MAN Surabaya Berlakukan PJJ, Usai 63 Siswa dan Guru Positif Covid-19

Suasana ruang kelas MAN Surabaya setelah PTM dihentikan sementara usai 61 siswa dan guru dinyatakan positif Covid 19.

Surabaya, Bhirawa
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Surabaya kembali memberlakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Ini dilakukan usai 63 orang yang terdiri dari 58 siswa dan lima guru dinyatakan positif Covid 19 dari hasil swab PCR yang dilakukan Puskesmas setempat dan Satgas Covid 19 Kecamatan.
Menurut Kepala MAN Surabaya, Fathorrakhman, dinyatakannya puluhan orang yang posirif Covid 19 itu bermula, saat seorang wali murid menghubungi sekolah untuk mengatakan jika anaknya sakit dan positif Covid 19. Sebagai tindak lanjut, sekolah kemudian memberlakukan tes swab PCR satu kelas, yakni 12 MIPA 6. Dari hasil tes PCR, ditemukan 15 siswa positif Covid 19 dan dua guru.
“Hari Kamis ada siswa yang dinyatakan positif. Orangtua mengabari ke sekolah. Kami komunikasi dengan Puskesmas setempat dan Satgas Covid 19. Dari satu kelas yang di swab PCR pada hari Jumat (28/1), 15 siswa dan dua guru dinyatakan positif,” ujarnya ditemui Bhirawa, Rabu (2/2).
Tak cukup disitu, Senin (31/1), sekolah kembali memberlakukan tes swab PCR untuk siswa kelas 12 secara keseluruhan yang berjumlah 363 siswa juga kepada 25 guru dan karyawan. Dari hasil ini, ditemukan 46 orang positif Covid 19.
“Saya koordinasi dengan pihak Satgas Covid 19 dan Puskesmas. Kami kirim surat ke orangtua untuk kelas X dan XI agar menggelar pembelajaran Daring. Siswa juga diminta tidak boleh kemana – mana. Bagi yang positif beberapa diantaranya isolasi di Asrama Haji, dan melakukan isolasi mandiri,” terangnya.
Pihak sekolah pun berkoordinasi dengan Asrama Haji Sukolilo, sehingha sebanyak 11 siswa Bisa dirawat dengan pengawasan tenaga medis. Fatur mengaku, saat ini kondisi siswa telah membaik dan empat, diantaranya telah pulang untuk menjalani perawatan lebih lanjut dirumah. Sedangkan siswa dan guru yang memilih menjalankan isolasi mandiri di rumah dikabarkan kondisinya juga terus membaik.
Dikatakan Fatur sapaan akrabnya, sebelum proses PTM dilakukan, seluruh siswa dan guru telah divaksin lengkap. Karenanya ia tidak menduga jika jumlah orang yang dinyatakan positif dilingkungan sekolahnya cukup banyak. Dari gejala beberapa siswa dan guru menunjukkan gejala yang ringan. Seperti demam dan batuk.
“Dikiranya hanya demam biasa. Tapi setelah tes swab PCR kok positif, akhirnya kita segera isolasi,” tambahnya.
Hingga kini, lanjut Fatur untuk keselamatan bersama seluruh Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dialihkan ke pembelajaran Daring. Model pembelajaran ini akan digunakan hingga Senin (7/2) mendatang, sembari melihat perkembangan. Rencananya PTM akan kembali dimulai pada 7 Februari dengan tes swab PCR ulang terlebih dahulu untuk memastikan pembelajaran aman dilakukan.
“Jika nanti digelar PTM kembali, kami akan buat model blanded learning dengan sistem bertahap,” tandasnya. [ina]

Tags: