Mengungkap Rencana Strategis Dispersip Situbondo

Sekretaris Dinas Perpustkaan dan Kearsipan Kabupaten Situbondo H Solikhan, saat menunjukkan deretan arsip sejarah Situbondo mulai zaman Belanda hingga zaman modern saat ini. [sawawi]

Sediakan Kemudahan Masyarakat Cari Fakta Sejarah dengan Visual dan Buku
Kabupaten Situbondo, Bhirawa
Pucuk pimpinan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten (Dispersip) Situbondo baru saja berganti. Mantan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadispendikbud) Kabupaten Situbondo, Akhmad Junaidi bersama Solikhan, mantan Sekretaris Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Situbondo didapuk bupati untuk menjadi orang pertama dan orang kedua di dispersip. Meski baru, dua pimpinan itu punya banyak program unggulan dibidang penataan kearsipan.
Kantor Dispersip Kabupaten Situbondo beberapa kali pindah tempat. Mulai dari Jalan Madura, Jalan PB Sudirman dan terakhir pindah di Jalan Kartini, Kelurahan Dawuhan, Kecamatan Kota Situbondo. Tempat kantor baru Dispersip ini berdampingan dengan pendopo Bupati Situbondo. Tempat kantor yang banyak memiliki catatan nilai sejarah kuno di Situbondo.
Pertama kali datang, tampak suasana kantor sedikit sepi. Hanya sejumlah staf yang ada di depan, tepat berada di ruang bacaan perpustakaan umum. Setelah bertanya ruang tempat kearsipan, ternyata terletak di ruang belakang yang berdampingan dengan ruang kantor Kepala Dinas, Akhmad Junaidi.
Setelah sedikit berbincang, dengan seizin Kepala Dispersip Situbondo, Solikhan mengajak ke tempat kearsipan milik Pemkab Situbondo. Disana tertata rapi mulai dari foto bupati pertama Situbondo hingga foto Bupati Dadang Wigiarto. Semua dipajang rapi. Solikhan dengan sabar dan telaten mengajak menunjukkan satu persatu dokumen sejarah milik Situbondo. “Ini bupati pertama Situbondo,” tegas mantan Plt Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Situbondo itu.
Solikhan bersama Kadis Akhmad Junaidi mengaku memiliki sejumlah rencana strategis dalam menata Dispersip Situbondo ke depan. Salah satu diantaranya adalah menata fakta-fakta sejarah agar bisa diungkap dengan mudah oleh masyarakat.
Pertama, jelas Solikhan, ia akan menata dengan metode visual dan kedua berupa penulisan buku mulai 1330-2021. “Sehingga nanti memiliki dokumen dukungan yang resmi jika ada suatu kemungkinan musibah terjadi dan sebab lain,” jelasnya.
Solikhan mengakui, dengan visualisasi sarana dokumen akan lebih aman untuk penyimpanan sebuah arsip. Apalagi selama ini program visual belum pernah diterapkan di Dinas Perputakaan dan Kearsipan Kabupaten Situbondo.
“Progra, ini sangat tepat sekali kalau bebentuk visual. Sebab selama ini masih belum diungkap fakta sejarah yag sebenarnya seperti apa. Untuk itu kami (Dinas Perpustakaan dan Kearsipan) akan mulai menata fakta sejarah mulai dari kepemimpinan jaman Belanda-hingga jaman modern saat ini,” paparnya.
Lebih detail Solikhan memaparkan, rencana yang akan dibangkitkan salah satunya adalah membuat sejarah dari wedono zaman Belanda hingga pembantu bupati sampai habis masa pemerintahan pembantu bupati. Sebab sampai saat ini pembantu bupati yang ada di Kecamatan Besuki itu masih tercatat dalam sejarah di kearsipan. “Ya memang masih ada yang belum terdokumentasi sampai saat ini. Diantaranya bentuk narasi sejarah Situbondo yang belum tertulis seperti apa sebenarnya,” jelasnya.
Agar terdokumentsi dengan baik, lanjut Solikhan, nanti pihaknya juga akan membukukan sejarah Situbondo sehingga masyarakat bisa melihat dengan gamblang mulai dari sejarah zaman Belanda hingga zaman sekarang ini. Kata Solikhan, temuan itu belum dapat diketahui secara jelas sehingga muncul keterlambatan atau karena alasan lain sehingga narasi Situbondo yang sebenarnya belum tertulis.
“Ya untuk memudahkan itu semua kami akan merubah dengan sistem digital atau online, sehingga masyarakat yang ingin mengetahui fakta sejarah tidak perlu lagi membuka buku tetapi cukup melalui visual/online,” beber mantan Sekcam Kendit itu.
Masih kata Solikhan, pihaknya juga memiliki rencana lain dengan melibatkan dukungan dari tim internal Dinas Perpustkaan dan Kearsipan terlebih dulu, sehingga bisa berkolaborasi dengan baik terkait Kearsipan. Tentunya, ulas dia, juga meminta dukungan dengan mitra mitra terbaik. Diantaranya, dari kalangan media elektronik, media cetak dan media lain. “Sehingga program dan rencana kami bisa berjalan dengan baik dan menghasilkan sesuatu yang terbaik,” tuturnya.
Program terakhir, lanjut Solikhan, pihaknya juga akan menggagas pengangkatan sejarah perbankan pertama kali yang ada di Kabupaten Situbondo. Mulai dari sejarah bank pertama hingga tumbuhnya bank bank baru berikut sejarah pembangunan bank pertama juga akan di tata dengan sarana visual. “Nanti biar hasilnya bagus kami akan mencoba meminta bantuan dana CSR perbankan yang ada di Kabupaten Situbondo,” pungkasnya. [sawawi]

Tags: