Keluarga Besar Untag Surabaya Gelar Halal Bi Halal

Dr KH M. Syukron Djazilan, MAg saat menjadi penceramah dalam acara halal bi halal Yayasan Pendidikan 17 Agustus (YPTA) Surabaya.

Surabaya, Bhirawa
Keluarga besar Yayasan Pendidikan 17 Agustus (YPTA) Surabaya menggelar acara halal bi halal dengan mengundang segenap dosen dan tenaga pendidikan (tendik) beserta guru di lingkungan SMATAG dan SMPTAG Surabaya.

Ketua YPTA J Subekti, mengungkapkan kegiatan halal bi halal menjadi agenda rutin yang digelar setiap tahun. Selain sebagai ajang silaturahmi dan bermaaf-maafan, Subekti juga mengingatkan bahwa kegiatan pembelajaran yang dilakukan YPTA memiliki dimensi ketuhanan.

“Apa yang kita lakukan untuk mencerdaskan anak bangsa juga memiliki dimensi ketuhanan. Artinya, akan juga dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan yang Maha Esa,” jelas Subekti. Oleh karena itu, dalam menjalankan aktivitas keseharian baik sebagai pejabat struktural, sebagai dosen, guru atau tenaga pendidikan tetap memperhatikan aspek pertanggungjawaban di hadapan Tuhan.

Secara khusus, Subeksi juga memberikan apresiasi terhadap Rektor Untag Surabaya berikut jajaran dosen dan tenaga pendidikan yang telah bekerja keras sehingga membawa Untag Surabaya hingga berada pada posisi saat ini.

“Saya percaya dan meyakini, kerja keras yang telah bapak/ibu lakukan dibawah pimpinan Bapak Rektor akan membawa Untag Surabaya lebih baik lagi,” jelas Subekti yang disambut tepuk tangan hadirin yang hadir.

Dalam kegiatan yang dihadiri Rektor dan jajarannya tersebut juga menghadirkan Dr KH M. Syukron Djazilan, MAg untuk menyampaikan hikmah halal bi halal. Pendakwah yang biasa mengisi acara di sebuah acara televisi lokal ini memberi pesan tentang pentingnya membangun cinta kasih.

Menurut Kiai Syukron, dalam membangun hubungan dengan sesama manusia harus dilandasi oleh rasa kasih. Mulai dari lingkungan keluarga, kampus dan masyarakat. Fenomena yang terjadi belakangan ini, lanjut Kiai Sukron menunjukkan betapa banyak masalah yang timbul ketika rasa kasih sayang tidak terbangun.

“Banyak istri berani dengan suami, atau anak berani dengan orang tua. Realitas itu bisa jadi karena tidak tumbuh rasa kasih dalam keluarga tersebut,” jelas Kiai Syukron .

Secara khusus kiai Syukron juga menyampaikan pesan bagaimana membangun hubungan di dalam kampus, antar sesama dosen, dengan pimpinan atau dengan mahasiswa agar dilandasi oleh sikap saling sayang.

“Kalau semua melandasi aktivitas dengan rasa kasih maka akan menciptakan lingkungan kerja yang damai dan menyejukkan,” jelas Kiai Syuron. [why]

Tags: