Menuju Asian Games 2023

Seluruh kontingen Indonesia yang berlaga pada Asian Games 2023 di Hangzhou, China, sukses meraih kemenangan. Timnas Sepakbola (diwakili U-24) kini berada di punak klasemen F. Bahkan Timnas Kriket putri, sudah masuk perempat final. Sebanyak 413 atlet telah diberangkatkan. Namun kontingen Indonesia tidak dibebani prestasi muluk-muluk. Cukup pada peringkat ke-12, dengan (minimal) 12 medali emas. Terutama pada Cabor andalan medali Olympiade (Angkat Besi, Bulu Tangkis, dan Panjat Tebing).

Presiden Jokowi coba merevisi target posisi peringkat dalam Asian Games 2023. Masuk 10 besar, lebih realistis. Karena Indonesia pernah menduduki peringkat ke-4, saat menjadi tuan rumah Asian Games 2018. Harus diakui, tidak mudah mengulang prestasi (posisi ke-4) jika tidak menjadi tuan rumah. Karena tuan rumah bisa mengajukan Cabor andalan, antara lain (saat itu) Pencak Silat. Indonesia sapu bersih 14 medali emas. China menjadi juara Umum ke-10 secara berturut-turut, sejak Asian Games 1982 di New Delhi.

Kontingen Indonesia telah sukses mengukir prestasi jumlah medali sepanjang zaman pada Asian Games ke-18. Indonesia memperoleh 31 emas, 24 perak, dan 43 perunggu. Menjadi pencapaian tertinggi Tim Merah Putih selama ikut serta di Asian Games. Cukup sulit diraih pada Asia Games mendatang, walau tidak mustahil. Diperlukan kerja keras, dan pola pembinaan sistemik Pelatnas, terutama program kesejahteraan atlet. Serta “ke-bersatu-an” KONI dan KOI.

Sukses penyelenggaraan, sebagai tuan rumah multi even olahraga paling meriah di Asia, dipuji di seluruh dunia. Bahkan disebut-sebut tak kalah dengan penyelenggaraan Olympiade. Bersyukur, sukses penyelenggaraan juga diikuti sukses prestasi. Menakjubkan! Kontingen Indonesia mencatat prestasi terbaik selama 50 tahun terakhir. Maka Asian Games ke-18, dapat dijadikan titik-tolak merangkai prestasi ke-olahraga-an level dunia.

Sejarah kesertaan Indonesia pada ajang Asian Games, lebih banyak nelangsa. Dimulai pada Asian Games tahun 1954 (Manila), yang paling nelangsa. Indonesia hanya meraih 3 perunggu. Nelangsa hampir sama terjadi lagi pada Asian Games New Delhi (1982) hanya meraih 5 perunggu. Padahal pada even sebelumnya (tahun 1978, di Bangkok) sudah diperoleh 8 emas, 7 perak dan 18 perunggu. Kedua Asian Games, berkait dengan gonjang-ganjing politik di dalam negeri.

Pada tahun 1954, Indonesia sibuk persiapan Pemilu pertama tahun 1955. Begitu pula Asian Games 1982, dilaksanakan bersamaan pemilu ketiga masa orde-baru. Ingat pula persiapan Asian Games ke-16 di Doha, 2010. Pelatnas terbengkalai karena bersamaan dengan persiapan pemilu legislatif dan pilpres (tahun 2009). Menyebabkan Indonesia terpuruk peringkat ke-22, meraih 20 medali (2 emas, 3 perak, 15 perunggu).

Posisi terbaik Indonesia, selain sebagai tuan rumah, terjadi pada Asian Games ke-6 di Bangkok (1970), peringkat ke-4. Juga Asian Games ke-7 di Teheran (1974), peringkat ke-5. Persiapan atlet Pelatnas tidak terganggu hajat politik nasional. Karena itu Asian Games ke-18 diajukan. Semula akan diselenggarakan 2019. Saat menjadi tuan rumah Asian Games 2018, juga sedang mempersiapkan Pemilu, dan Pilpres. Begitu pula saat ini, sedang hangat-hangatnya pencalonan Presiden, sekaligus Pemilu Legislatif. Bahkan akan disusul Pilkada pada November 2023.

Hajat politik nyaris tidak berpengaruh. Posisi terbaik Indonesia, selain sebagai tuan rumah, terjadi pada Asian Games ke-6 di Bangkok (1970). Tahun persiapan jelang Pemilu pertama Orde Baru, yang sangat riuh. Indonesia mampu menduduki peringkat ke-4. Prestasi Asian Games ke-18, sulit terulang. Namun telah nampak berbagai potensi baru. Angkat Besi, cabor akuatik, dan atletik, bisa menjadi harapan.

——— 000 ———

Rate this article!
Menuju Asian Games 2023,5 / 5 ( 1votes )
Tags: