Menyongsong Pendidikan yang Lebih Fleksibel

Oleh :
Hilal Nur Fuadi
Guru SMA Negeri 1 Gondang Bojonegoro

Setiap tanggal 2 Mei Bangsa Indonesia selalu memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Peringatan Hari Pendidikan Nasional ini ditetapkan melalui Keppres No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959.

Penetapan ini mengacu pada tanggal lahirnya Bapak Pendidikan Nasional yaitu Ki Hajar Dewantara yang lahir pada tanggal 2 Mei 1889 sekaligus sebagai bentu penghormatan atas dedikasi beliau terhadap perkembangan pendidikan di Indonesia.

Berbicara mengenai penyelenggaraan pendidikan di Indonesia, sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa dalam perjalanannya dunia pendidikan di Indonesia pernah mengalami pasang surut dan telah melalui serangkaian perjalanan panjang dengan segala romantika didalamnya.

Di masa lalu pendidikan kita pernah mengalami kejayaan dan bisa disebut menjadi salah satu yang terbaik dikawasan Asia Tenggara. Indikasi ini terlihat dari negara-negara kawasan ASEAN yang menjadikan pendidikan Indonesia sebagai acuan dalam mengembangkan pendidikan di negaranya.

Masih segar dalam ingatan kita bahwa di era tahun 1970-an Malaysia bahkan mendatangkan guru dari Indonesia untuk mendongkrak perkembangan pendidikan di negaranya. Indonesia juga menjadi salah satu destinasi favorit pertukaran pelajar di kawasan ASEAN saat itu.

Sebuah catatan sejarah dan pencapaian besar pendidikan negeri ini yang senantiasa kita rindukan bersama.

Seiring dengan perjalanan waktu perkembangan pendidikan di Indonesia mulai terkesan lambat dan stagnan sehingga perlahan namn pasti mulai dapat disusul oleh beberapa negara berkembang yang lain.

Berbagai permasalahan mendasar disinyalir menjadi pemicu lambatnya perkembangan pendidikan di Indonesia mulai dari rendahnya minat baca masyarakat hingga beberapa target yang melekat dalam dunia pendidikan seperti banyaknya cakupan Kompetensi Dasar yang harus dicapai oleh peserta didik, standarisasi kelulusan melalui Ujian Nasional hingga administrasi terlalu banyak justru menjadi beban tersendiri bagi murid maupun guru dalam upaya mengembangkan diri dan mengeksplorasi pengetahuan.

Sehingga menurut para ahli kondisi ini dianggap turut memberi andil terhadap lambannya perkembangan dunia pendidikan, sehingga para pelaku pendidikan seolah terbebani dan muncul sebuah stigma bahwa pendidikan Indonesia belum merdeka sepenuhnya.

Menyadari hal tersebut pemerintah melalui kementerian pendidikan kebudayaan riset dan teknologi berupaya untuk melakukan pembaharuan untuk meningkat mutu pendidikan dengan mengusung sebuah kurikulum yang disebut dengan Kurikulum Merdeka yang diharapkan mampu menghapus beban dunia pendidikan dan menjadikan pendidikan menjadi lebih fleksibel, menyenangkan serta mampu memenuhi dan mewujudkan kemerdekaan para pelaku pendidikan dalam berekspresi sesuai dengan bakat dan minatnya.

Salah satu langkah konkret yang diambil diantaranya adalah menghapuskan sistem Ujian Nasional (UN) dan mengganti dengan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM). Selama ini banyak yang menganggap bahwa Ujian Nasional adalah merupakan sebuah beban tersendiri terutama bagi peserta didik, karena nasib mereka selama 3 tahun belajar akan ditentukan melalui prosesi Ujian Nasional yang menjadi standar dan penentu kelulusan mereka dari sebuah jenjang pendidikan, namun saat ini sistem tersebut telah diganti dengan Asesmen yang tidak lagi menjadi penentu kelulusan, akan tetapi hasil asesmen nanti justru akan menjadi masukan dan referensi untuk melakukan evaluasi dan perbaikan selanjutnya.

Selain penghapusan Ujian Nasional, kurikulum merdeka juga menawarkan sistem pembelajaran yang lebih fleksibel karena kurikulum ini lebih sederhana tetapi lebih mendalam, artinya dalam kurikulum ini mata pelajaran yang diajarkan hanya mata pelajaran yang esensial saja, sehingga pembelajaran bisa lebih mendalam dan bermakna. Dengan itu diharapkan bisa meningkatkan kompetensi peserta didik dan menciptakan pembelajaran yang menyenangkan.

Selain itu, implementasi kurikulum ini juga memberikan kemerdekaan Peserta didik karena mereka diberi kebebasan untuk memilih kelompok mata pelajaran sesuai dengan minat serta bakatnya. Tidak hanya itu, setiap sekolah juga diberi kebebasan untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kondisi dan perkembangan peserta didiknya.

Kurikulum yang nantinya diharapkan juga lebih relevan dan interaktif karena salah satu pembelajaran yang ditekankan pada Kurikulum Merdeka adalah pembelajaran berbasis proyek, sehingga pembelajaran bisa berjalan interaktif. Pembelajaran semacam ini bisa meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik dan menumbuhkan perilaku yang mencerminkan Profil Pelajar Pancasila.

Implementasi kurikulum merdeka juga memiliki beberapa keunggulan baik bagi guru maupun murid sehingga mereka tidak lagi terjebak dalam sistem pendidikan yang cenderung dapat membelenggu kreatifitas mereka.

Keuntungan kurikulum ini bagi guru diantaranya : a) Guru bisa menentukan sendiri perangkat ajar yang sesuai dengan kondisi peserta didiknya; b) Guru lebih dekat dengan peserta didiknya melalui asesmen diagnostik nonkognitif; c) Guru menjadi lebih kreatif dan inovatif dan adaptif dengan perkembangan zaman. Sedangkan bagi murid, kurikulum ini cenderung lebih menyenangkan karena: a) Peserta didik tidak dipaksa untuk mempelajari mata pelajaran yang tidak disukainya. Mereka bisa memilih mata pelajaran apa yang ingin dipelajari dan sesuai dengan minat serta bakatnya; b) Pembelajaran terasa lebih menyenangkan karena disesuaikan dengan tingkat kompetensi peserta didik di setiap fase; c) Peserta didik tidak dipaksa atau diburu-buru untuk menguasai suatu mata pelajaran; d) Peserta didik akan terbiasa untuk menerapkan pola pikir kritis melalui pembelajaran berbasis proyek dengan melibatkan Profil Pelajar Pancasila.

Konsep merdeka belajar yang diusung kurikulum merdeka mengindikasikan bahwa pemerintah ingin mewujudkan prinsip kemerdekaan dalam belajar dan mengutamkan fleksibilitas dalam pendidikan sehingga guru dan murid bisa belajar sesuai dengan bakat dan minatnya.

Sehingga diharapkan rasa nyaman dalam melaksanakan proses pembelajaran nantinya dapat menjadi solusi dalam upaya meningkatkan mutu dan memajukan pendidikan di Indonesia.

Senada dengan tema peringatan hari pendidikan nasional tahun 2023 yaitu “Bergerak Bersama Semarakkan Merdeka Belajar”.

Terakhir, mari bersama-sama kita dukung program pemerintah untuk mewujudkan pembelajaran yang lebih fleksibel melalui implementasi kurikulum merdeka sehingga pendidikan Indonesia dapat berkembang dan menghasilkan output yang kompeten, kompetitif, kreatif, inovatif dan memiliki daya nalar kritis dan yang lebih penting adalah pendidikan Indonesia mampu menghasilkan insan pelajar yang berkarakter profil pelajar Pancasila.

————- *** ————-

Tags: