MEA,Kab.Gresik Fasilitasi UMKM Lewat Pelatihan

Kolam ikan lele milik Nur Komari sebelum diolah menjadi produk olahan. [kerin ikanto/bhirawa]

Kolam ikan lele milik Nur Komari sebelum diolah menjadi produk olahan. [kerin ikanto/bhirawa]

Gresik, Bhirawa
Merasa produk warganya kalah bersaing dengan negara lain, Pemkab Gresik dalam hal ini Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan akan memfasilitasi UMKM dengan berbagai sertifikat dan pelatihan. Ini dilakukan jelang diberlakunnya MEA, yaitu pasar bebas.
Seperti dialami Nur Komari (32). Lekaki  asal Desa Tanjangawan, Kec Ujungpangkah, merasa bangga dan senang produknya bisa ikut  mengisi gerai pameran di Singapura  yang digelar Pemprov Jatim. Namun, dari sisi produksi, Komari yang mempunyai usaha produk olahan berbahan dasar ikan laut ini merasa ragu.
Keraguan pemilik produk bermerk Hamila Food ini terkait produk olehan yang berupa otak-otak, nugget, bakso ikan, kripik kulit ikan, abon lele dan produksi lainnya ternyata masih terdapat banyak kekurangan. Komari mengaku dari sisi kemasan, produknya masih kalah dari produk sejenis dari negara lain. Selain itu, beberapa persyaratan lain misalnya tak adanya barcode, merk yang terdaftar, serta sertifikat kesehatan dan sertifikat halal membuat Komari agak sedikit ragu. Namun, sayang selama ini Komari tak bisa memproduksi secara kontinyu. Dia hanya mendandalkan pesanan saja. ”Lumayan, dalam seminggu bisa menghasilkan produk rata-rata satu kwintal,” ujarnya.
Melihat kenyataan itu, Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gresik memfasilitasi keinginan  Komari beserta 45 orang pelaku UMKM lain di Desa Tanjangawan, Kec Ujungpangkah. Dengan menggandeng dari beberapa Instansi yaitu Dinas Kesehatan, PJB Gresik, PT Kelola Mina Laut memberikan semacam pelatihan standarisasi mutu industri..
Acara yang berlangsung di Balai Desa Tanjangawan sejak Senin (14/3) ini diikuti 45 pelaku UMKM desa setempat. Beberapa paket pelatihan mulai dari fasilitasi pemberian sertifikasi kesehatan, serta syarat syarat produksi sesuai standard kesehatan yang harus dilaksanakan para pelaku UMKM. Selain itu,  pelatihan juga pada pengemasan produk, pemasaran serta permodalan. ”Kami juga memfasilitasi untuk pengurusan berbagai perijinan. Hal ini penting, jelang berlakunya MEA kami harus mempersiapkan para UMKM,” ujar Kabid Perindustrian Ilmul Yaqien.
Selain memberikan pelatihan, tim dari Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kab Gresik juga meninjau tempat usaha  Komari. Beberapa peralatan, bahan, kemasan serta kolam ikan lele sebagai tempat penampungan ikan sementara sebelum diolah menjadi produk. [eri]

Tags: