LPPM Untag Pamerkan 200 Produk dan Luaran Penelitian dan Pengmas

Salah satu produk hasil penelitian dan pengabdian masyarakat yang dilakukan dosen dan mahasiswa.

Surabaya, Bhirawa
Sebanyak 200 produk dan luaran Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Dosen dan Mahasiswa Tahun 2023 dipamerkan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Untag Surabaya di Gedung Graha Wiyata, Rabu (20/12).

Dari 20 Prodi S1 dan D3 di Untag Surabaya telah dihasilkan sejumlah 200 produk dan luaran yang diwujudkan dalam bentuk 91 poster, 21 produk prototipe, 43 penelitian yang dipublikasikan pada jurnal internasional bereputasi.

Kemudian lima alat peraga edukasi, sepuluh film, 26 video, tiga aplikasi, dan satu modul.

Rektor Untag Surabaya Prof Dr Mulyanto Nugroho menyampaikan kebanggaannya kepada mahasiswa dan dosen yang berkontribusi dalam memeriahkan pameran itu.

“Semoga titik awal ini menjadikan kebangkitan untuk meningkatkan kualitas hasil penelitian dan pengabdian Untag Surabaya kepada masyarakat,” ujar Prof Nugroho.

Ketua LPPM Untag Surabaya Aris Heri Andriawan mengatakan rencana di tahun depan menghadirkan pihak perusahaan untuk meningkatkan peluang kemitraan.

“Tujuannya agar mempertemukan business matching antara Untag Surabaya dan perusahaan luar,” katanya.

KKN menjadi salah satu bagian dari kegiatan pengabdian dan salah satu ketua kelompok reguler periode semester ganjil tahun 2023.

Sementara itu, mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Ferdy El Saputra Firdausy mengatakan luaran dan kegiatan yang dihasilkan di Desa Kesimantengah, Pacet, Mojokerto sebagai penghasil komoditas jagung.

“Pada saat kami survei menemukan banyak limbah produksi jagung yang terbengkalai dan tidak dimanfaatkan. Karena itu, kami mengolah limbah itu menjadi berbagai produk inovatif seperti pudding, popcorn, marling jagung menjadi briket atau arang yang bisa digunakan pelaku usaha di sekitar desa,” jelasnya.

Ketua Kelompok KKN R14 Untag Surabaya Nabilatul Wafiroh mengatakan berbagai produk unggulan dari olahan buah rambutan.

Rambutan merupakan komoditas utama di desa Bakalan, Pacet maka dia dan timnya menggodok bagian dari buah rambutan yang bisa diproduksi.

Setelah riset dan mempelajari beberapa tahapan pengolahan buah rambutan, akhirnya Nabilatul dan timnya sepakat untuk memanfaatkan buah rambutan menjadi manisan dan sirup, sedangkan bijinya diolah menjadi makanan ringan. Proses pengolahan biji rambutannya pun tidak mudah.

Biji rambutan harus disangrai terlebih dahulu supaya kulit putihnya mengelupas. Kemudian digoreng dengan teknik khusus supaya tekstur biji rambutan menjadi tender alias lembut.

Uniknya, setelah diproses, biji rambutan ini mempunyai wujud yang mirip dengan kacang, banyak yang mengira awalnya ini adalah kacang, padahal memang olahan dari biji rambutan.

“Dengan adanya potensi besar sebagai penghasil buah rambutan di Desa Bakalan, Pacet, Mojokerto.

Kami memiliki berbagai olahan produk unggulan dari buah rambutan seperti, sirup rambutan, manisan rambutan dan camilan dari biji rambutan sehingga nanti harapannya ini bisa dimanfaatkan oleh warga,” beber Nabilatul. [ina.why]

Tags: