Meretas Prestasi Bola

Prestasi Timnas Garuda pada ajang Kualifikasi Piala Dunia 2026, dipuji banyak pengamat bola. Juga dinilai cumlaude oleh “gibol” (penggila bola). Seluruhnya, bertumpu pada kerja keras Timnas, yang dibawahkan oleh pelatih Shin Tae-yong (STY). Bukan pekerjaan yang sekali jadi. Melainkan proses Panjang selama 4 tahun. Keberhasilannya, diawali dengan gegap gempita menyambut Timnas U-22 setelah memenangi podium tertinggi SEA Games.

Bukan prestasi “kaleng-kaleng.” Bahkan bagai penglipur dahaga selama 32 tahun tidak merasakan juara sepakbola se-Asia Teggara. Timnas bermain “sempurna,” dengan memenangi seluruh (6 laga) pertandingan, sejak penyisihan grup hingga final. Menandakan Indonesia bisa bangkit dalam perburuan medali emas sepakbola. Terutama pada even khusus sepakbola piala AFF (ASEAN Football Federation). Dua bekas juara sepakbola SEA Games, Vietnam, dan Thailand, ditaklukkan.

Awal kinerja STY, kurang baik. Dimulai pada ajang Kualifikasi Piala Dunia 2022 (Zona Asia), pada tiga pertandingan tersisa. Skuad Evan Dimas dan kawan-kawan, harus mengakui keunggulan Vietnam 4-0. Kalah pula dari Uni Emirat Arab 5-0. Sejak itu, STY mulai memahami “ruh” persepakbolaan Indonesia. Harus dilakukan perbaikan. Hasilnya, pada Juni 2022, STY berhasil membawa Timnas Garuda lolos ke Piala Asia 2023. Menjadi catatan cemerlang, karena sudah ditunggu selama 16 tahun.

STY merombak pemain. Pada Piala Asia Qatar 2023, Timnas Indonesia mencatat rekor sebagai skuad termuda. Rata-rata usia pemain Timnas Garuda kurang dari 23 tahun (22,4 tahun). Walau terdapat pemain tertua, Jordi Amat (31 tahun). Namun terdapat pemain belia berusia 19 tahun (Marselino Ferdinan). STY bagai “memotong satu generasi.” Nama-nama kondang, seperti Alberto Goncalves, Rizky Pora, sampai Evan Dimas, dicoret, tidak nampak lagi di Timnas.

Muncul generasi baru pemain sepakbola. Antara lain Rizky Ridho (21 tahun), Pratama Arhan (22), Witan sulaiman (22), Egy Maulana Vikri (23), Ramadhan Sananta (21), serta Hokky Caraka (19) dan Marselino Ferdinan (19). Seluruhnya memiliki yang diasah secara oleh STY. Terutama mentalitas. Beberapa pemain juga di-naturalisasi dari luar negeri. Pemain pada klub professional di liga Eropa, yang dipanggil antara lain, Elkan Baggott (21), Justin Hubner (20), Ivar Jenner (20), Sandy Walsh dan Jordi Amat (31).

Terdapat “keunggulan utama” STY yang wajib diasah. Yakni, “lemparan ke dalam” kea rah kotak penalty. Bagai menjadi senjata yang ditakuti seluruh tim seantero Asia Tenggara. Pratama Arhan, telah mencatatkan asist melalui lemparan ke dalam paling cemerlang. Bakat yang sama juga dimiliki Robi Darwis (19 tahun), kini bermain di Persib, turut berjasa mengantar Timnas U-20 lolos ke Piala Asia 2023.

Prestasi Timnas yang dibawahkan STY, meliputi beberapa lapis usia. Pertama, Timnas senior, berhasil masuk 16 besar Piala Asia 2023. yang baru saja dikalahkan Australia (peingkat 23 FIFA). Setelah Timnas senior, menyusul pula Timnas U-20 dan U-23 berlaga di ajang Piala Asia. Sentuhan STY masih diharapkan membawa pengharapan Timnas U-23, pada April 2024. Tidak mudah, karena satu grup dengan tuan rumah Qatar.

Timnas Indonesia kini berada peringkat ke-135 pada ranking FIFA. Tetapi masih harus mengakui keunggulan Thailand (peringkat 101), dan Vietnam (peringkat 115). Pemerintah, dan PSSI bersama STY patut menerima “beban” meningkatkan daya juara Timnas. Pemerintah telah memiliki DBON (Desain Besar Olahraga Nasional). Termasuk pola pembinaan melalui pemberian bonus prestasi.

Sesuai roadmap PSSI mentarget bisa tampil pada Piala Dunia 2034, bercokol pada 10 besar peringkat FIFA.

——— 000 ———

Rate this article!
Meretas Prestasi Bola,5 / 5 ( 1votes )
Tags: