Maret 2019, Inflasi Provinsi Jatim Alami Kenaikan 0,16 Persen

Kepala BPS Jatim melalui Kabid Statistik Distribusi, Satriyo Wibowo saat menyampaikan rilis terkait inflasi Jatim, di Kantor BPS Jatim, Surabaya, kemarin.

Pemprov Jatim, Bhirawa
Pemantauan terhadap perubahan harga selama bulan Maret 2019 di 8 kota IHK Jawa Timur menunjukkan adanya kenaikan harga di sebagian besar komoditas yang dipantau. Hal ini mendorong terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 0,16 persen yaitu dari 134,02 pada bulan Februari 2019 menjadi 134,24 pada bulan Maret 2019.
Inflasi Maret 2019 lebih tinggi jika dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun 2018, dimana pada bulan Maret 2018 mengalami inflasisebesar 0,06 persen. Apabila dilihat trend musiman setiap bulan Maret selama sepuluh tahun terakhir (2010-2019), terjadi tiga kali deflasi dan tujuh kali inflasi.
Kepala BPS Jatim melalui Kabid Statistik Distribusi, Satriyo Wibowo menyampaikan, pada bulan Maret 2019 dari tujuh kelompok pengeluaran, enam kelompok mengalami inflasi dan satu kelompok mengalami deflasi. Inflasi tertinggi adalah kelompok Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan sebesar 0,55 persen, diikuti kelompok Kesehatan sebesar 0,36 persen, kelompok Sandang sebesar 0,27 persen, kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau sebesar 0,24 persen.
Dilanjutkan, kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar dan kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olah raga masing-masing sebesar 0,02 persen. “Sedangkan kelompok yang mengalami deflasi adalah kelompok Bahan Makanan yaitu sebesar 0,08 persen,” kata dia, Senin (1/4).
Tiga komoditas utama yang mendorong terjadinya inflasi di bulan Maret 2019 ialah angkutan udara, bawang putih, dan bawangmerah. Setelah pada bulan sebelumnya mengalami deflasi, pada bulan Maret 2019 tarif angkutan udara mengalami kenaikan sehingga menjadi pendorong utama terjadinya inflasi di bulan Maret 2019.
Harga bawang putih dan bawang merah mengalami kenaikan pada bulan Maret disebabkan kurangnya pasokan yang ada di pasar. “Selain tiga komoditas utama pendorong inflasi di atas, komoditas lain mendorong terjadinya inflasi ialah pepaya, tarif kereta api, gula pasir, upah pembantu rumah tangga, nangka muda, emas perhiasan, dan parfum,” kata dia.
Selain komoditas-komoditas pendorong laju inflasi di atas, beberapa komoditas menjadi penghambat terjadinya inflasi di bulan Maret 2019 ini. Tiga komoditas utama yangmenghambat terjadinya inflasi ialah beras, daging ayam ras, dan mujair.
Harga beras mulai mengalami penurunan akibat mulainya musim panen di beberapa daerah penghasil beras. Komoditas lain yang juga mengalami penurunan harga adalah daging ayam ras dan mujair. Pada bulan sebelumnya, harga ikan mujair mengalami kenaikan dan menjadi salah satu faktor pendorong inflasi, namun pada bulan Maret, harganya berangsur turun sehingga turut menahan laju inflasi bulan ini. “Sedangkan komoditas lain yang menjadi penghambat inflasi ialah bensin, telur ayam ras, wortel, tongkol pindang, cumi-cumi, tarif listrik, dan jeruk,” ujarnya.
Satriyo juga menjelaskan, penghitungan angka inflasi di delapan kota IHK di Jawa Timur selama Maret 2019, lima kota mengalami inflasi dan tiga kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Malang yaitu mencapai 0,36 persen.
Selanjutnya, diikuti Banyuwangi sebesar 0,17 persen, Kediri sebesar 0,16 persen, Surabaya sebesar 0,15 persen, dan Madiun sebesar 0,14 persen. Sedangkan kota yang mengalami deflasi antara lain Probolinggo sebesar 0,12 persen, Sumenep sebesar 0,07 persen, dan Jember sebesar 0,06 persen.
Jika dibandingkan tingkat inflasi kalender (Januari – Maret) 2018 di 8 kota IHK Jawa Timur, sampai dengan bulan Maret 2019 Banyuwangi merupakan kota dengan inflasi tahun kalender tertinggi yaitumencapai 0,48 persen, sedangkan kota yangmengalami inflasi kalenderterendah adalah Probolinggo yang mengalami deflasi sebesar 0,14 persen.
Apabila dilakukan pengamatan terhadap sepuluh komoditas yang menjadi pendorong utama terjadinya inflasi di masing-masing kota IHK di Jawa Timur, maka dapat digambarkan sebagai berikut, untuk komoditas bawang putih menjadi pendorong utama terjadinya inflasi di semua kota IHK di Jawa Timur.
Kemudian komoditas bawang merah menjadi pendorong utama terjadinya inflasi di hampir semua kota IHK di Jawa Timur kecuali di Malang, dan Komoditas gula pasir putih menjadi pendorong utama terjadinya inflasi di Jember,Sumenep, Malang, dan Surabaya.
Sedangkan apabila dilakukan pengamatan terhadap sepuluh komoditas yang menjadi penghambat utama terjadinya inflasi di masing-masing kota IHK Jawa Timur, maka dapat digambarkan sebagai berikut, untuk komoditas daging ayam ras merupakan komoditas yang menjadi penghambat utama terjadinya inflasi di hampir semua kota IHK di Jawa Timur kecuali Malang.
Komoditas bensin menjadi penghambat utama terjadinya inflasi di hampir semua kota IHK di Jawa Timur kecuali di Sumenep, Komoditas telur ayam ras menjadi penghambat utama terjadinya inflasi di hampir semua kota IHK di Jawa Timur kecuali di Banyuwangi. Dan, komoditas wortel menjadi penghambat utama terjadinya inflasi di hampir semua kota IHK di Jawa Timur kecuali di Probolinggo. [rac]

Tags: