusan pada Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPBMP) Kota Surabaya Samsul Hariadi di Surabaya, Minggu mengatakan sebenarnya pompa air di Surabaya barat sudah ada, Namun dirasakan masih kurang karena hanya ada 2 yaitu di Tambak Langon dan di Margomulyo.
“Perlu penambahan pompa air di wilayah barat yaitu di Sumberejo, Kandangan, Tambaklangon dan Kalianak. Keempat daerah dilalui sungai menuju ke laut,” katanya.
Khusus untuk Tambaklangon, lanjut dia, sebenarnya sudah ada. Namun perlu penambahan pompa lagi karena di pompa yang ada belum mencukupi, terutama saat hujan deras yang berbarengan dengan air laut pasang.
Adanya pertemuan air laut dan air sungai mengakibatkan meluber ke pemukiman, kataanya. “Pompa di Sumberejo ini dipasang untuk mengurangi dampak banjir ketika Kali Lamong meluap. Memang sekarang sudah dipasang tanggul, namun juga perlu antisipasi pompa air di sana,” katanya.
Disinggung kapan dilakukan pembangunan pompa air di sana, Samsul mengatakan kemungkinan dilakukan pada 2017. Sedangkan untuk sekarang ini pengadaan pompa air dilakukan di Surabaya timur dan beberapa daerah lainnya.
Persoalan lainnya, kata dia, adalah potensi banjir di sekitar saluran air Banyuurip untuk wilayah Manukan Kulon hingga ke Benowo karena hingga sekarang ini, saluran di sana belum dibangun “box culvert” (gorong-gorong dari beton pracetak).
Tentu saja, kata dia, potensi banjir masih tinggi. Apalagi perkampungan sisi selatan saluran Banyuurip yang kerap tenggelam karena posisi kampung lebih rendah dari saluran sehingga saat hujan deras, saluran Banyuurip yang masih terbuka itu tak mampu menampung air, maka akan meluap ke perkampungan.
Tidak itu saja, air itu juga meluap ke jalanan melewati sela jembatan. Bahkan air juga merendam kampung di sisi utara saluran. Kondisi kerap juga menimbulkan konflik antar kampung sisi selatan dengan kampung sisi utara.
Ketika kampung sisi selatan kebanjiran, tak jarang warga membongkar tanggul saluran sisi utara dengan harapan air bisa mengalir ke sana. “Kalau hujan deras, pasti daerah Banjar Sugihan akan kebanjiran terutama sisi selatan,. Tak heran, warga pun menyudet atau membongkar tanggul sisi selatan untuk mengurangi luapan air . Dampaknya air dari saluran itu lari ke sisi utara,” kata Sulaiman, warga Banjar Sugihan. [geh,ant]

Tags: