Masa Pandemi Tak Membuat Jasa Marga Berhenti Berinovasi

Tantangan utama PT Jasa Marga saat ini adalah dampak penurunan volume lalu lintas jalan tol akibat diberlakukannya kebijakan pembatasan mobilisasi untuk pencegahan penularan Covid-19.

Masa pandemi Covid-19 tidak membuat PT Jasa Marga (Persero) Tbk mengendorkan kinerjanya. Sebagai BUMN yang mengelola jalan tol, Jasa Marga melakukan upaya efisiensi, pengendalian beban usaha dan belanja modal, dan menyiapkan skema untuk menjaga likuiditas serta berbagai upaya lainnya. Tak cukup itu saja, Jasa Marga juga terus melakukan transformasi dan inovasi pada semua lini bisnis.

Wahyu Kuncoro, Wartawan Bhirawa

Direktur Utama Jasa Marga Subakti Syukur mengatakan tantangan utama perseroan hari ini adalah dampak penurunan volume lalu lintas yang cukup signifikan akibat diberlakukannya kebijakan pembatasan mobilisasi untuk pencegahan penularan Covid-19. Meski demikian, kata Subakti, Jasa Marga telah melakukan berbagai upaya untuk menjaga kinerja perseroan. Dari berbagai upaya tersebut jelas Subakti membawa dampak positif berupa capaian di kuartal tiga 2020, PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) membukukan laba bersih sebesar Rp157,6 miliar atau lebih baik dibanding dengan kinerja kuartal II-2020.
Subakti mengungkapkan bahwa pandemi Covid-19 dan penerapan kebijakan Work From Home (WFH) dan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di berbagai daerah turut berdampak pada bisnis perseroan dan peningkatan beban bunga seiring dengan pengoperasian jalan tol baru. Kemudian volume lalu lintas harian maupun pendapatan tol perseroan hingga kuartal III 2020 menurun Rp6,8 triliun atau 14,1% dari kuartal III Tahun 2019. Meski demikian, Subakti mengatakan, hasil tersebut lebih baik dibanding dengan kinerja kuartal II-2020 yang pada periode dimaksud, pendapatan tol turun 17,5% dari Kuartal II- 2019.
Sejalan dengan itu, EBITDA perseroan di kuartal III-2020 tercatat sebesar Rp4,2 triliun atau turun 17% bila dibanding dengan kuartal III-2019. Sementara total aset perseroan tercatat Rp103,5 triliun, tumbuh 3,8% dibanding kuartal III-2019 seiring dengan peningkatan progres penyelesaian jalan tol baru milik Jasa Marga. Asal tahu saja, setelah adanya pelonggaran PSBB kedua akhir September 2020 lalu, realisasi pendapatan tol perseroan mengalami peningkatan dari sebelumnya turun sekitar 20% pada awal implementasi PSBB kedua, menjadi sekitar 4,5% pada minggu kedua November 2020 bila dibanding dengan pendapatan tol normal sebelum kebijakan WFH dan PSBB diberlakukan.
Sementara pada sisi lain, inovasi disiapkan untuk mewujudkan visi Jasa Marga untuk menjadi perusahaan jalan tol terbesar nasional terbesar, terpercaya, dan berkesinambungan. Subakti mengakui, inovasi tersebut dibutuhkan karena tantangan ke depan yang akan dihadapi semakin berat. Terlebih, Subakti menuturkan, masa pandemi Covid-19 juga belum pasti kapan akan berakhir. Sementara untuk mendukung transformasi, Subakti mengatakan, Jasa Marga memaksimalkan pemanfaatan teknologi pada semua level dan lini bisnis. Singkatnya, tegas Subakti, Jasa Marga terus berinovasi dan bertransformasi menjadi perusahaan modern yang memegang kepemilikan jalan tol terbesar di Indonesia.
“Berbagai inovasi di bidang teknologi dan operasional jalan tol terus dikembangkan perseroan guna mewujudkan visi menjadi perusahaan jalan tol nasional terbesar, terpercaya, dan berkesinambungan,” pungkasnya.

Hadirkan Inovasi Berbasis Teknologi
Corporate Secretary Jasa Marga M. Agus Setiawan menyatakan, Jasa Marga terus mengedepankan berbagai upaya solutif untuk semua lini bisnis. Dalam usianya yang telah menginjak 43 Tahun, Jasa Marga telah menghadirkan sejumlah inovasi yang dibangun dan dikembangkan Roadster Jasa Marga, sebutan bagi para karyawan Jasa Marga Group, salah satunya di bidang Human Capital, untuk terus meningkatkan kompetensi dan kinerja Roadster Jasa Marga.
“Transformasi di bidang Human Capital dilakukan dengan meluncurkan Internet Of Things Laboratory sebagai pusat riset dan pengembangan inovasi untuk mendukung bisnis perusahaan di masa depan,” terang Agus dalam pernyataam resminya, Senin (1/3). Selain itu, Jasa Marga juga meluncurkan modul learning terbaru Gamification yaitu metode pembelajaran yang dikemas dalam bentuk game digital berupa snake ladder yang dikembangkan internal Roadster Jasa Marga.
Agus berharap, ke depan Roadster Jasa Marga selalu memiliki talenta terbaik dengan learning agility yang tinggi sebagai calon pemimpin masa depan, baik di Jasa Marga maupun di luar Jasa Marga Group.
Lebih lanjut, Agus mengatakan, Jasa Marga juga meluncurkan aplikasi Travoy 3.0 dan Jasa Marga Toll Road Command Center (JMTC) sebagai bentuk peningkatan pelayanan kepada pengguna jalan. Hal ini sebagai wujud komitmen Jasa Marga dalam melakukan continuous improvement dan inovasi di bidang teknologi.
Saat ini, kata dia, pengguna jalan dapat mengunduh aplikasi Travoy 3.0 yang berfungsi sebagai asisten digital untuk membuat perjalanan di jalan tol lebih aman dan nyaman dengan fitur daftar tarif tol, panic shake, travpost hingga derek online yang masih terus dikembangkan.
Traffic Information Center juga dikembangkam menjadi Command Center yang diberi nama JMTC sebagai pusat pengendali lalu lintas berbasis pada Intelligent Transportation System. Nantinya, melalui JMTC ini Jasa Marga akan berkoordinasi dengan para stakeholder (Korlantas Polri, Kementerian Perhubungan, dan Kementerian PUPR) untuk pengambilan keputusan rekayasa lalu lintas serta penegakan hukum berbasis IT di jalan tol.

Komitmen Jaga Mutu Layanan
Dikonfirmasi terpisah, anggota Ombudsman RI Alvin Lie meminta jajaran PT Jasa Marga untuk berkomitmen menjaga mutu layanan jalan tol.
“Layanan jalan tol sudah menjadi kebutuhan vital masyarakat, sehingga para pengelola jalan tol termasuk Jasa Marga harus memastikan mutu layanan tetap terjaga,” kata Alvin Lie saat dikonfirmasi Bhirawa lewat ponsel.
Selain terkait layanan, Ombudsman juga meminta agar keselamatan pengguna jalan tol juga menjadi perhatian serius.
“Pemasangan CCTV di sepanjang ruas jalan akan memberi rasa aman bagi para pengguna jalan, ” jelasnya lagi.
Ombudsman jelas Alvin, juga berharap Jasa Marga bisa koordinasi yang baik bersama Kementerian PUPR serta Badan Pengatur Jalan Tol, dapat terus terjalin dan menghasilkan sinergi yang saling mendukung dalam penyelesaian rencana pembangunan infrastruktur, khususnya jalan tol.
Secara khusus Alvin juga mengungkapkan perlunya menerapkan konsep jalan tol berkelanjutan meliputi beberapa indikator seperti kelancaran, kenyamanan, dan keselamatan, serta menilai layanan tempat istirahat dan pelayanan (rest area).
“Pengelolaan jalan tol yang berkelanjutan menjadi kunci untuk terus meningkatkan pelayanan kepada pengguna jalan, dan fungsi pendukung lainnya serta dapat menjadi etalase bagi perkembangan daerah di sekitarnya,” ujar Alvin Lie.

——— *** ——–

Tags: