Komitmen Perpustakaan jadi Ruang Inklusi

Surabaya, Bhirawa
Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial, Perpusnas menyelenggarakan rangkaian kegiatan Peer Learning Meeting Regional batch 2.

Kegiatan bertemakan Menjadi Perpustakaan Inovatif dan Kreatif dengan CIEL (Creativity, Innovation, Entrepreneurship and Leadership) ini digelar pada tanggal 29-30 Agustus 2023 di Surabaya.

Ada berbagai pakar yang dihadirkan antara lain CEO Mark Plus, Jacky Mussry ; Pustakawan Ahli Utama Perpusnas, Deni Kurniadi dan Team Leader Konsultan Pendamping Erlyn Sulistyaningsih.

Pada sambutan pembukaannya, Pustakawan Ahli Utama Perpusnas Deni Kurniadi mengungkapkan bahwa Melalui kegiatan PLM ini kita harus menunjukkan komitmen dan dedikasi terhadap hadirnya perpustakaan sebagai ruang inklusi sosial yang berfokus pada peningkatan kualitas hidup masyarakat pengguna perpustakaan. 

“Tujuan diadakannya PLM Regional ini adalah untuk memfasilitasi proses self assessment setiap perpustakaan, mengetahui performa implementasi program sekaligus memberikan penguatan kreativitas, inovasi dan kemampuan komunikasi para pengelola perpustakaan,” ungkap Deni Kurniadi dalam rilis yang diterima, Jum’at (1/9/2023).

Dia menjelaskan dengan program ini Perpusnas akan terus bergerak untuk menjadikan perpustakaan sebagai ruang berbagi pengalaman, berlatih keterampilan dan kecakapan hidup, belajar secara kontekstual untuk menjadi masyarakat produktif, mandiri dan sejahtera.

“Perpusnas mempunyai Dana Alokasi Khusus yang diantaranya untuk membangun perpustakaan. Pada rangkaian kegiatan kedua yang diadakan di Surabaya, peserta PLM terdiri dari 17 provinsi, 74 kabupaten/kota, 244 desa/kelurahan,” ujarnya.

Dalam rangkaiannya, agenda pokok kegiatan PLM Regional antara lain, update capaian/keberhasilan TPBIS dari perpustakaan mitra program, testimoni kisah sukses penerima manfaat layanan perpustakaan.

“Selain itu ada berbagi topik-topik yang relevan dengan transfomasi perpustakaan, serta penyampaian materi penguatan kapasitas pengelola perpustakaan dari narasumber-narasumber yang ahli di bidangnya,” ujarnya.

Kemudian, perlu diketahui bahwa UNESCO mendorong pemerintah pusat dan daerah supaya secara aktif menyediakan pelayanan perpustakaan umum atas dasar persamaan akses bagi seluruh masyarakat, tanpa memandang usia, ras, jenis kelamin, agama, kebangsaan, bahasa, dan status sosial.

Sejak 2018 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) memiliki dan menjalankan Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS).

Kemudian hingga tahun 2022 lalu TPBIS ini telah mencakup 3.505 desa/kelurahan, 399 kabupaten/kota di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Program ini mendapat dukungan dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020 – 2024, Program Prioritas keempat (PP IV) yaitu : ‘Meningkatkan budaya literasi, inovasi dan kreativitas’.

Ini membuktikan bahwa Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) secara aktif telah berkontribusi besar dalam membangun masyarakat berpengetahuan dengan menyediakan akses informasi melalui layanan buku, perangkat IT seperti komputer dan internet serta melalui kegiatan pemberdayaan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. [geh]

Tags: