Malas Pangkal Sukses

Oleh :
Ahmad Fatoni
Dosen Pendidikan Bahasa Arab UMM

Suatu waktu, Bill Gates berujar, “Saya lebih memilih orang yang malas untuk melakukan pekerjaan yang sulit. Orang yang malas akan menemukan cara termudah untuk melakukannya.” Bagi miliarder dan ketua non-eksekutif pada Microsoft itu, mempekerjakan orang yang malas setidaknya akan menemukan cara yang lebih efektif untuk menyelesaikan pekerjaan yang rumit.

Dalam dunia pemrograman komputer yang digeluti Bill Gates, dia telah merekrut banyak programmer. Ada programmer yang suka berbelit-belit menulis coding dan membutuhkan 10.000 baris kode pemrograman untuk membuat program A. Apa yang dilakukan programmer tersebut tidak salah sebab setiap programmer memiliki ‘gaya’ penulisan yang berbeda. Bagaimana misalnya ada programmer lain berhasil membuat aplikasi A yang sama atau justru lebih superior dengan cukup menulis 500 baris kode pemrograman?

Maksud dari kutipan Bill Gates di atas tetap merujuk ke orang-orang yang cekatan dalam bekerja dan efektif dalam bertindak. Lantas, buat apa repot-repot menulis 10.000 baris kode yang tidak efektif serta rakus memori, sementara dengan menulis 500 baris kode saja sudah bisa menghasilkan aplikasi yang stabil dan sesuai dengan kebutuhan klien. Begitulah kiranya orang ‘malas’ versi Bill Gates.

Orang-orang malas menurut Bill Gates adalah mereka yang memiliki kecerdasan tingkat tinggi. Cara-cara sederhana yang mereka lakukan dikarenakan enggan mengeluarkan tenaga ekstra untuk bekerja penuh keribetan. Pikiran mereka senyatanya sangat cerdik sehingga masalah serumit apapun dapat disederhanakan. Dalam keyakinan Bill Gates, orang malas cenderung akan mencari jalan yang lebih mudah atau jalan yang lebih cepat untuk menyelesaikan apapun masalahanya.

Dalam konteks yang lebih luas, orang malas selalu memiliki trik untuk membuat segala sesuatu tampak sangat mudah. Mereka tidak akan selalu melakukan langkah pertama untuk tugas apa pun yang diberikan, tetapi pada akhirnya mereka selalu memiliki solusi termudah untuk menyelesaikan masalah. Mereka memahami betul bagaimana mendapatkan suatu keberhasilan dengan sedikit usaha.

Selain itu, cara pandang orang yang malas berbeda dengan orang-orang pada umumnya. Orang yang malas akan selalu melihat bahwa seolah-olah orang lain selalu bekerja secara berlebihan. Sementara mereka akan melakukan hal-hal di menit-menit terakhir dan tidak merasa terlambat. Sebagian besar dari mereka sering memunculkan dengan ide cemerlang yang membuat orang lain berdecak kagum.

Setuju atau tidak, jangan pernah menganggap orang malas tak bisa berbuat apa-apa. Justru mereka akan menemukan jalan yang unik bagi hidup mereka sendiri. Sangat boleh jadi, kesuksesan mereka tertinggal sesaat dengan orang lain. Namun pada akhirnya, di waktu yang sama, mereka malah mendapatkan hasil yang maksimal bahkan bisa melampaui kesuksesan orang yang tidak malas.

Bukan Malas Asal-asalan
Malas yang dimaksud Bill Gates tentu sangat sangat kondisional, bukan sekedar malas mengerjakan sesuatu hingga melewati batas waktu kapan harus menyelesaikan suatu pekerjaan. Definisi malas memang memiliki makna yang luas dan tergantung dari sisi mana orang memahaminya. Jika seseorang hanya rebahan saja dan benar-benar bersantai seharian, ini contoh malas yang tidak benar. Malas itu wajar dan boleh, tetapi harus mengerti waktu kapan harus serius dan cerdas bertindak.

Sekadar contoh, seorang dokter yang malas memeriksa pasien secara prosedural karena yakin diagnosanya tepat tanpa perlu pengecekan lebih lanjut. Malas semacam ini akan menjadi sesuatu yang berbahaya. Contoh lainnya seperti pengedara sepeda motor yang malas memakai helm yang standar di jalan raya umum dengan alasan sudah terbiasa tidak menggunakan helm. Gak bahaya ta? Jawabannya: sangat berbahaya jika mengalami kecelakaan lalu lintas dan dapat berakibat fatal bagi keselamatan dirinya.

Pengertian malas yang dimaksud Bill Gates di awal artikel ini erat kaitannya dengan efisiensi dan efektivitas dalam bekerja. Orang malas cenderung memiliki pemikiran yang terstruktur dan inovatif. Mereka lebih siap menghadapi tantangan karena tidak mudah tertekan dan berpikir santai. Mereka cukup kreatif karena memiliki jalan pintas tersendiri saat menghadapi hal-hal yang sulit. Orang malas model begini memiliki peluang besar untuk menjadi sukses.

Orang malas enggan melakukan hal-hal merepotkan seperti aktivitas yang melibatkan fisik. Orang malas lebih menyukai sesuatu yang berhubungan dengan logika. Itulah mengapa orang malas dianggap lebih cerdas dibanding orang yang rajin. Mungkin, Bill Gates lebih menyukai orang malas tersebab mereka memiliki kemampuan yang bagus dalam melakukan problem solving.

Tak heran bila banyak orang yang sesungguhnya cerdas, tetapi cenderung pemalas sehingga mereka memikirkan bagaimana cara agar berbagai hal lebih mudah dilakukan. Intinya mereka tetap fokus dalam berpikir. Maka tidak benar jika ada orang melakukan pembenaran atas sikap bermalas-malasan, tanpa berbuat apa-apa.

Benda berupa laptop portable seperti yang ada sekarang bukan hanya karena penemunya malas bila harus memanggul model computer generasi awal yang memiliki bobot 30 ton, Panjang 30 M, dan tinggi 2,4 M. Jika penemu laptop adalah orang pemalas, dia tidak akan mau buang-buang waktu untuk mendesain laptop yang tipis dan bisa dipangku. Laptop itu dibuat jelas bertolak dari pemikiran, bukan kemalasan. Walhasil, jika kita sering menjumpai orang malas yang begitu pintar, tidak berarti kita otomatis menjadi pintar dengan hanya bermalas-malasan.

———— *** ————–

Rate this article!
Malas Pangkal Sukses,5 / 5 ( 1votes )
Tags: